Soul 15 - [Fakta Kerajaan Vascelia]

Mulai dari awal
                                    

Perubahan emosi cepat terjadi diantara dua orang yang bertolak belakang.

"Itu mudah dilakukan Tuan Cain. "

"Yah, itu mudah! "

Ucapan dari seorang Lord Kijin yang terdengar meyakinkan. Dan satunya dari orang yang banyak tingkah namun terlihat sedikit saja meyakinkan.

Jeane dan Zepdis menutup mata mereka, ekspresi kuat seolah ingin mengeluarkan segala beban pikiran.

Sinar api menyelimuti tubuh Jeane, letupan kecil seperti kembang api perlahan menaiki ujung tanduknya yang panjang lalu turun dan menutup hingga di dahinya.

Cahaya biru seperti formula dalam mana, memenuhi bagian-bagian tubuh Zepdis, dari ujung ekor dan ujung telinga hewannya itu melebur di makan cahaya biru dan menghilang secara bersamaan.

Sekarang tampilan mereka benar seperti seorang manusia biasa. Aura dari Jeane sudah ditekan ke batas minimum dan tanduknya juga tidak ada di dahinya.

Dan Zepdis lebih seperti seorang pria yang kerjanya menjahili orang lain, dia tidak berubah sama sekali bahkan dari auranya sudah terlihat bahwa identiknya memang anak nakal. Tapi, karena telinga hewannya di ganti dengan telinga manusia biasa, wajahnya terlihat lebih segar.

"Bagaimana Tuan Cain? "

Jeane sepertinya sangat ingin pujian dari Cain, semangat membara terlihat dari gayanya, menggenggam erat kedua tangannya.

"Mmh... Kerja bagus, besok aku akan membawa kalian juga. Sekarang istirahatlah, bukankah kalian lelah karena dari kemarin terus bertarung melawan monster, bahkan kalian tak memberi ampun pada mereka... "

Jeane merasa tak puas karena ini. Namun, lain dengan Zepdis yang langsung menurut dan memutuskan tidur di dekat api unggun. Mengikuti ini, Jeane pun perlahan menurunkan tubuhnya dan ikut tidur.

Yah kali ini Cain benar jika mereka kurang beristirahat, karena kemarin dan hari ini pun Jeane dan Zepdis melawan monster-monster yang tinggal di dekat rawa dengan bentuk seperti kadal, dengan tanduk seperti banteng di kepalanya, dan memiliki sayap seperti serangga. Bahkan jumlahnya bukan lagi puluhan, jika dihitung sampai sekarang mungkin sudah ratusan.

Dan mereka tak membiarkanku ikut bertarung.

Mereka berdua melindungiku dan bertarung melindungi diri mereka sendiri. Padahal itu tidak baik, dan kenapa aku harus dilindungi seperti seorang pangeran dari negeri dongeng saja?

Mungkin, mereka hanya ingin membalas budi. Hanya itulah yang aku pikirkan, memangnya apa ada alasan lain selain ini? Kurasa tidak ada.

Yah, sebab mereka, kita sudah dapat banyak mayat dari monster dan juga dengan bantuan Skill, mayat monster dapat dipilah untuk dijual.

Mereka berdua sudah berjuang. Melihat mereka yang tidur, membuatku paham perasaan seorang Ibu. Apa aku Ibu? Tidak, mungkin ayah? Mengurus mereka membuatku terlihat seperti orang tua mereka.

Gugus bintang kali ini terlihat lebih terang, suara dari burung hantu, nada-nada kecil dari serangga melata malam, dedaunan yang ditiup lembut oleh angin sejuk.

Ah, Aku sudah terbiasa di dunia ini.

Dapat menggambarkan apa yang kurasakan sendiri, dihari pertama bahkan aku tidak tahu apa-apa dan seperti bocah baru lahir.

"Ah, bintang jatuh. "

Apa jika membuat permohonan pada bintang jatuh dapat dikabulkan?

Bukankah mempercayai ini sama saja seperti mempercayai adanya santa. Bahkan di umur yang masih kecil saja aku sudah tahu bahwa santa itu tidak pernah ada.

I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang