[1] People. ✓

People-09.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

   
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Vikent."Panggil Jivan.

Di sini ada Jivan, Artsa dan Vikent yang lagi berkumpul di kost-an. Chenlio lagi sibuk dengan musisinya beserta latihan vokalnya bersama Réynald. Arasta dan Jaevatio, mereka bertiga gak tau Arasta dan Jaevatio lagi berada dimana sekarang.

Chenlio yang merupakan sahabat paling dekatnya Arasta bahkan gak tau keberadaan Arasta. Arasta dan Jaevatio dari kemarin menghilang kayak di telan bumi.

Btw Vikent udah sembuh dari sakitnya dan udah pulang dari rumah sakit. Lagi pula si Vikent ini gak betah di rumah sakit, bau obat soalnya.

"Kenapa Ji?"Sahut Vikent sambil memainkan ponselnya.

"Teguh ngechat lo gak? Chat gue gak dibales soalnya."Balas Jivan khawatir. Teguh gak balas pesannya daritadi, mana udah di spam.

Vikent menggeleng. "Enggak. Coba deh tanya si Ilo."Ucapnya seraya memakan biskuit yang ada di toples.

Artsa menoleh. "Hah? Lio? Bukannya dia udah bilang gak tau keberadaan mereka bertiga?"

Vikent menjitak jidat Artsa. "Ilo, bukan Lio. Jakeilo maksud gue. Anak jurusan fisika, lebih tepatnya temennya si Teguh."

Artsa mengangguk-angguk. "Oh, gak kenal."

Vikent memutarkan bola matanya.

"Vikent. Lo ada nomor teleponnya Jakeilo gak? Gue aja gak tau dia yang mana."Ucap Jivan. Vikent menggaruk-garuk jidatnya.

"Oke, wait." Vikent mengambil ponselnya dan mengirim kontak Jakeilo ke Jivan. Bisa aja Vikent yang mengirimkan pesan langsung si Jakeilo, tapi dia ini malas.

Jivan mengangguk-angguk kepalanya.

Jivan mengernyit. Oh? Cepat juga responnya, dia kira Jakeilo bakal lama banget responnya kayak si Teguh atau temannya yang berada di jurusan matematika, Kyle.