People-04.

62 44 133
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

   
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

PLAK!

"DASAR ANAK GAK BERGUNA."

"BEBAN KELUARGA."

CTAK CTAK CTAK CTAK CTAK! (Suara cambukan gini bukan sih?).

"GAK TAU DIRI."

Kepala Chenlio dibanting kearah tembok, sakit banget. Untung dirinya gak sampai amnesia. Nahkan, disituasi begini masih aja mikirin yang kayak begituan.

"P-pa, cukup."Ucap Chenlio terbata saat melihat papanya ingin mencambuk dirinya lagi.

"Mati aja sana, kami gak butuh kamu."

Haha, mati ya?

Tubuh Chenlio mematung. Menatap kosong kearah depan dan melihat orang tuanya keluar dari gedung itu. Dirinya sempat melihat sang kakak menatap miris kearahnya dan pandangan matanya tampak meminta maaf kepadanya.

Sorry dek.. kakak gak bisa bantu kamu. Batin Réynald.

Iya, Réynald adalah kakaknya. Kakak tiri lebih tepatnya.

Tangan Arasta mengepal saat mendengar cerita Chenlio. Bahkan dia baru mengetahui kalau Réynald, si kakak tingkatnya ini adalah kakak tiri Chenlio.

Saat ini Chenlio dan Arasta sedang berada di UKS untuk mengobati punggung Chenlio yang bekas cambukan ini. Bahkan disini ada Jivan yang juga mendengar cerita Chenlio.

Arasta melipat kedua tangannya di dada. "Kenapa kakak tiri lo itu gak bantuin lo?"Tanyanya.

"Ada beberapa alasannya, Ras. Satu, dia mau coba membela Chenlio cuma gak bisa karena diancam sama orang tuanya. Dua, dia udah sempat bantu Chenlio tapi malah dia kena imbasnya dan berakibat memunculkan trauma di kepalanya, dia jadi gak mau bantu Chenlio lagi. Tiga, dia bener-bener gak peduli dengan Chenlio."Ini Jivan yang menjawab. Chenlio masih gak mau berbicara dulu.

"Dan buat lo Lio, lo kalau ada masalah jangan sungkan-sungkan buat cerita ke kita. Lo jangan dipendam sendiri, nanti yang ada bakal jadi stress dan ujung-ujungnya lo bakal overthinking."

"Overthinking itu jelas gak baik. Apalagi buat yang udah jadi kebiasaan overthinking. Lo kalau merasa ada yang salah sama diri atau mental lo sendiri, lo jangan sungkan buat datang ke psikolog atau psikiater untuk diperiksa secara profesional."

"Masalah tentang mental jangan diremehkan, ya. Lo jangan takut dianggap gila karena datang ke psikolog atau psikiater. Psikolog itu bukan hanya tempat untuk periksa bagi orang-orang yang gak waras, lagi."

"Tapi psikolog juga tempat orang periksa yang merasa mentalnya udah harus ditangani secara profesional. Mempunyai mental illness bukan berarti gila."

"Semangat Liooo."Ucap Jivan panjang lebar. Jiwa kedokterannya tadi langsung keluar aja.

Wah, gak sia-sia dia belajar bersusah payah di jurusan Psikologi.

"Gini Chen, lo jangan merasa jadi beban disini. Enggak, lo gak beban kok, bahkan lo jadi kayak matahari di sini. Sering banget buat ngehibur orang. Lo itu berharga, Chen."Ucap Jaevatio.

Tiba-tiba si Artsa bersama Jaevatio muncul dari depan pintu uks dan ikutan nimbrung. Tunggu, jadi mereka berdua menguping dong?

Gak ada Vikent di sini. Karena si Vikent pergi bekerja dan memilih untuk membolos kuliah.

[1] People. ✓Where stories live. Discover now