Bagian 5

5 0 0
                                    

Seperti mendengar petir menggelegar hingga membuat Zaskia tidak dapat mengatakan apapun. Rasanya tidak mungkin bila Fatih tega melakukan hal itu. Dia langsung teringat pada permintaan lelaki itu untuk tidak memercayai informasi tentang dirinya dari orang lain.

"Zaskia, kita sama-sama perempuan. Kamu pasti bisa ngerti perasaanku 'kan? Tolong batalkan pernikahan kalian! Aku gak mungkin sanggup berpisah dengan Fatih. Aku janji, kamu boleh minta apa aja asalkan dia jadi milikku." Cindy memohon dan mulai menitikkan air mata.

"Benarkah?! Kedengarannya menarik, tapi sayangnya aku sama sekali tidak tertarik. Aku sudah punya segalanya!" tegas Zaskia.

Masalah ini memang bisa saja dia manfaatkan untuk benar-benar membatalkan perjodohan. Namun, dirinya tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan. Sering kali yang terlihat benar itu salah dan yang salah justru terlihat benar.

Kemudian Zaskia balik bertanya, "Lalu menurut kamu, gimana perasaanku sekarang? Ketika ada seorang perempuan yang mengaku dihamili oleh calon suaminya, apa kamu bisa ngerti?"

Cindy mengedarkan pandangannya ke arah danau buatan yang cukup luas. Dihapusnya sisa-sisa air mata di kedua pipinya. Sebuah seringai tampak di wajah mulus itu. "Gak usah pura-pura! Aku tahu, kamu juga terpaksa 'kan mau dijodohkan?"

"Siapa bilang? Aku telah menyingkirkan banyak perempuan yang jadi sainganku. Sebaiknya, kamu juga harus bersiap!" sahut Zaskia menantang.

Cindy sedikit terkejut karena tawarannya ditolak ditambah peringatan dari gadis berkerudung hitam itu. "Wah, ternyata kamu menantangku! Aku sudah minta baik-baik. Jangan salahkan aku kalau sebentar lagi Fatih akan aku rebut kembali!"

"Baiklah. Kita lihat nanti siapa yang akan resmi menjadi Nyonya Alfatih Purnama. Permisi ya, Bumil!" pungkas Zaskia, lalu melangkah meninggalkan wanita itu.

Cindy menghentakkan kakinya dengan kesal. Hari ini terasa sungguh sial. Dengan susah payah dia berusaha menangis hingga memohon-mohon, ternyata tidak mudah merayu Fatih agar mau menikahinya. Apalagi melihat sikap sombong dari Zaskia yang benar-benar membuatnya muak.

Sesampainya di kamar, Zaskia melemparkan tas dengan asal. Hatinya dipenuhi rasa marah. Ingin sekali berkata kasar pada wanita tidak tahu diri itu, tetapi sekuat hati dia tahan. Kemudian, dia memandang bayangan di depan cermin dan membandingkan penampilannya dengan Cindy. Pikirannya begitu kacau. Mungkinkah seorang Fatih lebih menyukai Cindy? Bagaimana kalau calon suaminya itu akan lebih memilih menikahi Cindy dan membatalkan pernikahan mereka? Atau bagaimana jika seandainya Fatih diam-diam memiliki dua istri nantinya?

"Arrghhhh ... gak mungkinnnnn!" teriaknya dengan kencang.

Di saat seperti ini, hanya satu orang yang dapat membantunya. Zaskia segera mengambil ponsel, lalu mencari sebuah kontak yang akan dia hubungi. Saat hendak menekan tanda berwarna hijau, alarm bahaya di dalam otaknya seolah berbunyi dengan nyaring.

"Gak boleh! Aku gak boleh lagi minta bantuan Bams. Kak Arya pasti bakal marah besar!" Zaskia membatin. Dirinya kembali teringat pada masalah yang menjadi penyebab perjodohan ini, yaitu salah paham yang terjadi akibat hubungannya dengan Bams. Arya mengira adiknya itu berpacaran dengan lelaki yang sudah beberapa kali terlihat mengantarnya pulang. Padahal Zaskia telah menjelaskan berulang-ulang bahwa lelaki itu hanyalah sahabatnya sejak SMA. Walaupun sebenarnya Bams juga adalah mata-mata bayaran yang selalu diandalkan gadis itu untuk menyelidiki orang-orang yang menjadi targetnya.

Zaskia berjalan mondar-mandir di dalam kamar sambil memegangi ponsel. Dilema benar-benar menguasai hatinya. Tak lama, dia dikejutkan oleh getaran dan bunyi notifikasi yang masuk pada aplikasi chatting. Jantungnya kembali berdetak lebih cepat saat melihat nama pengirim pesan tersebut.

SKANDAL DENGAN MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang