Bagian 3

5 0 0
                                    


Suara klakson mobil yang baru saja parkir di depan rumah membuat Fatih terperanjat. Dia berjalan cepat ke arah jendela dan membuka sedikit tirai untuk melihat siapa yang datang.

"Huhhh ...." Fatih membuang napas lega sambil mengusap dada karena yang datang itu ternyata keluarga kecil kakaknya. Kemudian dia membuka pintu dan menyambut keponakan mungilnya.

"Rakha, gendong sama Om, yuk!" ajaknya sambil menghampiri bayi yang baru berumur sembilan bulan itu. Rakha yang digendong oleh Kharisma mengulurkan tangan seraya tertawa lucu memperlihatkan beberapa giginya yang baru tumbuh.

"Kalau belum mandi, jangan cium-cium Rakha ya!" ujar Rama yang berjalan di belakang istrinya. Fatih hanya mencibir, enggan meladeni kakak ipar sekaligus atasannya di kantor.

Aisyah yang sudah lama tidak bertemu dengan cucu kesayangannya itu pun segera menyambut kedatangan mereka. Bayi itu kini berpindah ke dalam pelukannya. Mereka mengobrol sambil sesekali menggoda Rakha. Suara tawanya membuat suasana menjadi semakin hangat.

Tiba-tiba terdengar suara bel yang nyaring. Rama berinisiatif untuk melihat siapa yang datang. Saat pintu terbuka, tampak seorang wanita yang sedang berdiri membelakanginya. Dia berdeham, membuat wanita itu sedikit terkejut dan berbalik.

"Hmm ... apa benar ini rumah Fatih?" tanyanya sedikit ragu. "Sa-saya mau bertemu dengannya. Sejak kemarin ... dia gak bisa dihubungi," lanjutnya terbata-bata.

Rama memperhatikan wanita itu dari atas ke bawah. Seseorang yang berpenampilan bak seorang artis dengan rambut bergelombang berwarna kecokelatan yang panjang terurai. Wajahnya dihias dengan make-up yang agak tebal. Selama mengenal Fatih, Rama tidak pernah melihatnya bergaul dengan wanita itu.

"Iya, benar. Masuklah!" ucap Rama dingin.

Kemudian dia kembali masuk ke ruang keluarga dan memanggil adik iparnya yang masih bercengkrama bersama Rakha.

"Tih, ada cewek yang nyariin tuh!" ujarnya saat menghampiri Fatih. Dia terus menatap wajah yang tampak begitu terkejut.

"Hati-hati ya! Sebentar lagi kamu mau nikah sama Zaskia, jangan terlalu dekat sama cewek lain!" Rama mengingatkan.

Fatih merasa jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Perasaannya mulai tidak enak dan curiga jika yang datang itu adalah ....

"Cindy?!" Ternyata dugaannya benar. Wanita cantik itu telah berdiri di belakang Rama dengan wajah pias.

"Kamu mau nikah sama siapa? Nanti gimana nasibku dan calon anak kita?" tanya Cindy lirih.

Seketika suasana menjadi hening. Fatih mengalihkan pandangan ke arah ibunya yang pasti mendengar ucapan Cindy. Ekspresi Aisyah sulit terbaca, hanya diam dan menatap lekat pada wanita itu.

Rama memberikan isyarat pada Kharisma untuk membawa anak mereka ke kamar. Perkataan Cindy juga membuatnya begitu kaget. Bagaimana bisa adik iparnya itu tega menghamili wanita lain, tetapi mau dijodohkan dengan Zaskia. Dia berusaha mengambil alih keadaan dengan menyuruh Cindy duduk dan menjelaskan maksud dari ucapannya tadi.

"Saya ke sini agar Fatih mau tanggung jawab dengan menikahi saya, Mas. Dia telah menghamili saya, tapi malah mau menikahi orang lain!" Cindy mulai berderai air mata. Dia pun menceritakan kronologi bagaimana mereka bisa tidur bersama malam itu.

"Bohong!" bentak Fatih memotong Cindy saat sedang bercerita. "Mas Rama, Bunda, jangan percaya cerita dia! Dia bohong, itu cuma karangan!" pintanya pada Rama dan Aisyah yang masih terus diam.

Karena merasa disudutkan, Cindy mengeluarkan beberapa lembar foto yang sama dengan yang sebelumnya dia tunjukkan pada Fatih. Dia memberikan semuanya pada Rama agar percaya bahwa mereka memang telah melewati kebersamaan itu.

SKANDAL DENGAN MANTANWo Geschichten leben. Entdecke jetzt