Bagian 2

6 1 0
                                    


"Jadi, cowok ganteng tadi itu calon suami lo, Zas?" tanya Fika memastikan. Raut wajahnya tampak kecewa. Sebenarnya saat pertama kali melihat Fatih, dia sungguh terpesona. Namun sayang, lelaki berkulit bersih itu ternyata merupakan tunangan rekan kerjanya.

Zaskia mengangguk lemah. Pikirannya masih berkelana. Entah kenapa dia merasa begitu kecewa saat tahu bahwa calon suaminya menerima panggilan telepon dari seorang wanita. Bukan hanya sekali, tetapi wanita itu kembali menghubungi walaupun Fatih sudah bilang akan menelepon balik usai makan siang. Yang lebih mengecewakan lagi baginya adalah ketika lelaki itu terlihat menghindar saat Zaskia menanyakan siapa Cindy.

"Zas, lo beruntung banget! Lo tahu gak 'tuh cowok ngigetin gue sama siapa?" Wanda ikut menanggapi.

Zaskia tampak berpikir sambil membayangkan wajah Fatih. "Hmm ... Taecyeon?" tebaknya.

Wanda dan Fika tertawa terbahak. "Halu banget sih lo! Kebanyakan nonton drakor! Hahaha," ujar Wanda sambil kembali tertawa.

"Kemarin gue abis nonton Toward Zero, jadi masih kebayang-bayang mukanya Taecyeon!" sahut gadis berlesung pipi itu yang menutupi perasaannya. Padahal ketika dia membayangkan wajah Fatih, hatinya kembali tidak tenang.

Wanda membuka media sosialnya, lalu mencari akun seorang teman yang sudah dia ikuti. "Kalau dari belakang, Fatih itu mirip Bams! Potongan rambut mereka sama," ucapnya sambil menunjukkan salah satu foto pada akun tersebut.

Fika merebut ponsel Wanda dan melihat-lihat foto yang diunggah pada akun milik Bams, lelaki yang menjadi sahabat Zaskia. Namun, dia tidak sependapat dengannya.

"Ngaco! Jelas lebih ganteng Fatih kali! Kalau kata calon istrinya mirip Taecyeon, kita maklumi aja, Wan. Namanya juga lagi jatuh cinta." Fika dan Wanda kembali tertawa meledek Zaskia.

Seorang pramusaji datang mengantarkan pesanan makan siang mereka. Semangkuk bakso komplit menjadi pilihan menu Zaskia. Dia menambahkan lima sendok sambal dan saus untuk memberikan rasa pedas yang sesuai dengan seleranya. Biasanya bakso dengan kuah pedas ini dia santap saat pikirannya sedang kacau. Tanpa menunggu lama, dia pun segera melahapnya.

"Btw, gue gak ngerti hubungan antara lo sama Pak Rama yang jadi direktur operasional itu gimana?" tanya Fika sebelum memasukkan sebuah bakso ke dalam mulutnya.

Zaskia tidak lekas menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Mulutnya benar-benar terasa panas hingga dikipas-kipas dengan tangan. Setelah menyingkirkan mangkuk bakso yang telah kosong, dia menyedot es jeruk pesanannya untuk mengurangi rasa pedas.

"Pak Rama itu kakak iparnya kakak gue. Dia juga kakak iparnya Fatih. Terus kalau gue nikah sama Fatih, maka istrinya Pak Rama adalah kakak ipar gue. Bisa dipahami gak?" jawabnya sambil menghapus keringat yang mengucur pada wajahnya.

Fika berusaha mencerna kalimat tersebut. Dia mengulanginya perlahan dengan menggerakkan jari telunjuk pada meja seolah sedang menggambarkan hubungan kekerabatan Rama.

"Duh, ribet amat itu iparannya! Udah, intinya mah nanti kalian jadi saudara deuh!" komentar Wanda yang baru saja menghabiskan baksonya.

Zaskia melirik ke arah layar ponselnya yang menyala. Ada sebuah notifikasi pesan pada aplikasi chatting-nya. Nama pengirim yang terpampang pada layar itu membuatnya ingin segera membaca pesan itu.

"Udah sampai kantor?"

Seulas senyuman terbentuk di wajahnya. Dengan cepat, Zaskia pun mengetik pesan balasan. Namun, sebelum memutuskan untuk mengirimnya, dia kembali menghapus semua tulisan yang sudah diketik dan hanya memberikan sebuah jawaban singkat.

SKANDAL DENGAN MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang