chapter 15. Who are you? 🌙⭐️

30K 4.2K 1.3K
                                    


chapter 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










chapter 15. Who are you? 🌙⭐️

-Untuk hari-hari yang aku lalui tanpa hadirmu-


"Meski tatapan tatapan tajam itu menyakitiku, namun aku bahagia bisa melihat keadaanmu yang baik-baik saja. Terima kasih, Antariksa. Terima kasih karena sudah bertahan."

Hari ini Vanila mulai bekerja di kafe 831 kopi. Selama bekerja ingatannya tidak luput tentang Antariksa. Ingatan bagaimana Antariksa memperlakukan gadis lain dengan begitu lembut di depan kedua matanya. Satu sisi ia merasa tenang melihat keadaan Antariksa yang baik-baik saja. Namun, di sisi yang lain hatinya terasa begitu sakit melihat Antariksa yang saat ini sudah menemukan gadis lain dalam hidupnya.

Antariksa kini sudah bahagia. Ia tidak boleh hadir kembali dalam hidupnya.

Vanila memandang layar ponselnya dengan sendu. Memandang wajah Antariksa yang terlihat bahagia di sampingnya. Kenangan itu sangat indah. Sangat indah untuk ditinggalkan. Tetapi, semakin sering ia larut dalam kenangan itu, rasa sakit akan muncul secara bertubi-tubi.

"Val, gue tinggal dulu, ya," ujar Nata yang terlihat buru-buru.

"Buru-buru banget, Nat," ujar Vanila.

"Cewek gue lagi rewel," ujar Nata, membuat Vanila tertawa.

"Oke, Nat,"jawab Vanila.

Sore itu pelanggan yang datang ke kafe semakin ramai. Baru hari pertama Vanila sudah bekerja dengan gesit. Ia berjalan menghampiri meja nomor dua belas dan memberikan buku menu kepada dua orang gadis yang duduk di sana.

"Inka, lo ngapain sih, ajak gue ke sini? Gerah tau!"

"Ya elah, Ra. Bawel banget deh, lo."

Vanila tertegun saat melihat sosok gadis yang wajahnya sangat tidak asing. Gadis itu adalah gadis yang bersama Antariksa saat di pantai. Gadis itu bernama Sora. Ya, Vanila tidak mungkin salah dengar. Dan satu gadis berambut pendek yang ada di hadapan Sora itu bernama Inka.

"Kak, saya pesan milk shake vanila satu, sama roti bakar keju satu ya," ujar Inka, ramah. Ia melirik ke arah Sora yang masih menatap buku menu sambil menggerutu. "Lo mau pesan apa, Ra?"

Sora berdecak, lalu memandang Vanila. "Yang enak di sini apa?"

Vanila berusaha untuk bersikap tenang. Bagaimana pun ia harus profesional dengan pekerjaannya. Dan satu lagi, sepertinya kekasih Antariksa ini tidak mengenalnya. "Untuk minum—"

"Ah, kelamaan! Gue pesan caramel macchiato satu, sama cinnamon roll satu," potong Sora.

"Baik, Kak. Saya ulang pesanannya ya, Kak. Satu milk shake vanila, satu porsi roti bakar keju, satu caram—"

"Inka, habis makan langsung cabut ya, nggak cozy banget di sini," potong Sora.

"Ra, jangan gitu, dong," ujar Inka, lalu menoleh ke arah Vanila. "Iya, Kak. Itu aja pesanannya, Kak. Makasih ya."

Antariksa 2: Hari tanpa kamu ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang