Akhir Sebuah Cerita

Start from the beginning
                                    

Kulihat pintu belakang terbuka lebar. Bergegas aku berlari ke sana. Namun, belum juga sampai, kakiku terasa berat sekali.

Kulihat ke bawah, ternyata Sosok Kakek Tua itu sedang memegang kakiku. Aku merapal doa, agar terbebas dari genggamannya. Berhasil!

"Mau ke mana kamu?" Seseorang memegang baju. Ternyata itu ibunya Risa.

"Lepaskan, Bu!" teriakku. "Tolong."

"Jangan teriak!" Ia memukul wajahku hingga aku tersungkur ke lantai. Kemudian menjambak rambutku.

"ARGH!" Aku menjerit kesakitan.

Tok! Tok!

Ada suara ketukan dari pintu depan. "Assalamualaikum!" ucap Seseorang dari luar.

"Risa! Liat itu siapa?" teriak Ibunya.

Risa berjalan ke luar kamar, kemudian mengintip dari balik jendela. "Warga, Bu," ucapnya.

"Argh, sial!"

"TOLONG!" teriakku.

"DIAM!" Ibunya Risa menutup mulutku dengan tangannya. Spontan, aku menggigit tangannya, kencang. Kemudian, ia membenturkan kepalaku ke lantai.

Pandanganku langsung berubah buram. Aku bisa merasakan darah yang mengalir di belakang kepalaku. Kucoba bangkit, tapi tubuh ini rasanya sudah tak bertenaga lagi.

"Mereka jalan ke pintu belakang, Bu."

Samar terlihat ibunya Risa mengambil sebilah pisau. "Jangan, Bu!" teriak Risa.

Kubaca dua kalimat syahadat, lalu memasrahkan semuanya pada Allah. Sebelum pandanganku berubah menjadi gelap.

_________

Perlahan, kesadaranku mulai pulih. Kubuka mata, lalu mengedarkan pandangan. Ternyata aku sudah berada di sebuah mobil. Terbaring di kursi tengah.

"Ayah sama ibu mana?" tanyaku saat menyadari hanya ada aku dan orang yang mengendarai mobil.

"Ayah kamu lagi ngurus Risa dan ibunya," balas Orang yang duduk di kursi pengemudi, sembari menoleh ke belakang. Om Edwin.

"Ini mau ke mana, Om?"

"Rumah sakit."

Aku melihat ke luar jendela. Kenapa jalannya malah menembus hutan. "Kenapa masuk ke hutan?" tanyaku, seraya bangkit.

"Ini jalan pintas." Om Edwin mengambil sebuah minuman dengan botol kaca. "Kamu minum dulu, biar gak terlalu lemes," ucapnya seraya menyerahkan padaku.

Kutatap minuman yang ada di tanganku. Lalu merapal doa yang diberikan Ustad Juned.

PRANG!

Tiba-tiba botol kaca itu pecah. Diikuti suara ledakan di luar. Seketika itu laju mobil menjadi tidak stabil, oleng ke kanan dan kiri.

DUAG!

Mobil menabrak pohon. Hinnga membuat tubuhku terlempar ke luar, menghantam kaca depan. Seketika itu, aku tak sadarkan diri.

RUMAH DUKUNWhere stories live. Discover now