15. The truth

79 4 1
                                    

"saat waktu nya sudah tepat, akan ku katakan yang sebenarnya. yang jelas bukan sekarang sayang, ayah sedang sibuk" jawab eun sang.

"kapan waktu yang ayah maksud, satu tahun lagi? atau tiga tahun lagi?" jenna benar benar tidak habis pikir dengan ayah nya yang selalu sibuk, bahkan berbicara di telfon dengan nya lima menit saja susah."

"sayang, kau tau ayah sibuk bukan? bersabar lah sebentar lagi, akan ayah ceritakan semua nya kepada mu oke?" bujuk eun sang.

"terserah saja, yang jelas aku akan menunggu nya" jenna langsung menutup panggilan telefon tersebut karena sudah kesal dengan ayah nya yang selalu memberi janji tapi jarang sekali ia tepati.

ia melempar benda pipih yang baru saja ia pakai untuk menghubungi ayah nya ke lantai dengan perasaan jengkel.

jenna langsung menggukung diri nya dengan selimut dan membiarkan diri nya pergi ke alam mimpi. sementara itu, di ruangan lain ada min jee yang sedang di marahi oleh majikan nya itu, eun sang. karena memberikan barang barang valerie kepada putri nya. 

"BELUM SAAT NYA !! aku sudah merencanakan itu dengan matang jadi jangan bertindak seolah kau ibu nya! kau hanya pembantu, sialan!!!!!" nafas nya semakin berat memikirkan bagaimana ia bisa mengatasi masalah ini.

"mm-maaf tuan, saya akan berusaha menjadi lebih baik lagi"

"kalau bukan karena jenna yang meminta mu ikut bersama nya sudah ku lenyap kan kau dari dulu. kau sudah terlalu banyak mengetahui sesuatu yang bukan urusanmu. akan ku beri satu kesempatan atau ibumu di busan yang akan jadi taruhan nya"

"MAAF PAK, saya akan bekerja dengan lebih baik lagi" min jee bergetar saat mendengar ibu nya yang menjadi taruhan nya kali ini.

telefon pun dimatikan se pihak oleh eun sang

sementara di seoul, eun sang sedang mengamuk di ruangan nya. ia membanting semua perabotan yang ada di meja kerja nya tanpa terkecuali hingga terpecah belah dengan suara suara teriakan yang frustasi

bagaimana bisa aku menjelaskan nya, sedangkan aku bukan ayah nya, dasar pembantu sialan tidak tahu di untung!! 

ia lalu meninggalkan ruangan nya dan segera turun ke lobby untuk pergi ke suatu tempat, di dalam lift ia hanya memikirkan bagaimana nasib nya nanti, ia menggaruk tengkuk nya gusar saat ini ia merasa dirinya sangat kacau

"tenang eun tae, kau bisa melewati ini seperti sebelum nya" sebelum pintu lift terbuka ia merapihan penampilan nya

ia pun sampai di lantai dasar dan saat pintu lift nya terbuka ia mendapati robby yang sudah babak belur di depan pintu dan langsung jatuh pingsan di depan nya, "ROBBY!!" 

eun tae atau eun sang palsu pun langsung meminta bantuan security untuk membantu memapah tubuh robby dan segera memasukan nya kedalam mobil kantor dan pergi menuju rumah sakit terdekat

entah apa lagi yang akan datang setelah ini batin eun tae

"setelah pak robby hilang tanpa kabar dari apartment nya ia baru muncul lagi hari ini setelah dua minggu, semua cctv di rumah nya sudah di hapus malam itu juga serta perempuan yang terakhir yang bersama nya sudah hilang entah kemana pak" ucap sekertaris pengganti setelah robby menghilang

"urus dia, saya akan pergi dahulu" ucap nya acuh dan pergi meninggalkan lobby kantor nya itu yang sudah menjadi ramai karena kedatangan robby.

eun tae memasuki mobil nya dengan gusar dan terburu buru, "antar aku ke markas di perbatasan, CEPAT!" ia mengigiti kuku.

rasa takut, gelisah, gusar, semua nya adaa pada dirinya saat ini. entah ancaman apa yang membuatnya seperti ini namun ia gusar.

membutuhkan waktu 2 jam untuk bisa sampai di markas itu karena jalur dan kondisi nya di dekat perbatasan, dan disaat yang sama hujan turun bersama petir.

ia memasuki gedung markas itu dan hanya ada sedikit orang, tidak seperti markas utama yang ramai dengan pegawai dan penjagaan yang ketat.

saat memasuki lift, ia memencet lantai 5 sedangkan gedung itu hanya memiliki 3 lantai.

lift nya turun ke bawah, ruang yang memang di pakai untuk menyimpan semua data dan berkas penting milik perusahaan Onwalk Company dan sistem dari maskas ini. dahulu nya markas ini adalah markas utama dan markas pertama milik eun sang yang memiliki tujuan untuk melindungi keluarga serta putri semata wayang nya itu.

namun untuk mencapai lantai 5, butuh sidik jari eun sang. selama ini eun tae keluar masuk dengan leluasa karena ia memiliki bentuk sidik jari yang sama dengan eun sang karena ia mentranplatasi jari eun sang ke jari nya.

eun tae berjalan mendekati lemari pendingin yang berada tepat di tengah ruangan, "lihat lah orang orang bodoh yang kau pekerjakan, sangat merepotkan. haruskan aku memusnahkan tubuh mu? atau aku jual saja? menurut mu aku harus memilih yang mana kakak?"

eun tae membuka pintu lemari es tersebut dan menggoyangkan tubuh yang berada d lemari es tersebut, "kenapa kau tidak menjawab ku? berani sekali kau sialan! bangun kau brengsek, BANGUN DAN CEPAT SELESAIKAN SEMUA MASALAH YANG KAU TUANGKAN DALAM HIDUP KU!" 

nafas nya ter engah engah dan keringat nya mulai bercucuran, "Maafkan aku kakak, aku tidak bermaksud untuk mengusik ketenangan mu" ucap nya dengan lembut kemudian terkekeh. "kira kira kalau putri mu melihat jasad mu yang dingin ini ekspresi apa yang ia tampilkan ya"

eun tae menjauh dari lemari es dan manatap kota seoul dari kejauhan melalui jendela besar di maarkas tersbut dengan keadaan nya yang berantakan.

dering telefon membuat nya tersadar dari lamunan nya, 

drrrttt drrtttt!!!!

tertera nama 'robby' di layar. sesaat ia langsung sadar akan kondisi robby yang ia tinggalkan di lobby kantor nya.

"tuan, segera kemari ada hal penting yang harus anda lihat sendiri" ucap robby

"2 jam, tunggu aku disana" telefon diputuskaan sepihak, eun tae tau betul kalau robby bilang ini penting pasti itu benar dan ia harus kesana sekarang.

sesampai nya di kantor setelah perjalanan dari markas perbatasan ke kantor ia segera menuju ke ruang kinik di kantor, tempat dimana robby berada.

pintu terbuka dan ia melihat robby terbaring dengan luka sayatan di dada nya yang aneh nya membentuk kata "dead". tidak ada luka yang mengancar organ vital ini semacam penyiksaan diri dan bertujuan untuk mengorek informasi.

"menurut dari riset dan pelacakan, tuan robby telah dibawa di dalam jet pribadi dan terus berada di atas ketinggian selama kurang lebih satu minggu dan selebih nya hanya tuan robby yang tahu karena akses tim untuk menemukan informasi lebih sudah mencapai limit." ucap salah satu tim disana.

eun tae menghampiri robby yang tengah di jahit dada nya oleh dokter disana, "katakan, wajah siapa saja yang kau lihat selama kau di culik robby" 

"hanya satu wajah yang ku kenal, dion" tanpa basa basi eun tae menugaskan semua tim nya untuk melacak keberadaan dion.

"berani mengusik artinya berani di usik."

.

.

.

.

 happy reading ya guys, maaf banget kalo update nya bisa lama banget 





ANTIDOTE • [정재현]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें