05. Kepedihan

Mulai dari awal
                                    

"Mah.... Memang siapa yang ada di dalam?" tanya Zahra masih berusaha berpikir positif.

"Iya, saya Ayahnya." ucap Agung membuat Zahra tak mengerti.

Anak dari mertuanya itu hanyalah satu yaitu suaminya Juna.

"Maksud Papah apa? Siapa yang ada di dalam? Anak Papah dan Mamah itu cuma Mas Juna. Dia tadi pamit ke kantor Pah. Mas Juna ada di kantor." ucap Zahra penuh ketakutan.

"Tenang Zahra, Mamah mohon." pinta Yulia. Tapi bahkan air mata Yulia juga tak dapat dia dia bendung.

"Maaf Bu, apa anda istri dari pak Juna?" tanya Pak Polisi.

"Iya.... Mana suami saya?" tanya Zahra penuh kepanikan.

"Suami anda pak Juna ada di dalam, beliau mengalami kecelakaan." ucap polisi itu.

"Pak anda bohong kan? Suami.saya baik-baik sajakan. Ini semua bohongkan? Mah Pah ini.bohongkan?" tanya Zahra dengan air mata yang mulai menggenangi matanya.

"Zahra Nak, sabar sayang. Mamah juga kaget denger kabar ini." ucap Yulia mencoba menenangkan Zahra.

"Ini memang berat Bu tapi suami anda mengalami kecelakaan di jalan raya karena sebuah mobil bak terbuka dari arah berlawanan yang mengalami kehilangan kendali dan menabrak mobil suami anda. Beliau saat ini sedang ditangani dan menjalani operasi. Bahkan supir mobil bak terbuka itu tak bisa diselamatkan. Keadaan Pak.Juna.juga cukup parah." jelas Polisi itu yang semakin membuat Nisa terpukul.

"Enggak..... Hiks. Mas Juna pasti baik-baik saja. Ini semua pasti cuma bohong, ini semua pasti mimpi." teriak Zahra dengan air mata mengalirnya.

Bahkan Zahta sampai menutup rapat mata dan menutup telinganya dengan kedua tangannya. Hingga pada akhirnya Zahra kehilangan kesadarannya.

"Zahra......" teriak Yulia dan Agung begitu panik melihat menantu mereka yang pingsan.

Mereka tau ini semua pasti sangat menyakitkan bagi Zahra. Apalagi keadaan Zahra yang sedang mengandung. Merekapun saat mendapatkan kabar dari polisi begitu kaget hingga bahkan menginginkan semua ini memang hanyalah mimpi semata.

🌼🌼🌼🌼🌼

Zahra dengan perlahan mendapatkan kesadarannya kembali. Saat dia membuka matanya sudah ada sang Bunda yang ada di pandangan matanya.

"Sayang.... Ada yang sakit Nak?" tanya Iren begitu khawatir.

Zahra awalnya masih merasa linglung, dia bahkan tak menjawab peetanyaan Bundanya. Zahra mencoba mengingat apa yang terjadi padanya hingga ingatan menyakitkan itu Zahra dapatkan kembali.

"Hiks...... Bunda. Mana suami Zahra? Mana Mas Juna?" tanya Zahra sambil menangis lalu seger bangun dari posisi tidurnya hingga pusing kembali menghampirinya hingga membuat Zahra limbung untung Iren sigap menahan tubuh sang putri.

"Tenang Zahra, operasi Juna sudah selsai. Suami kamu baik-baik saja, Juna bisa bertahan dia lelaki kuat. Nanti setelah Juna dipindahkan ke ruang rawat baru kita temui yah." bujuk Iren.

"Zahra mau liat Mas Juna sekarang juga Bunda." ucap Zahra lalu langsung turun dari brankar tempatnya duduk.

Baru saja Zahra akan membuka pintu ternyata sudah di dahului lebih dulu oleh Ayahnya, Seno.

"Kamu mau kemana Nak?" tanya Seno dengan lembut.

"Ayah..... Zahra mau ketemu Mas Juna. Zahra mohon, antar Zahra menemui suami Zahra. Hiks....." pinta Zahra dengan air matanya yang sudah jatuh dengan derasnya.

Seno bahkan menghapus air mata putri tersayangnya. Lalu Seno bawa sang putri ke dalam pekukannya hingga tangis Zahra semakin terdengar pilu.

"Menangislah sayang..... Setelah kamu tenang baru Ayah akan antar kamu menemui Juna." ucap Seno terus memeluk putrinya dan mengelus punggung Zahra yang bergetar karena menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri Yang Terlupakan (Jung Jaehyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang