"Sayang.. cobalah mengerti diriku aku tidak mau kehilangan dirimu, walaupun nanti kau mungkin meninggalkan anak kita.. a-aku tidak bisa merawatnya sendiri sayang.."

"Aku hidup itu membutuhkanmu.. apalagi anak.. dia pasti sangat membutuhkanmu.."

"Sayang itu tanggung jawab yang besar.. aku tidak bisa menjalani hal itu sendirian.."

"Aku takut, takut sayang.. kandungan pada lelaki itu sangat berisiko, di dunia ini lebih banyak yang gagal daripada yang berhasil.. gagal dalam artian salah satunya akan tiada atau bahkan dua duanya sekaligus sayang.."

"Sayang melahirkan pada laki laki juga akan sangat beresiko.. kau akan mempunyai bekas operasi di perut untuk seumur hidupmu, itu tidak bisa hilang sayang.."

"Jadi.. hentikan tangismu sayang.."

"Egois lah sedikit.. sayang"









"AKU TIDAK SELEMAH ITU YUTA!!!"

"AKU TIDAK TAKUT AKAN RESIKONYA!!"

"AKU TIDAK PEDULI!!"

"JIKA KAU TIDAK BISA MENERIMA KU.. KAU SAJA BERSIKAP LAH EGOIS SANA!! PILIH ORANG LAIN YANG TIDAK MEMILIKI RESIKO KEMATIAN YANG TINGGI SEPERTIKU INI!!"

"PILIH ORANG LAIN!! PILIH!! JIKA KAU TIDAK BISA MENERIMA HADIAH TUHAN UNTUKKU INI!! PERGI!! PERGI!!"

"PERGI!!"

"PERGI DAN LUPAKAN RENCANA PERNIKAHAN KITA!!!"






"T-tidak sayang.."

"TUTUP MULUTMU DAN PERGI DARI APARTMENT KU!!!"









Suara akibat bantingan pintu keras langsung terdengar begitu kalimat terkahir wiam terucap, yuta marah wiam pun.

Semuanya tengah berada di ego masing masing, antara mempertahankan atau melepaskan.

Mempertahankan kandungan untuk mempertahankan hubungan ini, melepaskan hubungan ini akan membuat kandungan wiam tetap bertahan.



"Hiks hiks.."


"A-anak buna hiks tidak boleh kenapa kenapa.. hiks hiks"










~








Telah lewat siang hari tak membuat kedua pasangan yang tengah duduk di ranjang mereka bangkit dan memulai kegiatan baru, mereka sedari tadi hanya berkutat dengan film film di layar kaca mereka.

Sang submisive nampak sudah kesal dia menyilangkan kedua tangannya di dada menjatuhkan kepala nya ke bahu si dominan, membebankan tubuhnya ke sang dominan.

"Hmmpp" dengkusnya kesal ia sudah sangat bosan!.

Setelah bangun tidur tadi mereka langsung memutuskan untuk membeli sarapan, setelahnya saat ia meminta izin untuk bekerja kepada si dominan.. dominannya melarang keras.

Tyaga kesal, sedari tadi mereka hanya nyemil dan menonton film. Sudah mau ke enam kali mereka berganti film ataupun series.

Tyaga telah lama tak bekerja untuk memantau toko peralatan rumah tangga miliknya, ya walaupun tetap mendapat pemasukan namun dia tidak mau terlalu mempercayakan toko warisan mendiang kedua orang tuanya kepada pegawainya.


"Jay!! Aku hanya ingin mengecek toko!! ihhh jahat kamu mah! Ngecek toko doang gak boleh padahal aku mau minta kamu buat nganterin."

"Yaudah ayo" Jayden bangkit meraih kunci motor nya dan juga topi miliknya.

Tyaga mengeryit kenapa tiba tiba langsung mau, tadi berkata tidak boleh dan katanya Jayden mager.

"Gak ganti baju kamu?"

"Mau pake baju apapun, yang ngelirik cuman kamu doang" jawab Jayden. "Udah sana ambil jaket sama maskernya aku tunggu di depan" sambung Jayden.



Tyaga bingung sekali dengan sikap plin plan Jayden hari ini, seperti ada yang aneh Jayden tidak biasanya plin plan seperti ini.. sangat aneh.



Keduanya tengah menikmati pemandangan jalanan kota menuju toko milik tyaga, keadaan ramai adalah yang hal biasa terlihat.

"oh aku baru tahu kalo ada taman baru disana? wah baru kah?" tanya tyaga. "ya mungkin, dua hari lalu aku lewat sini masih belum selesai tapi sekarang cepat sekali jadinya"

keduanya mengobrol dan menikmati jalanan sore sembari memakan makanan cepat saji yang mereka beli beberapa menit yang lalu.

"seminggu lebih gak lewat sini tu rasanya kaya udah banyak yang beda aja.. dulu di situ tu lapangan jay, dulu aku sering nyore ke situ sama ayah nemenin ayah mancing ikan dibelakang gedung itu bawahnya ada sungai gede tau kan? disitu.. sekarang udah jadi gedung perkantoran aja" oceh tyaga.

"hmm dulu aku juga pernah kesitu tapi pas udah jadi perusahaan dan bener pemandangan belakangnya sungai sayang banget airnya keruh kena efek dunia perkotaan" jayden berujar.

"ih padahal dulu aku pas nemenin ayah tu bersih banget!! sampe kita tu bisa liat dangkal sungainya" sahut tyaga.

"ya gitu yang efek perkotaan" kata jayden hal biasa saat mereka semobil berdua mengenang hal hal masa lalu, hal biasa dilakukan oleh sepasang kekasih.

namun mereka hanya hubungan pertemanan.



"oh iya, nanti mampir ke rumah itu lagi ya? aku kangen tau sama dia" ujar tyaga. ujaran itu membuat jayden menoleh sedikit heran dengan permintan temannya namun jayden memilih untuk mengangguk sembari tersenyum hangat.

"nanti kalo disuruh nginep gimana?"



"heum? kamu kan bisa nolak.."









~



"STUPID! WHY DID YOU LET HIM OUT OF THE FUCK!!!"











 tbc.

FWB [Jaeyong]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ