Jeon Jungkook

0 0 0
                                    

Tanpa sadar aku masih menatap lenganku yang masih bertautan dengannya.
Aku melihatnya, dan dia terlihat gugup hingga melepaskan tautan tangan kami.
Kami? Apakah kata itu pantas? Ah, mungkin lebih Tepatnya aku dan dia.

"Ah, mian. Aku sangat lancang." ujarnya sedikit gugup dan memijat batang hidungnya.
"Euung" aku mengangguk.
"Bagaimapun, terima kasih"
"Ne?" nampaknya dia sedikit terkejut dengan jawabanku.
"Terima kasih sudah membantuku lepas dari pria jahat tadi"
"Ah, ya. Tenang saja itu bukan apa-apa. Kalau begitu aku duluan"
"Ah, ya." aku menganggukan kepala. Saat aku melihatnya semakin jauh tanpa sadar mataku masih tertuju padanya.
Siapa namanya dia lumayan tampan, huh pasti aku sudah gila untuk apa aku tahu namanya. Gumamku memukul kepalaku.

Aku segera memasuki ruang kelas yang tidak asing bagi kedua mataku. Pembelajaran segera dimulai. Aku memasang headset setelah yoon ssaem keluar kelas, orang-orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kalian tahu kan seperti pergi ke kantin, berkumpul dengan teman, maupun ke perpustakaan itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh mahasiswa. Berbeda denganku, aku lebih suka dikelas! Mendengarkan musik sambil memejamkan mata saat tanganku sudah siap menjadi menyangga kepala.
Jika kalian tanya apakah aku tidak lapar, tentu saja aku lapar. Aku juga manusia, tetapi aku tidak memiliki teman yang dekat denganku. Begitulah.

Entah mengapa pikiranku beralih, menuntunku untuk keluar kelas. Aku mulai berjalan dari koridor lantai dua kelasku, menyusurinya menuju balkon kampus. Balkon yang sedang ku pijakan ini adalah balkon yang bisa melihat lapangan basket dengan jelas, disini tidak banyak orang. Orang-orang hanya berlalu lalang saja dibalkon ini, karena mereka lebih memilih turun ke lapangan untuk menonton. Berbeda denganku.

Kali ini mata ku terbelalak melihat salah satu pria tim basket, aku mencoba mengingatnya karena ia seperti tidak asing.
Benar, pria itu! Dia pria yang menolong ku tadi pagi.
Aku melihat bajunya bertuliskan 'Jeon Jungkokk'
Ah, Jungkook namanya. Gumamku mengangguk. Lalu aku juga mendengar sorak penonton yang memanggil-manggil namanya.
Ya, dia memang tampan aku akui itu. Setelah aku mendengar para gadis memanggil-manggil namanya ku perhatikan ia menampilkan senyum selebar mungkin dan melambaikan tangan.

Heol, apa-apaan itu? Dia seperti idol saja. Aku memalingkan wajahku berniat untuk kembali ke kelas saja, namun saat aku duduk tidak sengaja aku mendengar obrolan temanku. 

"Kau tau jungkook?" suara temanku yang berambut ikal
"Tentu saja, dia sangat terkenal dikampus kita. Mahasiswa populer semester 5 yang selalu membawa penghargaan untuk mengharumkan nama universitas" kali ini gadis dengan rambut sebahu itu menjelaskan. Ternyata dia sunbae 1 tingkat diatasku.
"Benarkah? Waahh. Apa dia sudah punya pacar?" tanya temannya yang lain ikut bertanya.
"Entahlah! Sepertinya dia Bad boy. Dia memang senang digemari tapi saat didekati dia menghindar" jelas wanita dengan rambut sebahu.
"Ahh, sayang sekali." sampai situ aku tidak mendengar percakapan mereka lagi, kemudian wanita dengan rambut sebahu itu menghampiriku.

"Yoora-ya, kau di panggil Yoon ssaem diruangannya" aku mengernyitkan dahi. Ada apa? gumamku.
"Aku akan kesana, terima kasih" kemudian langkahku memasuki ruang Yoon ssaem.
Mataku terbelalak saat melihat sosok pria yang sedang berdiri menghadap Yoon ssaem.
Kemudian aku melangkah tepat bediri disamping pria ini kemudian aku membungkukan badan, aku dapat melihat Yoon ssaem mengangguk.
"Baiklah Karena Yoora sudah datang, silahkan kalian duduk" aku duduk disisi kirinya. Dia tidak melirikku sama sekali.
"Aku ingin memberitahukan bahwa dalam waktu dekat ini akan ada festival bagi beberapa universitas, tujuanku memanggil kalian kemari adalah aku minta kau Jeon Jungkook untuk menjadi captain ditim basketmu"
"Naega wae, Yoon ssaem?" kali ini dia angkat bicara.
"Karena Gilsuuk sudah berakhir masa jawabatannya" aku bisa melihat pria disampingku ini mengangguk. Aku bahkan hampir lupa bahwa Yoon ssaem selain menjadi dosen Pembimbing akademik di kelasku ia juga pelatih basket tentu saja dia berhak menentukan.
"Dan kau Yoora-ya"
"Ne, yoon ssaem?" kali ini Yoon ssaem melihat ke arahku.
"Aku mau kau mewakili kampus kita untuk mengikuti festival dalam bidang sastra" Jungkook melihat ke arahku, dia terlihat agak terkejut. Aku tidak tau apa yang membuatnya terkejut.
"Baik, yoon ssaem"
"Kalau begitu kalian bisa meninggalkan ruangan ini"
Kemudian aku dan Jungkook berdiri membungkukan badan dan mengatakan terima kasih.

Aku melangkah lebih dulu darinya.
Setelah kami Jungkook menutup pintu, kemudia dia memanggilku.
"Heii, neo" aku membalikan badan ke arahnya. Kemudian dia melangkah beberapa jengkal mendekatiku.
"Kau? Bukankah gadis pagi tadi yang didepan gerbang?" tanyanya memicingkan mata sambil menunjukku dengan jarinya. Kemudian aku menunjuk diriku sendiri.
"Aku? Ya. Benar!" aku tersenyum kikuk, namun dia masih dengan wajah datarnya.
"Pertemuan yang mengesankan! Aku Jeon Jungkook" dia mengulurkan tangannya.
Aku teringat pembicaraan teman-teman dikelas, katanya dia bad boy. Lalu kenapa dia mau berkenalan denganku?. Setelah itu aku meraih tangannya.
" Lee Yoora" ujarku singkat.
"Kelasmu dimana?"
"Gedung 4, lantai 2 ruang 4"
"4.2.4. Hmm aku disebrang gedung mu"
"Ne, sunbae"
"Jangan begitu, panggil saja Jungkook" aku hanya sedikit mengangguk sambil menatap lantai.
Berhubung ruangan yoon ssaem cukup jauh jadi aku dan Jungkook berjalan bersama, meski kami terpisah saat menuju kelas.

Papper HeartWhere stories live. Discover now