🍒DELAPAN🍒

Beginne am Anfang
                                    

"Kamu tu susah banget ya di kasih tau. Kan tadi udah dibilang jangan kemana-mana eh malah ngilang." Omel Vano. Sedangkan yang di omeli asik memakan biskuit.

"Kalo Abang Vano ga nemuin kamu tadi, bisa abis Abang Vano sama Bunda Ayah dan Papa Mama kamu nanti." Vano sedang meluapkan emosinya yang tertahan sedari tadi.

Naya masih asik memakan biskuit dalam toples bening yang berada di pangkuannya hingga abis.

"Kamu dengerin abang ngomong ga si Nay?" Vano menatap Naya serius.

Naya menatap balik Vano "Abang ngomong apa emang?" Naya bertanya dengan wajah polos dengan mata mengerjap berkali-kali.

Terlihat sangat menggemaskan bagi para pecinta anak kecil, namun tidak untuk Vano. Ia mengacak rambutnya frustasi, lelah menghadapi anak kecil seperti Naya ini. Sudah berbicara panjang lebar namun tidak di dengar oleh Naya, Vano sangat sangat lelah.

"Dah lah mau ngegame aja. Cape ngomong sama tembok."

"Ko Abang Vano ngomong sama tembok? ih Abang Vano udah gila ya." Naya menunjuk Vano dengan jari telunjuknya yang imut.

Vano pun masuk ke dalam dengan perasaan dongkol dan meninggalkan Naya yang berada di halaman depan.

Naya memandang bingung kepergian Vano lalu menyusul Vano ke dalam rumah.
"Abang Vano!" Panggil Naya saat melihat Vano tengah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Vano berhenti melangkah tapi tidak membalikkan badan.

"Hm" Jawab Vano dengan gumaman.

"Naya...minta maaf udah bikin kesel abang Vano." Ucap Naya lirih dengan kepala menunduk sambil tangan memilin bajunya menahan takut jika Vano mengomelinya dengan amarah sangat besar.

Vano balik badan dan menghadap ke arah Naya yang sedang menundukkan kepala. Vano tersenyum tipis lalu menghampiri Naya.

Sadar juga tu anak sambil tersenyum kecil.

Vano mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Naya yang mungil "Hei..tuan putri kecil abang Vano jangan nunduk dong kepalanya, mahkotanya ga boleh jatoh." Vano mengusap rambut Naya yang halus itu dengan lembut.

Naya menatap Vano lekat.
"Abang Vano udah maafin Naya kan?"
Vano menjawab dengan anggukan. Naya memeluk Vano erat sebentar lalu melepaskannya.

"Emm Naya mau es klim sama ciki dong bang. Naya mau jajan ke minimalket, temenin dong abang Vano." Pinta Naya.

"Yaudah abang beliin nanti, jam seginimah belum buka."

"Tapi Naya kaya nya ga beli itu doang deh. Naya mau beli banyak, boleh?" Pintanya dengan mata berbinar dan memohon.

Vano memutar kedua bola matanya malas "Ya ya beli sepuas kamu, tapi bayar pake duit kamu." Lalu Vano pergi meninggalkan Naya dan berjalan menuju kamarnya.

"Jahat banget si!" Teriak Naya namun Vano tidak menghiraukannya.

🍒🍒

"Hufttt.." helaan nafas berat keluar dari mulut Vano saat merabahkan diri di kasur.

"Emang dasar ya si Naya. Dia pasti ga niat minta maaf, buktinya malah minta jajan ke gue." Gerutu Vano kesal.

Ting~
Ting~
Ting~

Bunyi notif pesan masuk dari hp Vano, Vano pun mengambil hp nya di nakas dan membuka pesan masuk tersebut. Senyum terbit di wajah tampan Vano.

 Senyum terbit di wajah tampan Vano

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
ELVANOWo Geschichten leben. Entdecke jetzt