#02. Chance

306 53 46
                                    

🌟 Seonghwa x Hongjoong 🌟

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Pada malam itu Seonghwa bermimpi lagi. Untuk yang ke sekian kali dia kembali diperlihatkan pada momen saat Hongjoong berdiri di hadapannya sambil berurai air mata dan memanggil namanya dengan nada teramat putus asa.

“Seonghwa ....”

Seperti malam-malam sebelumnya, kali ini pun Seonghwa mencoba menghentikan Hongjoong sekalipun dia semestinya sudah tahu bahwa ini tidak nyata. Sebab, dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan dia tidak ingin melihatnya.

“Hongjoong, tidak—jangan lakukan itu! Berhenti!” Seonghwa berlari, kedua kakinya bergerak refleks seperti autopilot.

Hongjoong tetap menjatuhkan dirinya dan terjun bebas di hadapan Seonghwa.

Lalu Seonghwa pun membuka matanya.

Lagi-lagi hanya keheningan yang menyapa pagi Seonghwa. Dia bangkit dan mendesah selagi menghela napas panjang nan berat. Sambil memejamkan matanya yang masih terasa penat dia mengusap keningnya. Wajahnya basah, tak pasti karena air mata atau keringat.

Sesaat Seonghwa menyadari sesuatu. Dia memandang ke sekeliling dan mengernyit, heran sebab mendapati dirinya ternyata telah terbangun di kamarnya.

Terakhir yang diingat Seonghwa, semalam dia menangis sangat lama di kamar Hongjoong—dengan dikelilingi barang-barang peninggalan pemuda tersebut hingga dirinya pun tertidur di sana. Seonghwa memikirkan baik-baik dan mengingat. Dia tak ingat kembali ke kamar kemarin—kecuali jika dirinya berjalan sambil tidur, yang kemungkinannya kecil karena dia sama sekali tak memiliki kebiasaan semacam itu.

Mengabaikan pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya, Seonghwa keluar dari kamar dan berjalan sambil menoleh ke sana kemari di ruang tengah. Dia mencari Myeon karena biasanya kucing tersebut akan mengeong meminta makan bahkan sebelum matahari terbit.

Akan tetapi, Seonghwa tak menemukan Myeon di mana-mana.

“Myeon,” Seonghwa memanggil lirih sambil menoleh ke sana ke sini. Dimana, ya?

Belum Seonghwa menemukan keberadaan si kucing kecil, hal lain kembali membuat Seonghwa bingung saat dia menyadari bahwa kotak berisi gitar Hongjoong yang kemarin diletakkannya di meja ruang tengah kini tak ada, benar-benar lenyap. Dia bertanya-tanya apakah dirinya sendiri lupa telah memindahkan? Atau, seseorang yang memindahkannya?

Hingga pada momen berikutnya, Seonghwa mendengar suara kompor yang dinyalakan dari arah dapur, disusul bunyi benda jatuh dan suara seseorang yang menggerutu pelan. “Aah, sial.”

Suara itu amat familier sehingga membuat jantung Seonghwa berdegup kencang.

Dengan dipenuhi rasa penasaran, was-was dan harap-harap cemas, Seonghwa melangkah menuju dapur. Dalam pikirannya mulai muncul berbagai pemikiran—yang masuk akal dan tak masuk akal—tapi dia terus mengatakan pada diri sendiri bahwa ada yang tak benar di sini.

Over The Destiny | Ateez Seongjoong [COMPLETE]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon