00 - PROLOGUE

9.1K 269 0
                                    

Sebelum membaca, aku ingin menyampaikan sepatah beberapa patah kata untuk kalian pembaca setia akun @lycheraa.

Cerita ini sudah terdampar lama di draft akun wattpad aku, yang artinya, udah aku tulis dari lama cuma belum aku up karena malas, awokwokwok.

Buttt, aku mau revisi ulang. Jadi bakal beda dari versi lama, karena versi lama, KBBI nya masih ngacoo. Tanda baca nya apa lagi, huhu😭😭

AYO RAMAIKAN LAPAK BARU AKU INIII, lop yuu❤

H E L L O !👋

~ H A P P Y R E A D I N G ~

***

"Ranting yang patah tak akan bisa dikaitkan kembali, begitupun dengan harga diriku yang telah kau hancurkan."
- Unara -

.
.
.

Publis : 15/10/22 | 10.03 WIB

"Nara, tolong kamu antarkan makanan ini ke kamar anak laki-laki yaa. Bapak tak bisa kesana, karena masih ada urusan penting bersama Guru-Guru yang lainnya."

Gadis berhoodie biru tua itu mengangguk, "Baik, Pak. Berarti, dua papper bag ini dianter ke kedua kamar anak laki-laki?"

Guru laki-laki yang bernotaben wali kelasnya itu membenarkan ucapan Unara, "Inget kan dimana kamar mereka?"

Unara mengangguk lagi, "Ingat kok, Pak."

Sebelumnya, Unara sudah pernah mengantarkan makanan ke kamar anak laki-laki yang memang sekelas dengannya. Jadi sekarang, dia tak perlu takut kesasar atau apapun itu. Dia pun berpamitan pada Gurunya karena ingin lekas mengantar makanan, setelah itu, Unara ingin tidur, karena teman sekamarnya, sudah pada istirahat.

Menaiki lift menuju lantai dimana kamar teman sekelas laki-laki nya berada, setibanya didepan pintu kamar, Unara langsung mengetuk beberapa kali. "Ini makanan dari Pak Asep, tolong yang ini, dianter ke kamar sebelah ya!"

Mengantar makanan sesuai amanah Pak Asep, Unara pun berjalan kembali menuju kamarnya.

Ting.

Pintu lift terbuka, menunjukan jika ada orang lain yang kini berdiri disamping Unara. Unara menoleh, "Kak Az?"

Laki-laki itu yang merasa namanya disebut, langsung menoleh kearah Unara. Tatapan nya tampak... Aneh? Unara tersenyum kikuk, dia pun memilih untuk menyudutkan dirinya sendiri ke sisi tepi. Tapi yang anehnya, laki-laki itu malah semakin mendekatinya dengan pandangan yang terfokus pada wajah Unara.

"K-Kak?"

Ting.

Ketika pintu lift terbuka, laki-laki itu menarik tangan Unara secara tiba-tiba. Membuat mata Unara memelotot kaget, "Kak! Lo-mmpphh!"

Mulutnya yang dibekap, membuat Unara tak bisa berteriak. Dia semakin panik saat laki-laki itu mendorongnya memasuki sebuah kamar yang pastinya, itu adalah kamar laki-laki itu bersama dengan teman-temannya yang lain. Laki-laki itu mendorong Unara hingga terjatuh keatas ranjang dengan dirinya yang melangkah untuk mengunci pintu.

Tubuh Unara bergetar hebat karena ketakutan, dia lekas menyeret tubuhnya sendiri hingga membentur kepala ranjang. Azhar, laki-laki itu menarik kaki Unara hingga Unara kembali terbaring dibawah kunkungan nya. Mata yang biasa selalu menjaga pandangan nya itu, kini menatap Unara dengan tatapan aneh.

"K-Kak?"

"Ssstt, diam!"

Dan malam itu, peristiwa yang tak pernah Unara duga, terjadi dengan begitu saja. Menciptakan luka mendalam di diri Unara, yang kini menatap kosong langit-langit kamar itu. Tubuhnya yang polos hanya ditutupi sehelai selimut, dengan ditemani sebuah tangan besar yang memeluk perutnya.

Unara tak mampu berkata-kata, rasanya-tenggorokan nya seperti tak bisa mengeluarkan suara lagi karena terlalu lelah berteriak memohon pada laki-laki yang kini tengah tertidur nyenyak disampingnya. Seakan dia tak pernah melakukan sesuatu yang merusak masa depan seorang gadis sederhana seperti Unara.

Dia melirih, "Kamu berhasil menghancurkan ku untuk yang kesekian kalinya, Kak."

Keesokan harinya, tidur Unara terganggu dengan suara gedoran keras dipintu. Dia meringis pelan, tubuhnya benar-benar sakit semua, begitu tak karuan. Tatapan nya beralih pada laki-laki disampingnya yang juga mulai mengerjabkan matanya beberapa kali.

Ketika kelopak mata itu terbuka sempurna, laki-laki itu tersentak kaget menatap Unara. "Ra?" Gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Sontak, Unara membuang pandangan nya kesembarang arah. Menolak bersitatap dengan Azhar yang menatapnya bingung, "Ra? Apa yang sudah saya lakukan?"

Deg.

***

Siap meramaikan lapak RaZhar alias unaRA aZHAR?

Guys, aku ngerasa kurang nyaman dengan nama si cowok, jadi aku ganti Azhar. Maafkan aku yang plinplan ini, hiks

AYO SPAM KOMENT SAYANGGG!!! avv

SEKALI LAGI CHERA TEKANKAN!! INI CERITA UDAH ADA DI DRAFT WATTPAD CHERA DARI LAMA, jadi Chera up nya sekarang. Awokwokwok

Untuk Little Girl 2, mohon maaf ya ges, Chera bener-bener lupa alur, saking lamanya gak pernah ngetik. Jadi, hiatus bentar. Sambil nunggu Belle up lagi, ramaikan lapak baru ini yokk!

Sekian.

After Accident [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang