Pesan dari Hati | 04

762 98 5
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Walaupun sudah dijodohkan, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa perjodohan bisa dibatalkan, sebab untuk urusan jodoh, hanya Allah yang menentukan."

🌼🌼🌼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌼🌼🌼

Arsyila duduk sendiri di balkon kamarnya, menghirup udara malam yang terasa sejuk dan tenang. Setelah makan malam bersama keluarga, Arsyila langsung ijin ke kamar, dengan dalih belajar untuk sidang skripsinya seminggu lagi. Tetapi, Arsyila tidak langsung belajar, ia malah duduk termenung memikirkan percakapannya dengan sang Abi, hingga ia mau menemui sang lelaki.

"Kalau Kakak udah lulus, mau tidak Abi jodohkan dengan anak rekan kerja Abi?"

Pertanyaan dari sang Abi, membuat Arsyila membeku, ia tersentak kaget, sehingga ponsel yang ia pegang pun hampir terjatuh kalau saja sang Abi tidak menangkap ponselnya.

Abi Dika meletakkan ponsel Arsyila ke meja, kemudian memegang pundak Arsyila, membuat netra sang putri menatap lekat dirinya.

"Dia lelaki mapan Kak, dewasa, dan berwibawa. Abi tidak main-main mencarikan calon suami untuk putri Abi, jadi Abi mohon, temui dia sekali saja. Kalau kamu merasa nyaman, kita bisa bicarakan kelanjutannya."

Arsyila tersenyum seraya mengangguk kecil, "Kakak percaya dengan Abi, Kakak siap menemui dia."

Abi Dika merasakan lega merayap sampai ke dadanya, ia pun langsung mengambil ponselnya, dan menghubungi lelaki tersebut.

Arsyila sendiri berusaha menerima keputusan sang Abi, untuk saat ini, ia akan temui dulu lelaki itu, kalau ia merasa tidak suka, Arsyila bisa membatalkannya, sebab Arsyila tahu, sang Abi tidak akan memaksa putrinya menikah, kalau Arsyila tidak menyetujui pernikahannya.

Abi Dika tersenyum setelah meletakkan ponselnya disamping ponsel Arsyila.

"Dia mau bertemu Kakak, nanti jam empat sore ya, di Restoran Cantika," ujar Abi Dika membuat Arsyila mengangguk.

Arsyila memegang bahunya sendiri, merasakan hawa dingin menusuk sampai ke kulitnya, ia pun melirik jam di dinding kamarnya. Sudah pukul sepuluh malam, besok ia juga ada jadwal ke kampus, Arsyila harus tidur. Kalau tidak, ia bisa kesiangan.

••••

Di tengah malam, seorang lelaki dengan baju kokonya, serta sarung yang dipakainya terlihat khusyuk melaksanakan sholat tahajud, seusai melaksanakannya, dia membaca ayat suci Al-Qur'an untuk menenangkan hatinya.

Lelaki tersebut adalah Arhan, ia meletakkan Al-Qur'an setelah dirasa perasaannya cukup tenang, segera ia menggulung sajadahnya, dan meletakkannya di tempat seharusnya, kemudian tangannya mengambil tasbih, untuk ia bawa ke tempat tidurnya.

Pesan dari Hati [END]Where stories live. Discover now