👻MDS 32 || Satu Rahasia

Start from the beginning
                                    

Sheina menyaksikan langsung. Ia tahu seharusnya tak melihat kejadian ini karena penyakitnya bisa kumat, namun rasa penasarannya lebih mendominasi.

Tubuh Sheina bergemetar hebat, keringat mengalir deras. Kepalanya seakan mau pecah saking pusingnya. Tulang-tulangnya juga terasa nyeri.

Kedua tangan Sheina memegangi kepala. Kali ini lebih sakit dibandingkan ketika melihat tragedi di stasiun.

Ryan spontan bertanya, ia cemas kejadian seperti di stasiun terulang lagi. "Shen, lo kenapa?"

Pertanyaan Ryan belum terjawab, tetapi tubuh Sheina mendadak lemas. Kemudian terjatuh.





••••





"ADEK GUE LO APAIN BANGS*T?!"

Bugh!

Sheina yang semula terbaring di ranjang lekas bangun ketika mendengar suara ricuh yang berasal dari ruang tamu.

Dua pria menatapnya secara bergantian, yang satu tengah memegang rahang kirinya, sedangkan satunya lagi berdiri dengan ekspresi marah.

Ryan dan Rey. Mereka baru saja bertengkar, lalu berakhir dengan Rey yang menonjok wajah Ryan, meninggalkan luka lebam.

"ABANG!" seru Sheina mencoba melerai. Ia juga menyuruh Ryan duduk di sofa.

"Sakit?" Pertanyaan Sheina mengalir begitu saja saat menyentuh luka Ryan, pria itu meringis pelan.

"Sakit, Shen," rintihnya.

"LO KENAPA MASIH BAIK SAMA DIA? DIA UDAH BIKIN LO PINGSAN!" murka Rey.

Secepatnya Sheina mencegah tangan Rey yang hendak melayangkan tonjokan lagi ke arah Ryan.

"Udah, Bang! Lo ga liat Ryan kesakitan begini? Lagian bukan dia yang bikin gue pingsan," sergah Sheina meredakan kesalahpahaman.

"Ada bukti kalo bukan dia pelakunya?" Rey menantang.

Sheina terdiam, memang tak ada bukti sama sekali. Tapi tetap saja bukan Ryan yang menyebabkan Sheina pingsan.

"Tadi ada kecelakaan, dan gue ngeliat jelas. Lo pasti ngerti, 'kan? Penyakit gue kambuh."

Rey mengendurkan kepalan tangannya sambil memperhatikan Sheina secara intens. "Tapi lo beneran ga diapa-apain sama dia?"

Sheina menggeleng sebagai jawaban. Rey jadi merasa bersalah telah menuduh Ryan.

"Yaudah lo minta maaf sekarang."

Rey menautkan alis. "Minta maaf sama dia? Ga!" Kemudian melenggang pergi.









°°°👻°°°









Sore hari ini seperti biasa, Sheina bersantai di kasur, meluangkan waktu untuk membaca novel favoritnya setelah mengalami banyak tragedi.

Kilauan cahaya mentari di senja hari menerobos masuk melalui jendela kaca yang sengaja Sheina buka lebar. Rasanya hangat nan menenangkan.

Moment seperti ini yang Sheina impikan. Terlebih lagi jika anggota keluarganya berkumpul saling bertukar cerita. Namun, semua itu hanya khayalan belaka. Sampai kapanpun takkan bisa terealisasikan.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Where stories live. Discover now