CHAPTER 12

9.5K 284 15
                                    

❗️❗️🔞🔞

"Jetzt bist du dran."
– Lee Taeyong

Prang..!

Johnny melempar tasnya sembarang, hingga menghempaskan vas bunga diruang tamu.

Dadanya bergerak naik turun, nafasnya yang tidak teratur dan bulir keringat pada dahinya menunjukkan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.

"Brengsek!"

Tangannya mengepal keras.

Johnnypun merogoh sakunya dan mengambil ponsel gengam miliknya dari dalam sana.

Ditelfonnya seseorang yang ada dalam kontaknya. Tak perlu menunggu lama, seseorang dengan cepat mengangkat telepon diseberang sana.

"Ada apa?" jawab sebuah suara datar

"Aku butuh bantuanmu." Pinta Johnny

"Katakan."

"Culik seseorang untukku."

"Sainganmu?"

"Buka. Seorang wanita."

"Hah?! Apa kau bercanda?" suara dari sebrang sana terdengar tidak yakin

"Tidak." Jawab Johnny singkat tanpa basa basi.

"Baiklah. Aku hanya perlu menahannya bukan?"

"Kau cukup bawa dia ke tempat yang aman. Diluar jangkauan Taeyong."

"Taeyong?! Kau gila?! Aku tidak mau berurusan dengannya!" ia mulai ragu

"Kau hanya perlu menculik wanita itu. Taeyong biar aku saja yang bereskan." Rahang Johnny mengatup keras seolah menahan emosinya.

"Kali ini apalagi masalahmu dengannya?" tanya suara di seberang sana

Johnny tidak menjawab dengan cepat. Ia mengambil jeda, namun matanya memancarkan ambisi yang tiada habisnya.

"Akan kurebut apapun yang menjadi milik Taeyong"

-

-

"Taeyong.." Aku menepuk pipi Taeyong pelan. Wajah kami saling berhadap-hadapan.

Bisa-bisanya kami tertidur saat sedang menonton film horror. Tangannya bahkan masih memeluk pinggangku erat.

Jam menunjukkan pukul 3 sore, tetapi Taeyong masih tertidur lelap seperti sedang berhibernasi.

Melihatnya yang belum membuka mata membuatku hanya bisa terdiam dalam kungkungan tangan Taeyong. Kuperhatikan wajahnya yang terlihat begitu damai saat tertidur.

Bulu matanya yang panjang menarik perhatianku. Hidungnya yang mancung dan garis rahangnya yang tidak manusiawi itu melengkapi kesempurnaan seorang Lee Taeyong.

Otakkupun kembali memutar kenangan beberapa hari terakhir. Diriku bahkan belum genap satu bulan mengenalnya, tapi tidak kusangka akan terlibat sejauh ini dengannya. Aku bahkan merasa bahwa aku tidak lagi waras. Terutama jika mengingat semua perlakuan Taeyong kepadaku.

Perasaan malu dan kesal karena dilecehkan oleh pria dihadapanku membuatku merasa cukup kesal dengan diriku sendiri. Namun aku lebih terkejut dengan tubuhku yang selalu menerima setiap sentuhan Taeyong.

Apa aku masih waras?

Dia yang pertama.

Tapi,

Kenapa harus aku?

Pertanyaan itu terngiang di dalam benakku. Namun hal itu enggan aku tanyakan padanya hingga saat ini. Aku menerima semua perhatian Taeyong dengan cuma-cuma. Apa istimewanya aku?

Boser Bub (Taeyong) 🔞Where stories live. Discover now