Malam semakin larut Ten masih terjaga disaat Haechan dan Chenle tertidur ia bertanggung jawab melindungi dua temannya itu, sembari menunggu apakah yang lainnya mencari atau tidak, ia sudah bertekad jika besok mereka tidak mencarinya mungkin Ten akan pergi bertiga menuju kota sementara.

"Kak Ten, kau tidak tidur?" tanya Chenle dengan suara lirihnya, Ten menoleh melihat Chenle terbangun.

"aku harus menunggu mereka, sudah tidurlah lagi." ucap Ten.

"aku akan menemanimu, atau gantian kak Ten sekarang yang tidur aku akan berjaga." ucap Chenle.

"tak apa, sudah tidurlah lagi." Chenle akhirnya kembali tertidur kerana ia juga masih mengantuk.

Sementara itu team pencarian masuh mencari ke pelosok-pelosok hutan, Dengan berbekal senjata dan juga obor mereka berpencar, Jeno, Hyunjin dan Bangchan kenarah selatan sementara Yuta, Johnny, felix ke arah barat.

"Sudah berapa lama kalian tinggal di hutan ini?" tanya Jeno.

"selama panemi ini berlangsung dan setelah para warga dipindahkan ke kota sementara." jawab Hyunjin.

"apakah masih ada keompok lain yang tidak bisa mengakses kota sementara?"

"sangat banyak, kami sudah menemui setidaknya lima belas kelomopok orang miskin yang tidak bisa masuk kesana." Jeno mengangguk, keheningan kembali berlangsung, Mereka fokus mencari sembari mengawasi sekitar.

"apa kau yakin akan melajutkan perjalanan menuju kota sementara?" tanya bangchan.

"ya, kami membutuhkan penanganan medis untuk teman kami." Jawab Jeno, Bangchan menghembuskan nafasnya.

"tidak bisa sembarangan orang masuk kesana walaupun melewati tembok pembatas manapun, banyak kejadian mereka yang berusaha menembus pembantas akan di tembak mati ataupun di ambil oleh para tentara itu entah di bawa kemana." ucap Bangchan.

"ditangkap untuk apa?"

"entahlah, aku tidak tau kelanjutannya dan tidak mau tau juga. Ya aku hanya bisa bilang semoga kalian beruntung."

Di tengah perjalanan tiba-tiba saja mereka mendengar suatu suara aneh, Jeno hyunjin dan Bangchan segera bersiap dengan senjatanya berjalan dengan perlahan, mereka harus menajamkan pengelihatannya sekarang karena batas jarak pandang merek cukup sempit mengingat gelapnya malam.

Srakk!!!

Jeno menolehkan tubuhnya, lalu lia melihat tiga zombie berjalan ke arahnya, Jeno segera menembakan pelurunya ke arah Zombie itu dengan langkah cepat ia berjalan berusaha menghindari Zombie-zombie itu.

"Kita harus cari tempat aman, Cepat!" Ucap Bangchan.

Mereka berlari sembari sesekali meluncurkan pelurunya pada Zombie yang menghalangi jalan mereka.

"Akh!"

"Hyunjin." Jeno menoleh cepat, melihat Hyunjin terluka di bagian lengan.

"Hyunjin kau masih bisa bertahan?" tanya Jeno.

"ya, cepat kita harus mencari tempat yang aman." ucap Hyunjin.

Sementara itu Johnny dari kejauhan melihat sebuah rumah pohon seperti ada kehidupan di dalamnya.

"hei lihat." ucap Johnny pada dua temannya.

"apa mereka ada disana?" tanya Yuta.

"kita harus mengeceknya." Johnny naik ke atas rumah pohon.

Di dalam rumah Pohon, Ten mendengar seseorang menaiki tangga, ia cukup was-was dan memegang senjatanya jika sewaktu-waktu yang naik adalah musuh maka Ten bisa langsung menembaknya.

"Ten." Ten membelakan matanya ketika melihat Johnny ada di hadpannya.

"Johnny."

"ayo kita harus pergi." Ten mengangguk, ia membangunkan Haechan dan Chenle.

"kau bisa menggendong Haechan kan? Dia lemas sekali." ucap Ten.

"ya, kemari."

"Haechan berpegangan yang erat pada Johnny." Haechan hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Jaemin terbangun saat melihat Jeno dan Bangchan kembali dengan keadaan yang tidak baik-baik saja, Jaemin langsung menghampiri Jeno yang membopong Hyunjin.

"apa yang terjadi?" tanya Jaemin.

"Hyunjin terkena serangan Zombie itu." jawab Jeno, Jeongin dan Yeji yang saat itu terbangun langsung menutup mulutnya.

"Hyunjin." lirih Jeongin.

"baringkan dia disini sekarang!" ucap Jaemin, Jeno membaringkan tubuh Hyunjin di bawah, Hyunjin masih meringis kesakitan karena lukanya.

Jaemin mengecek keadaan Hyunjin dan keadaan lukanya yang terletak di lengan bawah Hyunjin. "kita tidk punya cara lain, kita harus membunuh hyunjin." ucap Yeji dengan panik.

"Tidak, masih ada cara lain tolong ambil tasku." Jeongin mengambilkan tas milik Jaemin dan memberikannya kepada sang pemilik.

Jaemin langsung membukanya dan mengeluarkan kotak P3Knya, ia mengambil sebuah suntikan dengan cairan berwarna biru di dalamnya, Jaemin langsung menyuntikan cairan itu di lengan bawah Hyunjin, seketika Hyunjin tak bisa merasakan lengan bawahnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jeno.

"kita akan melakukan prosedur pembedahan darurat." jawab Jaemin, Jaemin memakai sarung tangannya dan mengekuarkan pisau bedahnya, ia harus mengamputasi lengan bagian bawah Hyunjin untuk menghentikn penyebaran virus.

Pertama Jaemin membekukan lengan bawah Hyunjin selanjutnya memotongnya sehingga dengan membekukan lengan bawah mengurangi terjadinya pendarahan. Tanpa disangka oprasi itu berhasil, Jaemin langsung memasukan potongan tangan milik Hyunjin ke dalam bag.

"Syukurlah, virus itu belum menyebar ke lengan atas Hyunjin, kita tunggu perkembangannya besok." ucap Jaemin, semua bernafas lega mendengarnya jika hal ini berhasil tak ada yang harus mereka bunuh lagi selanjutnya.

"Jaemin, bisakah kau ajari kami cara membedah seperti itu?" tanya Yeji, Jaemin menyiritkan keningnya.

"untuk apa?"

"jika kami bisa, setidaknya kami bisa mengurangi pembunuhan pada anggota tim kami yang terinfeksi."

"tentu, tapi sepertinya aku tidak punya banyak waktu."

"tak apa, kau bisa percaya padaku." Jaemin mengangguk.

Tak lama Tim pencarian Johnny kembali bersama dengan Haechan, Chenle dan Ten, Jaemin bersyukur untuk kesekian kalinya karena mereka berhasil membawa tiga temannya kembali.

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

Terimakasih sudah baca Jangan lupa Vote dan Komen, see u in next chaptet bye!

Sunny pwark. Jan 29, 2022.

The Erda [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now