13. Earth situation

1.1K 263 12
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar authornya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar authornya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin barun dari tidurnya, ia baru sadar tidur terduduk di bangunan terbangkalai. Jaemin bangkit dan melihat ke arah luar dari jendela di dekatnya. Keadaan di luar begitu gersang dan panas seperti di gurun tanaman juga menguning.

Jaemin berjalan keluar dari gedung kosong itu masih dengan bersiaga, kita tidak akan tau kapan manusia zombie itu akan menyerang. Onyx Jaemin terus memantau sekitarnya hanya titik buta Jaemin yang tidak terjangkau yaitu bagian belakang, ia harus bisa mengandalkan feelingnya.

Kruuukk.

Perut Jaemin berbunyi, ia harus mengisi perutnya dulu tapi keadaanya tidak memungkinkan dirinya berhenti dimana saja, Jaemin terus berjalan sembari mencari tempat yang aman.

"Arghhhh." Jaemin menoleh cepat ke arah kanannya, zombie mendekatinya dengan cepat Jaemin langsung membidiknya dan menembak kepalanya.

Dor!

Zombie itu tertembak dan mati, namun setelah Jaemin menembak zombie itu, zombi-zombie yang lain mulai keluar dari tempatnya mengerumuni Jaemin, Jaemin langsung berlari menghindari mereka di depan, belakang, samping kanan dan kiri Jaemin ada zombie, Jaemin di kepung oleh para Zombie.

"MENYINGKIRLAHH!!" teriak Jaemin sembari menembaki mereka brutal agar bisa membuka Jalan.

"Menyingkir!" Jaemin berusaha agar tidak panik namun keadaanya begitu mencekam untuknya.

Jaemin melihat sebuah mobil yang di dalamnya masih tergantung kunci, Jaemin segera naik ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya menerobos sekumpulan Zombie itu.

Dipertengajan jalan ia mendapati badai pasir yang mendekat ke arahnya, Jaemin segera membalik kemudinya namun badai dengan kecepatan angin 250 km/jam menerjang sebagian daerah, Jaemin terjebak di tengah-tengah badai pasir, semuanya gelap.

"Tuhan." Jaemin ingin menyerah saja rasanya, tebakannya soal iklim dunia benar bumi mulai menunjukan tanda-tanda tidak layak huni badai mulai menerjang dengan kecepatan yang sangat ekstrim.

Jaemin tetap menjalan kan mobilnya entah kemana, semuanya tertutup pasir dan gelap dan setelah mengemudikan mobil sekitar dua jam lamanya Jaemin menemukan sebuah tempat untuk istirahat, sebuah rumah yang ada di atas bukit, Jaemin segera keluar dari mobil dan hendak membuka gerbangnya namun terkunci.

"ck! Sialan, aku sudah lapar ayolah keberuntungan datang padaku." runtuk Jaemin, mata Jaemin melihat dua orang anak remaja keluar dari rumah.

"Hei!! Heii!" panggil Jaemin pada mereka, mereka menoleh dan salah satu dari mereka mendekati Jaemin.

"kau siapa?" tanya anak itu, Jaemin meneguk liurnya kasar.

"a-aku.. Bisakah aku tinggal disini sementara waktu?" tanya Jaemin ragu.

The Erda [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang