Part 2

4 1 0
                                    

Tok.. tok.. tokkk...

"Masuk," sahutan dari dalam ruangan. Adhis pun masuk ke ruangan Pak Brian dengan penuh kegelisahan. Sejak tadi jantung nya berdetak cepat karena takut di marahi oleh Dosen dingin ini. Adhis semakin gugup saat Pak Brian menatap nya dengan mata nya yang tajam seperti elang.

"Kamu tau apa kesalahan kamu?" tanya Pak Brian sambil memeriksa tugas-tugas mahasiswa nya yang baru saja di kumpulkan. 

"Ta-Tahu Pak. Tapi jangan hukum saya yang berat-berat, Pak," mohon Adhis agar Dosen nya tak memberi hukuman dengan memberi tugas yang banyak. Skripsi nya saja sudah membuat nya pusing tujuh keliling. Adhis tak mau di tambah dengan tugas lain nya yang membuat kepala nya pecah. 

"Kalau begitu, kamu jadi asisten saya sampai kamu lulus dari sini," ucap Pak Brian memberikan hukuman nya. 

Adhis membulatkan matanya. Dia tak salah dengar kan. Yang benar saja, dia harus bersama dosen dingin dan ketus ini setiap hari. Membayangkan nya saja sudah membuat Adhis merinding. Akan seperti apa nasib nya nanti? Mungkin dia akan seperti di kutub utara. 

"Pak, saya mau skripsian. Saya perlu bimbingan skripsi dengan Bu Nova, tolong beri saya hukuman yang lain saja, Pak," pinta Adhis yang tak mau menjadi Asdos dari Dosen dingin itu. 

Brian yang mendengar penolakan dari Adhis pun merasa tertantang dengan gadis di depan nya ini. Jika mahasiswi lain yang dia berikan hukuman ini pasti tidak akan menolak. Sedangkan Adhis malah menolak nya.

"Oke kalau kamu nggak mau. Silahkan buat aplikasi penjualan barang dengan VB 6.0 dan kumpulkan minggu depan," ucap Pak Brian dengan santai. 

Sementara Adhis ingin menghilang saat ini juga. Mendengar hukuman yang di berikan Pak Brian adalah hukuman yang sangat tidak manusiawi bagi Adhis. Program Aplikasi untuk skripsinya saja belum selesai ditambah dengan tugas hukuman dari Pak Brian yang harus di kumpul dalam waktu 1 minggu. Bisa gila dia mengerjakan nya!

"Astaghfirullah, Pak. Skripsi saya saja belum kelar. Jangan di tambah lagi," keluh Adhis yang frustasi saat mendengar hukuman dari Pak Brian.

"Pilihan cuma 2, jadi asisten saya atau kerjakan tugas yang saya berikan tadi" jawab Pak Brian dengan tak punya hati.

'Dasar tidak punya hati,' umpat Adhis dalam hati

Tentu saja pilihan itu seperti tak memberikan Adhis pilihan. Pak Brian membuat nya seperti di neraka. Dia tak kan sanggup mengerjakan program itu di saat dia sedang mengerjakan skripsi nya juga, dia ingin cepat lulus dan jika dia menjadi asisten Pak Brian, dia pasti akan bersama Pak Brian setiap hari. Dia merasa seperti di paksa masuk ke dunia nya Pak Brian. Sungguh dia tak mau! Tapi dia hanya memiliki pilihan itu. 

Wajah Adhis berubah menjadi muram. Malang sekali nasibnya mendapat hukuman dari Pak Brian. Dan hukuman itu harus dia jalani sampai dia lulus dari kampus ini. 

"Bagaimana? Saya butuh jawaban sekarang. Cepat putuskan hukuman apa yang kamu pilih. Saya masih banyak kerjaan," paksa Brian agar Adhis segera menjawab pilihan hukuman nya.

"Baiklah, Pak. Saya akan menjadi asisten, Bapak," jawab Adhis dengan penuh kepasrahan di hati nya.

Setelah mendapat jawaban dari Adhis, Brian pun memberikan ponsel nya pada Adhis. 

"Kenapa, Pak?" tanya Adhis yang bingung kenapa dosen nya memberikan ponsel padanya.

"Masukkan nomor handphone kamu supaya saya gampang menghubungi kamu," jawab Brian.  Setelah itu Adhis pun memasukkan nomor handphone nya ke ponsel milik Brian dengan berat hati. 

"Sudah, Pak. Kalau begitu, saya pamit pulang dulu, Pak," pamit Adhis setelah memasukkan nomor ponsel nya ke ponsel milik Brian. Brian pun hanya menganggukkan kepala nya pertanda dia mengizinkan Adhis untuk pulang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Remember Me, Yoongi!Where stories live. Discover now