8. Cleared ⚠️

6.2K 446 71
                                        

"Chan, tunggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Chan, tunggu."
Ucap renjun, sambil menahan lengan haechan.

"Kenapa ren?."

"Chan, kamu benar-benar sudah yakin?. Maksud aku~."
Ucap renjun terjeda, sungguh dia tidak dapat menyelesaikan kalimatnya.

"Aku yakin ren, bahkan sudah sangat yakin."
Jawab haechan, dengan tatapan datarnya. Sepertinya haechan memang sudah amat sangat putus asa, dia seakan memang telah menyerah dengan hubungannya dengan jeno.

Setelah jawaban haechan tersebut, keduanya melanjutkan langkah menuju studio jeno. Renjun menuntun jisung, dan haechan menuntun chenle tentunya. Beruntung kedua anak itu tidak rewel, dan tidak banyak bertanya. Sehingga renjun maupun haechan, tidak perlu menjawab cercaan pertanyaan dari keduanya.

Didalam gedung terlihat cukup sepi, karna memang hari itu adalah hari libur. Hanya beberapa karyawan tertentu, yang memang masuk walaupun hari adalah hari libur. Renjun mengikuti haechan dari belakang, sambil sesekali melirik jisung yang menolehkan kepalanya memperhatikan gedung megah itu. Sedangkan chenle, dia hanya diam saja digenggaman tangan haechan. Tidak banyak berbicara seperti biasanya, seakan anak itu tau kalau sang ibu tengan dalam mood yang buruk.

Tring...

Pintu lift terbuka, keempatnya naik kelantai tujuan mereka dimana studio jeno berada. Dan tidak sampai beberapa menit, mereka sampai disana. Dari depan lift, terlihat jeno dan mark yang sedang duduk didepan studio, sepertinya mereka tengah merundingkan sesuatu. Haechan dapat melihat kondisi jeno yang jauh dari kata baik-baik saja, wajah yang terlihat lelah, bahkan sepertinya jeno tidak bercukur. Terlihat dari kumis halus, yang terlihat diwajah tampan suaminya.

Dari sana juga haechan dapat melihat, kalau jeno tidak fokus dengan mark yang tengah berbicara dihadapannya. Dimana hal itu bukan lah sifat jeno, mengabaikan atau tidak fokus pada seseorang yang tengah berbicara padanya. Hingga beberapa saat kemudian, jeno dan mark menyadari kedatagan haechan dan renjun. Jeno berdiri dari duduknya, matanya menatap sendu pada haechan dan juga chenle. Terlihat kerinduan tersirat disana, namun haechan langsung memutus pandangan mereka.

"Lele."
Panggil renjun, dan membuat chenle menoleh padanya.

"Ya, onty injun."

"Lele ikut onty dan jie dulu ya, kita tunggu uncle nana dibawah."
Ucap renjun, sambil mengusap kepala chenle. Membuat chenle langsung menoleh kearah haechan, seakan meminta izin pada sang ibu.

"Iya sayang, lele boleh ikut onty injun dan jie ya."
Jawab haechan sambil tersenyum.

Renjun yang paham akan situasi, perlahan mengambil alih tangan mungil chenle dari genggaman haechan. Menuntun jisung disisi kanannya, dan chenle disisi kirinya. Renjun menatap sendu pada haechan, seakan bertanya apa baik-baik saja jika seperti ini?. Dan haechan yang paham maksud renjun, hanya menganggukan kepalanya.

Cross The Line ~ [JaemRen] || Complete ✔️Where stories live. Discover now