"Kisah na jaemin dan huang renjun, melewati batasan sebuah persahabatan, yang naik tingkat jadi menikah."
Jaemren ft. Jisung
⚠️mpreg 🔞
Jaemrensung area, jangan salah lapak ya sayang. Kalau tidak suka, tidak usah mampir ya. Terimakasih 🙏
Start : 01...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ren, mama mohon bertahan sayang." Lirih ten khawatir, sambil menahan tangisnya. Dia dan taeyong, juga dua suster yang bertugas, kini sedang mendorong brangkar renjun. Terlihat renjun yang tidak sadarkan diri disana, dengan wajah yang sangat pucat.
"Tuan dan nyonya bisa menunggu disini, kami yang akan menangani pasien." Ucap salah satu suster, ketika brangkar renjun sudah masuk kedalam ruang instalasi gawat darurat.
Setelah berucap demikian, suster itu langsung menutup pintu ruangan. Menyisakan ten dan juga taeyong, yang masih diselimuti perasaan khawatir terhadap kondisi menantu mereka. Sungguh hal ini benar-benar membuat mereka panik setengah mati, niat hati ingin berkumpul bersama, tapi justru kejadian ini yang menyambut kedatangan keduanya.
"Pa, renjun. Dia akan baik-baik saja kan?, cucu kita tidak akan kenapa-kenapa kan?." Tanya ten lirih, sambil menatap sendu wajah taeyong. Dan taeyong yang paham ketakutan yang dirasakan sang istri, langsung menggenggam jemari lentik ten.
"Mereka akan baik-baik saja sayang, renjun dan cucu kita pasti akan baik-baik saja." Jawab taeyong, berusaha meyakinkan istrinya, walaupun hatinya pun tidak sepenuhnya yakin akan ucapannya.
..
Flashback.
Ten berjalan sambil menggandeng lengan taeyong, bahkan sejak tadi, senyum diwajah submissive berusia empat puluh tahunan itu tak pernah luntur. Dia sudah tidak sabar bertemu anak, menantu, dan juga cucu mereka.
"Ahh, aku tidak sabar ingin bertemu jie sayang, aku merindukan cucu tampan ku itu. Dan aku juga ingin melihat cucu kedua kita, renjun bilang kemarin mereka pergi usg." Ucap ten antusias, membuat taeyong terkekeh akibat tingkah istri cantiknya itu.
Selang beberapa saat, keduanya tiba diunit apartemen jaemin. Namun keduanya dibuat bingung, akibat pintu unit apartemen itu yang terlihat tidak tertutup. Taeyong dan ten mempercepat langkah mereka, karna setau mereka, renjun dan jaemin begitu teliti dalam setiap hal. Tidak mungkin mereka membiarkan pintu terbuka, karna cukup berbahaya apabila jisung keluar begitu saja.
"Ren, nana." Suara ten terdengar memanggil keduanya, sambil melangkahkan kaki kedalam apartemen itu.
"Kok mereka tidak ad~.. ASTAGA RENJUN." Lanjut ten berteriak, membuat taeyong yang masih didekat pintu menolehkan kepalanya.
Ten berlari mendekat kearah renjun yang tergeletak dilantai, diikuti oleh taeyong dibelakangnya. Keduanya melihat begitu banyak darah yang mengotori lantai, membuat mata mereka membelalak kaget. Taeyong langsung merengkuh tubuh mungil menantunya, dan membridal tubuh itu keluar apartemen. Sedangkan ten mengikuti mereka dari belakang, sambil mendial nomor jaemin.
"Ya ma."
"Na, kamu dimana?, renjun pendarahan." Ucap ten, dengan suara yang terdengar begitu panik.