"Aapa?, bbagaimana bisa?."

"Mama juga tidak tau na, saat mama dan papa sampai di apartemen kalian, renjun sudah tidak sadarkan diri. Sekarang mama dan papa sedang membawa renjun kerumah sakit terdekat dari apartemen kalian, kamu susul kami segera ya na."

"Iya ma, aku segera kesana."

Flashback end.

Selang beberapa saat kemudian, yuta dan winwin turut sampai disana, karna ten juga mengabari keduanya. Terlihat wajah panik winwin dan yuta, yang sama paniknya dengan ten juga taeyong.

"Kak, renjun bagaimana?, dia baik-baik saja kan?."
Tanya winwin pada ten.

"Aku juga belum tau win, renjun masih diperiksa didalam."
Jawab ten, sambil menggenggam tangan winwin.

"Sebenarnya apa yang terjadi, ada apa dengan renjun?."
Giliran yuta yang bertanya, pada besannya, taeyong.

"Kami juga tidak tau, saat kami sampai disana, renjun sudah tidak sadarkan diri."
Jawab taeyong, membuat yuta memijat pangkal hidungnya pelan.

"Tapi ada satu hal yang aneh."
Lanjut taeyong berucap, membuat atensi yuta kembali pada taeyong.

"Saat kami sampai, pintu apartemen mereka tidak tertutup. Itu satu hal yang tidak mungkin terjadi, melihat bagaimana teliti dan protektifnya jaemin juga renjun. Bahkan didekat terbaringnya renjun, ada pecahan guci berserakan juga. Aku tidak bisa berfikir positif dengan hal ini, saat jaemin sampai, aku akan mengatakan padanya nanti."
Ucap taeyong lagi, dan hal itu menciptakan kegelisahan juga dihati yuta. Karna bisa saja, ada orang jahat yang ingin membahayakan anak dan cucunya.

Selang beberapa menit dari ucapan taeyong, jaemin pun tiba disana. Dominant tampan itu berlari dengan tergesa, sambil membawa jisung digendongannya. Nafasnya terengah, dengan raut wajah gelisah yang tak bisa disembunyikan.

"Ma, renjun kenapa?. Bbagaimana bisa dia pendarahan seperti ini?, dia baik-baik saja saat aku tinggal tadi."
Tanya jaemin panik, pada orang tuanya.

"Tenang ya na, kamu tenang dulu."
Jawab ten, sambil mengusap lembut lengan jaemin.

Winwin yang melihat jaemin tengah panik, lengsung mengambil alih jisung dari gendongan ayahnya. Seketika jaemin mulai menetralkan nafasnya, mencoba menenangkan diri, masih dengan ten yang mengelus lembut lengannya.

Srek...

Pintu ruang periksa renjun terbuka, menampilkan seseorang dokter yang keluar dari sana, membuat semuanya langsung mendekat.

"Dok, istri saya bagaimana?, dia baik-baik saja kan?."
Tanya jaemin tak sabaran.

"Kondisi istri anda baik-baik saja tuan, tapi~."

"Tapi apa dok?."
Saut jaemin, memotong ucapan dokter yang bahkan belum selesai.

"Kami mohon maaf tuan, kami tidak bisa menyelamatkam janin didalam kandungan istri anda. Setelah ini, kami akan membawa istri anda untuk melakukan kuret."

Degh...

Ucapan dokter tersebut bak petir menyambar, tubuh jaemin melemas, jantungnya seakan berhenti saat itu juga. Calon anak kedua mereka, yang begitu mereka nantikan, harus pergi sebelum melihat dunia. Hari ini, benar-benar hari menyakitkan untuk semuanya. Kebahagiaan yang nyaris hadir didepan mata, kini harus sirna dalam sekejap. Jaemin menyesal meninggalkan renjun sendirian tadi, harusnya dia tak pergi kemana pun, pasti kejadian ini tidak akan pernah terjadi.

..
..
..
..
..
..
..

Jam menunjukan pukul empat sore, renjun sudah ditempatkan diruang rawat inap, sejak tadi jaemin tak meninggalkan renjun barang sekejap pun. Disana masih ada ten dan juga taeyong yang menemani jaemin, sedangkan yuta dan winwin membawa jisung pulang. Karna tidak mungkin mereka membiarkan jisung berlama-lama disana, karna usianya yang masih rentan.

Cross The Line ~ [JaemRen] || Complete ✔️Where stories live. Discover now