Sedang fokus jaemin membalas pesan dari mark, pintu ruangannya diketuk. Membuat jaemin mengalihkan atensinya, pada pintu yang menjulang tinggi itu. Terlihat sang sekertaris yang masuk, memberitahukan kalau renjun dan jisung ada disana. Membuat jaemin bahagia, atas kedatangan anak dan istrinya.

Ceklek...

"PAPI."
Teriak jisung, sambil berlari mendekat pada sang ayah. Sedangkan renjun yang mengikuti dari belakang, hanya dapat menggelengkan kepala atas tingkah putra mereka.

Hap...

Jaemin membawa tubuh jisung kegendongannya.

"Hai anak tampan papi."
Ucap jaemin, sambil menciumi pipi gembil jisung.

"Papi dah mam?."
Tanya jisung, sambil melingkarkan tangannya dileher jaemin.

"Belum sayang, apa jie bawakan papi makanan?. Perut papi lapar sekali, sepertinya cacing diperut papi sudah berdemo untuk meminta makanan."

"Tenapa ada cacing dipelut papi?, tenapa meleka bisa masuk papi?."
Tanya jisung bingung, karna jaemin berkata ada cacing diperutnya.

Jaemin tertawa mendengar pertanyaan jisung, kemudian dia menciumi seluruh wajah anaknya karna gemas. Renjun mendekat pada keduanya, kemudian dia berdiri tepat disamping jaemin. Jaemin memindahkan posisi jisung, menggendongnya dengan sebelah tangan. Sedangkan tangan satunya lagi, dia gunakan untuk merengkuh pinggang ramping renjun.

"Karna papi belum makan, jadi ada cacing diperut papi sayang. Makanya, jie harus makan yang banyak, oke. Agar tidak ada cacing diperut jie, seperti papi."
Ucap renjun, sambil mencubit pelan pipi jisung.

"Talau begitu, ayo papi mam ya, agal cacing na pelgi dali pelut papi. Mami dah buatkan mam yang banyak, untuk papi dan jie."

"Benarkah?, mami buatkan makanan yang banyak untuk papi dan jie?."
Tanya jaemin, dengan wajah antusiasnya, menanggapi celotehan sang anak.

"Huum, mami dah buatkan mam yang banyak. Iya tan mami?."
Jawab jisung, sambil menoleh pada renjun.

"Iya, mami sudah buatkan makanan yang banyak untuk papi dan jie. Jadi, ayo kita makan bersama."
Ucap renjun sambil tersenyum, kemudian ketiganya menuju sofa disebrang meja kerja jaemin.

Jaemin mendudukan jisung diantara dirinya dan renjun, sedangkan renjun menyiapkan makan siang yang dia bawakan untuk jaemin. Kemudian keluarga kecil itu makan dengan khidmat, sesekali terdengar celotehan juga tawa dari jisung.

"Na."
Panggil renjun, sambil tangannya fokus menyuapi jisung, membuat jaemin yang dipanggil menolehkan kepalanya.

"Ya sayang."

"Gimana?, kamu sudah coba tanya kak mark?."
Tanya renjun hati-hati, sambil menatap penuh harap pada suaminya.

Jaemin tersenyum hangat disela kuyahan mulutnya, kemudian tangannya terulur mengusap kepala renjun.

"Sudah sayang, aku sudah hubunginya tadi. Dia setuju untuk bantu kita, jadi kamu tenang ya."
Ucap jaemin, memberikan sedikit rasa tenang dihati renjun.

"Kak mark juga bilang, kalau sebulan ini mereka memang sedang ada deadline project. Dan dia juga bersama jeno disana, walaupun tidak setiap saat. Untuk saat ini aku belum bisa mengambil kesimpulan apapun, kita masih perlu informasi yang lebih banyak. Jadi, kamu bersabar sebentar ya, aku janji akan melakukan yang terbaik."
Lanjut jaemin berucap, yang dijawab anggukan kepala, juga senyum hangat sang istri.

"Terimakasih na."

"Anything for you baby."
Jawab jaemin, yang kini tangannya telah beralih kepipi berisi renjun, mengusap lembut pipi itu.

Cross The Line ~ [JaemRen] || Complete ✔️Where stories live. Discover now