Secreet

5 3 0
                                    

Aku berlari diantara aspal abu dipenuhi daun yang berguguran. Napasku terengah-engah tak tentu arah. Aku hanya berpikir bagaimana caranya agar aku bisa menghilang dari dia pria dingin bernama Min Yoongi yang sudah menjadi kekasih ku 17 hari yang lalu . Jika kalian bertanya mengapa aku berlari, saat ini aku sedang dikejar olehnya. Pria berkulit putih dengan mata tajam itu mengejarku agar aku kembali pada sangkarnya, dia mengatakan bahwa aku miliknya. Dia selalu memaksa ku untuk selalu menuruti egonya, bertindak kasar jika aku menolak. Oh, tidak! Aku tidak ingin kembali padanya.

"Sial, hilang lagi! Kemana dia?" Yoongi mendengus kesal, berhenti sejenak untuk mengatur napas sembari melihat disekelilingnya berkacak pinggang.

"Gadis itu, selalu merepotkan" ujarnya frustasi mengacak rambut berwarna silver yang sudah basah dengan keringat. Ternyata dia menyerah lalu memutuskan berbalik arah, namun siapa sangka ternyata dia sedang mencari bantuan untuk menemukan gadis bernama Yoora.

Saat ini aku tengah dibus, tidak tau harus kemana tapi dikepalaku hanya dapat mengingat Taehyung. Hanya Taehyung yang bisa aku harapkan! Aku mencoba untuk menguhubunginya sampai akhirnya sambungan terhubung.
"Yeobsseo, yoora-ya. Mwoga?"
"Taehyung-ah, bisakah kau menemuiku? Sekarang!" oh god, help me. Keringat mulai bercucuran dipelipisku, aku tidak mengerti mengapa bisa aku berkencan dengan orang sebrutal Yoongi.
"Ya! Kau dimana?" Aku dapat mendengar suaranya mulai panik.
"Aku dibus, menuju terminal Busan"
"Geurae, tunggu aku akan kesana"

Tenang Yoora, semua akan baik-baik saja. Aku harap Yoongi tidak mencariku hingga ke Busan.
Tiing..
Bus berhenti tepat dimana tujuanku.
Aku beranjak turun dari bus, dari sini aku bisa melihat sosok pria yang sedang berdiri menggunakan jaket hitam celana jeans dan masker sebagai penutup separuh wajahnya, kedua tangan itu dimasukan kecelananya. Itulah Kim Taehyung, sahabatku selama 4 tahun ini. Kami menjalin persahabatan dengan baik sejak aku SMP. 
Saat Taehyung melihatku ia segera berlari kearahku.

"Yoora-ya, gwaenchana?" aku bisa melihat ia tengah menatapku cemas, tapi aku coba untuk tersenyum kikuk.
"Eum, taehyung-ah bisa kau membawaku pergi?" sekarang aku menatap matanya.
"Tapi, ada apa?" dia mengoyakan lenganku.
"Akan aku ceritakan nanti, ayo bawa aku"
"Ayo, mobilku ada disana" dia mengangguk setuju, akhirnya aku sekarang berada didalam mobil bersama Taehyung.
Pertama-tama yang aku lakukan adalah mematikan ponselku, supaya yoongi tidak menghubungiku.
Meski aku tahu Taehyung sedang menyetir, tapi aku dapat melihat dia sesekali melirikku.
"Fokus menyetir saja" kataku tanpa melirik, karena aku masih berkutat dengan ponselku.
"Kau benar-benar terlihat kusut Yoora-ya" aku hanya memutar kedua bola mataku malas.
"Ya! Aku mengkhawatirkan mu dan kau sinis padaku? Dasar gadis aneh"
"Mwo? Sudah ku bilang fokus saja menyetir mengapa kau malah mengataiku"
"Memang begitu!"
"Heol!"_tapi Taehyung-ah kita akan kemana?" Tanyaku melihat kearahnya
"Uhm, ke apartemenku lebih aman"
"Kau yakin?"
"Diamlah, kau akan aman!" aku menatapnya tidak percaya, ok! Aku tau dia menyebalkan tapi mari kita akui bahwa dia orang yang peduli sebagai sahabat. Setelah sedikit berdebat dengannya kini aku telah sampai di basement apartement milik Taehyung.
Kini kami sedang berada di lip, aku disisi kanannya.
"Taehyung-ah"
"Uhm?" balasnya dengan dehaman melihat kearahku.
"Gomawo" dari matanya terlihat masih menunggu kalimat yang akan ku ucapkan.
"Gomawo, karena kau selalu membantuku" ujarku akhirnya menunduk. Aku dapat mendengarnya bahwa dia terkekeh pelan.
"sudah tugasku" dia mengacak rambutku sambil tersenyum.

Taehyung mulai menekan passcode pintu apartementnya, lalu kami masuk. 
"Sudah makan?" aku terdiam mencoba mengingat-ngingat. Ah, aku teringat bahwa aku belum makan apapun seharian ini. Salahkan pada Yoongi, dia menjadikan ku babu saat kumpul bersama teman-temannya.
Aku menggelengkan kepala. 
"Ayo makan, aku akan membuatnya"
"sejak kapan kau bisa memasak?"
"Kau meremehkanku? Aku ini tinggal sendiri, tentu saja aku bisa"
"Aku hanya bertanya, mengapa kau sewot sekali"
Aku dapat melihat Taehyung sedang memasak, aku hanya duduk dibar dapur. Jika aku membantunya dia akan menjadi cerewet lebih baik aku diam saja. 

Kini dua piring bulgogi sudah berada didepanku. 
"Kau masih ingat aku suka ini?" tanyaku penasaran
"Geunyang. Karena aku juga suka" aku menggangguk paham. Aku sangat menikmatinya, lihatlah betapa aku menjadi kelaparan akibat ulah Yoongi. Setelah makan aku membereskan semuanya, aku bilang kita harus adil jika dia yang memasak maka aku yang akan merapihkan semuanya.
Saat kami berada di sofa ruangan Taehyung bertanya apa yang sebenarnya terjadi.  Aku menceritakan bahwa setelah aku dan Yoongi berpacaran dia memintaku untuk tinggal bersamanya, jelas aku menolak. Alasanku adalah karena pertemanan Yoongi yang tidak baik, aku juga tidak tahu mengapa aku bisa berpacaran dengan orang seperti dia. Awalnya aku hanya menganggap mungkin dibalik Yoongi yang dingin, ada sikap hangat yang dia sembunyikan. Dia memang penyanyang, tapi dia juga sangat pemaksa.

Aku menceritakan pada Taehyung bahwa selama tiga hari ini aku menuruti Yoongi untuk ikut bergabung dengan teman-temannya, siapa sangka aku malah dijadikan babu. Dia tidak segan-segan menamparku saat aku menolaknya. Taehyung menggeleng tidak percaya. 
"Aku akan membunuhnya!" ujar Taehyung saat aku menyudahi cerita.
"Jangan! Teman-temannya sangat berbahaya"
"Aku tidak perduli Yoora"
"Ya! Aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu" reflek teriakku membahana. Taehyung terlihat kaget
"Geurae, tapi aku tidak bisa memberikan dia kesempatan kedua jika memperlakukanmu seperti ini lagi"_lalu siapa yang tahu kau ada bersamaku?" lanjutnya.
"Eobsseo. Taehyung-ah.. Secreet. Jebal"

Papper HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang