Epilog Elegi Cinta
Langit kelabu tersirat tak begitu cerah
Angin berlari mengejar awan bak hantu masa lalu
Daun yang gugur karena jeratan masalah
Dan matahari yang tak pernah terik menyala
Balkon yang basah terguyur hujan
Lorong panjang dengan gemuruh suara
Disitu kali pertama aku menatap rasa peduli tak memandang tangga kastaKau yang berlari bersama gelegar petir
Tak menghiraukan hujan yang menghunus
Tanah mengejek dan membuat tersandung sesekali
Sebab kau lengah melayangkan pandang ke arah balkon
Aku selalu riang kemudian melupakan semua kepedihan
Hingga malam akhir Desember menyelimutiku
Kau mengambil suatu keputusan salah dengan keraguan
Sekali lagi aku berduka di bawah jendela besi
Selalu kumaafkan kesalahanmu meski terasa semua kesedihan
Doa terbaik selalu kualirkan dalam jalanmu
Dan aku tak pernah berusaha membencimu
Akan tetap terngiang jubah biru pirus ituEpilog elegi cinta ini telah berakhir padam
Seperti inilah Tuhan lebih menyayangiku
Ia mengisyaratkan untuk lebih dekat dengan-Nya
Lalu Ia anugerahkan sebuah hati baja
Supaya kian tabah di setiap penat
ESTÁS LEYENDO
Bait-bait Hujan [END]
PoesíaTidak semua orang menyukai hujan, mereka memiliki interpretasi yang berbeda. Diantara mereka sangat membencinya, tak elak. Namun aku selalu mencintai hujan, walau hentakan badai tak pernah terdengar lagi. Saat hujan menyelimuti ruang hati, pena di a...