41. Epilog Elegi Cinta

25 2 0
                                    

Epilog Elegi Cinta

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Epilog Elegi Cinta

Langit kelabu tersirat tak begitu cerah
Angin berlari mengejar awan bak hantu masa lalu
Daun yang gugur karena jeratan masalah
Dan matahari yang tak pernah terik menyala
Balkon yang basah terguyur hujan
Lorong panjang dengan gemuruh suara
Disitu kali pertama aku menatap rasa peduli tak memandang tangga kasta

Kau yang berlari bersama gelegar petir
Tak menghiraukan hujan yang menghunus
Tanah mengejek dan membuat tersandung sesekali
Sebab kau lengah melayangkan pandang ke arah balkon
Aku selalu riang kemudian melupakan semua kepedihan
Hingga malam akhir Desember menyelimutiku
Kau mengambil suatu keputusan salah dengan keraguan
Sekali lagi aku berduka di bawah jendela besi
Selalu kumaafkan kesalahanmu meski terasa semua kesedihan
Doa terbaik selalu kualirkan dalam jalanmu
Dan aku tak pernah berusaha membencimu
Akan tetap terngiang jubah biru pirus itu

Epilog elegi cinta ini telah berakhir padam
Seperti inilah Tuhan lebih menyayangiku
Ia mengisyaratkan untuk lebih dekat dengan-Nya
Lalu Ia anugerahkan sebuah hati baja
Supaya kian tabah di setiap penat

Bait-bait Hujan [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora