Chapter 1

108 18 8
                                    

“ᴀᴋᴜ ᴘᴇʀɴᴀʜ ʜᴀɴᴄᴜʀ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴛᴇʀʟᴀʟᴜ ᴘᴇʀᴄᴀʏᴀ.”

✻ ═════ •❅• ═════ ✼

Mempunyai kekasih populer seperti Atsumu haruslah perbanyak dimaklumi. Penggemar yang senantiasa mengerubunginya, terutama kebanyakan anak perempuan. Tidak lebih menjadi salah satu ujian bagi (Name)

Namun, kemakluman itu dibuat goyah kala sebuah kabar angin sampai di telinga (Name).

“Kau harus lihat ini, (Name),” celetuk Suna. Menyodorkan ponselnya kepada (Name) yang sibuk membuat sketsa gambar.

Sebuah foto yang menunjukkan Atsumu dengan gadis lain, tertawa bersama di dekat mesin minuman.

“Mungkin itu peminat Atsumu. Mana iya dia berselingkuh,” balas sang gadis tidak merisaukan. Masih memegang prinsipnya untuk tetap percaya pada kekasihnya. Kecuali jika itu keluar dari mulut Atsumu langsung.

“Tapi mereka kelihatan dekat, loh. Kamu seharusnya curiga pada Atsumu.”

Dari awal sah menjadi kekasih Atsumu, keputusan (Name) adalah harus percaya dengan setter berbakat itu. Jika ia termakan dengan gosip semata, jalinan kasihnya akan terputus.

Benar, seharusnya begitu.

Inginnya (Name) terus percaya terhadap Atsumu. Akan tetapi saat dia ke atap, tempat biasa makan siang bersama dengan Atsumu, kadang juga dengan Osamu dan Suna, gadis itu melotot tidak percaya dengan pemandangan yang di lihatnya.

Atsumu dengan senyumnya yang lebar tengah menyuapi gadis pada foto ditunjukkan Suna. Mereka tampak begitu mesra. Tanpa sedikit pun terlihat canggung.

Kotak bekal makan diremas kuat-kuat, ia tak sanggup lama-lama melihat pemandangan menyakitkan ini. Menahan air mata yang ingin merembas dari maniknya.

Dengan hati yang kalut (Name) menutup kembali pintu atap dengan perlahan, pergi tanpa suara.

Saat turun di tangga penghubung ke atap sang gadis berpapasan dengan kembaran kekasihnya, Osamu.

“Kenapa balik lagi? Mau makan siang, 'kan?” tanya Osamu keheranan. Bungkusan onigiri menggantung di tangan kanannya.

“Aku makan di kelas saja,” lirih (Name), melewati Osamu yang masih bertanda tanya.

Jelas gadis itu menghindari pertanyaan lanjutan dari Osamu. Iris abu sang pemuda sedikit mengecil begitu sadar bahu (Name) bergetar.

Begitu sampai atap, Osamu jadi mengetahui mengapa (Name) membatalkan niatnya untuk makan di sini. Itu karena ada seorang gadis asing menempel pada Atsumu.

“Sialan, dia malah asyik sama gadis lain,” umpat Osamu.

________
To be continued----

Satu kata buat Atsumu—

_______________18 Februari 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_______________
18 Februari 2022

Metanoia ᘛ Miya OsamuWhere stories live. Discover now