Chapter 6 : Tenang namun berbahaya

35 7 0
                                    

Arhan dan Dina belum berangkat untuk berburu, mereka berdiskusi tentang bagaimana menghadapi Ocong.

Beberapa pengunjung sudah datang ke kafe, Yulia mengantarkan pesanan.

"Fisikmu perlu dikembangkan lagi Din," ujar Arhan

"Tapi Pak Tua, metode latihan yang kau ajarkan itu sangat berat!" gerutu Dina

"Arhan, jangan terlalu memaksakan Dina," Yulia datang sambil membawa nampan kosong.

"Semalam dia sudah benar-benar lelah, hingga langsung terlelap," lanjut Yulia.

Wajah imut Arhan cemberut kecut.

Rambut hitamnya sudah dipangkas cepak, tidak ada jenggot ataupun kuming yang menghiasi wajahnya.

Yulia pergi meninggalkan Dina dan Arhan berdua.

Dina masih memprotes metode latihan yang diberikan oleh Arhan.

Tiba-tiba seorang pengunjung mendekati mereka.

"Permisi, perkenalkan nama saya Halip," ucap pria tersebut.

Arhan dan Dina memperhatikan.

Halip berjubah putih, sambil membawa busur dan anak panah di punggungnya.

Dia berambut hitam pendek dan wajah sedikit tampan.

"Apakah tadi kalian berencana mengalahkan Ocong, saya bisa membantu kalian," ucap Halip terbatah-batah.

Dina mengangkat sebelah alisnya.

Halip berjalan lebih mendekat dan memegang tangan Dina.

"Tenang saja, aku pasti akan melindungimu," ucap Halip

Dina kesal dan melepas pegangan tangan Halip.

"Beraninya kau memegangku!" Dina kesal dan mengacungkan pedangnya ke Halip

"Hei hei," Arhan menengahi mereka sambil tertawa pelan.

Halip masih percaya diri.

"Bocah, kau juga akan aku lindungi," ucap Halip.

'Siapa sebenarnya orang ini' ucap Arhan dalam hati.

Arhan memperhatikan penampilan, sikap dan cara berbicaranya.

"Tuan Halip, ini pesanan anda," ucap Yulia memecah suasana

"Oh terimakasih," jawab Halip.

Sikap Halip biasa saja kepada Yulia, namun berbeda kepada Dina.

'Baiklah, kita lihat saja kemampuannya' ucap Arhan dalam hati.

'Dilihat dari kekuatan fisik sepertinya dia cukup kuat, kuota sihirnya juga ada,' Arhan melakukan penilaian.

"Yo, mari kita berangkat!" ucap Arhan mendorong Dina dan Halip menuju pintu keluar.

Arhan, Dina dan Halip berjalan menuju hutan dan memasuki wilayah hutan dalam.

Sebelum itu, Dina berlatih sebentar untuk mengembangkan fisiknya.

"Bocah, kau sudah lama mengenalnya?" tanya Halip kepada Arhan yang berada di sebelahnya.

Arhan dan Halip menunggu latihan fisik Dina selesai.

Dewa LangitWhere stories live. Discover now