12. Athanasia's Dream

1.9K 176 1
                                    

Kelopak mata Shanna perlahan membuka, ia mengedipkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya di dalam ruangan tempat dia berada.

Semua orang disitu melihat hal itu dan langsung mengerumuni gadis kecil itu.

"Shanna! Kau sudah siuman."

"Syukurlah..."

"Tuan Putri, jangan mati lebih cepat."

Derrick, Charles, dan Valerie buru-buru mengatakan sesuatu yang ingin mereka katakan. Situasi menjadi tak terkendali karena Derrick dan Valerie menangis.

"Hey, kalian begitu cengeng."

Suara Lucas terdengar dari belakang mereka. Mereka menoleh dan mendecakkan lidah dengan kesal.

Shanna masih bingung dengan situasi saat ini. Kenapa dia disini? Apa yang dia lakukan tadi? Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya.

Dirinya perlahan duduk bersandar. Kepalanya sangat pusing ditambah dengan para bocah yang sedang bertengkar, sangatlah berisik.

Bang!

Suara dobrakan pintu terdengar sampai ke seluruh ruangan. Tiga orang dewasa langsung menerobos gerombolan bocah kecil itu, tak lupa dengan Claude yang langsung memeluk sang putri.

"Tuan Putri!"

"Apa anda merasakan sakit disuatu tempat?"

Felix dan Kelly bergantian mengecek seluruh tubuh gadis itu, mereka sangat teliti dan sangat protektif jika menyangkut Tuan Putri-nya.

Derrick menyaut, menyebabkan kesalahpahaman kecil yang akan membuat Shanna tertekan.

"Ah! Daritadi Putri tidak berbicara dan hanya diam!"

Mata tajam milik pria berambut emas itu membelalak, takut jika sesuatu terjadi pada putrinya. Pelukan yang tadinya sangat erat, terlepas dengan cepat.

Claude membuka mulut Shanna, memeriksa seluruh inci mulutnya. Tak hanya itu, ia bahkan memeriksa seluruh wajah gadis itu.

"A-akh! Papa, sakit."

Pipi mulus Shanna sedikit tergores karena terkena kuku tajam milik Claude. Hanya sedikit, namun hal itu berhasil membuat seluruh istana heboh.

"PIPI TUAN PUTRI BERDARAH! CEPAT AMBILKAN OBAT!"

"PANGGIL TABIB!"

Kelly dan dayang cilik Shanna, Valerie berteriak dengan nyaring. Para pelayan langsung dengan tanggap menyiapkan berbagai alat medis yang... berlebihan? Entahlah, sepertinya standar seorang bangsawan memanglah seperti ini.

Alhasil, Shanna harus pasrah mendapat pengobatan dari tabib istana.

Kamar yang tadinya penuh dengan pelayan menjadi lebih sepi. Hanya ada Shanna dan Claude disini.

Sejak tadi, Claude hanya menatap Shanna dalam diam, tak membuka topik apapun.

'S-sepertinya wajahku akan berlubang...'

Shanna yang sudah tidak tahan dengan tatapan tajam dari sang ayah, mencoba bertanya untuk meringankan suasana.

"Mm, papa? Ada apa?"

"..."

Sepertinya Raja satu ini mempunyai kelainan. Claude hanya diam saat Shanna bertanya, namun beberapa saat ia menghela nafas panjang.

Perilakunya sangatlah aneh. Pikir Shanna.

"Kau, apa kau tidak ingat apapun?"

"Eh? Apa?"

Obsession [WMMAP]Where stories live. Discover now