CHAPTER 5 YOUR MY DOLL

19.3K 424 6
                                    

''Salah!!! Perbaiki, pastikan tidak ada lagi kesalahan!"

Valerie hanya memejamkan matanya singkat. Ia harus terus menahan kesabaran menghadapi bos barunya, selalu mencari- cari kesalahan Valerie, membuat dirinya ingin berteriak tepat di depan wajah Arthur Anderson. Baru seminggu ia bekerja, tapi Valerie merasa seperti berada di neraka selama hampir setahun.

"Arthur sialan!" batin Valerie mengumpat, mengepalkan tangannya. Hanya seperti ini satu-satunya kata  yang dapat mewakilkan betapa frustasinya dirinya saat ini, meskipun hanya bisa ia lakukan di dalam hati.

Kendati demikian meskipun ia kesal terhadap Arthur. Tetap Valerie kerjakan, tidak pernah melalaikan tugasnya. Masih banyak hal harus ia banyak pelajari dalam menyusun jadwal dan merangkap beberapa pekerjaan, apa lagi Valerie tidak memiliki pengalaman sebagai sekretaris, semua kerja kerasnya masih teramat kurang di mata Arthur!

Valerie melirik sekilas arloji yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir jam makan siang, tetapi yang Valerie lakukan hanya menghela napas kasar. Jam makan siang yang di impikan olehnya tentu akan terlewatkan begitu saja, tidak akan ada makan siang— selama pekerjaan Valerie belum selesai.

Satu hal yang sedikit demi sedikit mulai Valerie dipahami. Arthur sangatlah  perfeksionis, keras kepala, dan misterius. Jemarinya sibuk menari- nari di atas keyboard matanya berfokus pada layar monitor. Jadwal Arthur sebagai CEO begitu banyak, dan Valerie masih belum biasa. Ia tidak memiliki pengalaman sebelumnya sebagai sekretaris, cukup mengejutkan baginya untuk mendapatkan posisi ini. Bukankah itu aneh? Mengapa Arthur harus menjadikan dirinya sebagai sekretaris? Padahal dia tidak memiliki pengalaman sama sekali di bidang ini.

Hal aneh kedua adalah: mengapa ia harus mencari sekretaris di Chicago? Di kota Paris, banyak yang lebih kompeten darinya. Arthur hanya melihat ke meja yang tidak jauh darinya sambil sengaja mencari-cari kesalahan Valerie. Arthur hanya menyukai ekspresi bonekanya yang terlihat lebih lucu ketika sedang menahan amarah.

"Valerie tolong pesankan makanan untukku." Arthur menekan telepon di mejanya hanya untuk menelepon telepon di meja Valerie. Konyol sekali, bukan? Dia sudah tahu itu; Arthur melakukannya dengan sengaja, meskipun mereka cukup dekat.

"Iya, Sir."

Arthur tersenyum mendengar nada lembut Valerie, dari kejauhan. Arthur dapat melihat ekspresi wajah Valerie— ia tampak kesal sembari mengerucutkan bibirnya. 

Valerie berdiri merapikan mejanya, dan dia segera bergegas keluar untuk memesan makanan hanya untuk Arthur. Ia tidak tahu apakah pekerjaan ini termasuk dalam pekerjaan sekretaris juga. Tapi sekali lagi, Valerie hanya mengikuti perintah.

Segera kaki kecilnya berlari menuju lift dan menekan tombol menuju lantai satu. Napasnya bergemuruh saat lift tertutup, matanya terus memperhatikan pergerakan detik pada jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Valerie menjadi gugup karena angka-angka tombol lift terus berganti secara perlahan. Tubuhnya melangkah keluar dari perusahaan, menghentikan taksi, restoran yang ingin ia tuju memang tidak jauh dari perusahan— Valerie hanya tidak ingin membuang waktu dan tenang lebih banyak.

"Sungguh tempat yang hanya di isi orang- orang kaya raya." Valerie hanya bergumam saat dia turun dan membayar taksi, masuk dengan santai ke dalam restoran yang awalnya terasa asing baginya. Mengingat pengunjung di sana adalah orang-orang kelas atas, ia hanya perlu fokus memesan makanan untuk bosnya.

Perut Valerie juga keroncongan karena lapar ia melewati jam makan siangnya. Valerie membayar makanan yang di  dikemas dengan rapi di dalam paper bag. Pikirannya saat ini, hanya harus bergegas kembali—sudah tiga puluh menit berlalu. Valerie harus kembali secepat mungkin untuk menghindari kemarahan Arthur.

𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐌𝐘 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍, 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 ( 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓 ) RepostDär berättelser lever. Upptäck nu