Yeojun tersenyum."dad, i love you"

"I love you too". Jeongguk pun pergi. Dia akan menuju universitas untuk menemui Dr. Park Jihoon.

-'-

Di ruangan Dr. Park Jihoon.

"Aku sudah lama menunggumu, aku sangat bahagia hari ini, lihat" sembari menyodorkan surat.

Jeongguk hanya melihat sekilas."surat dari universitas Harvad"

"Bagaimana kau bisa tahu, kau belum membacanya" tanya jihoon.

"Kekuatan super" balasnya asal.

Jeongguk menatap tidak tertarik pada surat tersebut."pak, dulu aku berpikir matematika adalah hidupku, bukan pekerjaan atau sebagainya, seperti dirimu"

"Tentu"

Jeongguk menggeleng."tidak pak, matematika dan pekerjaan adalah bagian penting dalam hidupku, tapi bukan segalanya, matematika memiliki tempatnya sendiri, begitu juga kehidupan, jika aku tidak mengimbangi keduanya, suatu hari nanti aku akan hidup sendiri di rumah yang sepi"

"Jeongguk, kau baik-baik saja?" tanya jihoon.

"Aku tidak mengatakan tidak, tapi ini berdampak pada taehyung, aku tidak bisa menyetujui ini tanpa memberitahu dan meminta izin dari taehyung, maaf pak, mungkin lain kali" jeongguk memutar tubuhnya bersiap untuk meninggalkan ruangan.

Tapi jihoon menghentikannya."jeongguk, kau benar, tidak ada persamaan yang sempurna tanpa keseimbangan, matematika juga mengajarkan itu" ucap jihoon.

Jeongguk tersenyum."ya, terimakasih" dia pun pergi.

Ketika menuju kelas, seorang mahasiswa menghampirinya, belum juga mahasiswa tersebut bersuara, jeongguk langsung membawanya masuk kedalam kelas.

Jeongguk pun memulai kelasnya, dia seorang dosen yang baik, jeongguk menjelaskan semua materi hari ini dengan sangat jelas, semua mahasiswa memperhatikan jeongguk dengan serius.

Selesai mengajar, jeongguk langsung menuju tempat pertandingan putranya. Yeojun sudah menunggu sejak tadi ternyata, ketika melihat kehadiran jeongguk, yeojun langsung meloncat kegirangan.

"Daddy" panggilnya semangat.

Jeongguk langsung menghampiri sang putra."apa kau sudah siap?"

Yeojun mengangguk. Jeongguk memakaikan sepatu bola yeojun."jagoan, daddy akan bersorak paling keras jika kau berhasil mencetak gol" yeojun tersenyum kemudian mencium pipi jeongguk sayang.

Setelah selesai menghadiri pertandingan yeojun, jeongguk pulang bersama sang putra. Dia harus bersiap untuk menghadiri pameran taehyungnya.

Mereka berdua berangkat bersama, menaiki mobil jeongguk.

Saat telah sampai di galeri pameran, taehyung terlihat sangat gugup, telapak tangannya menjadi dingin. Jeongguk yang melihatnya pun langsung menggenggam tangan taehyung kemudian mencium punggung tangan milik taehyung."kau pasti bisa"

Hoseok datang."tae..."

Belum selesai bicara, jeongguk langsung menyela."aku tidak peduli, permisi"

The Time | KV [END]Where stories live. Discover now