ARDES & HAZEL | SPECIAL NEW YEAR

Start from the beginning
                                    

Ardes tersenyum singkat mengingat gadis itu. "Baik."

"Des-des, si Bejo katanya suka sama Hazel tuhh!" seru Panji mengadu membuat Bejo langsung menyumpalnya dengan tisu bekas lap meja.

"ANJ---"

"Nggak Des. Bohong dia," ucap Bejo mengelak membuat Ardes langsung menatapnya dengan tatapan datar.

Suara tawa mereka terdengar melihat wajah panik Bejo seakan terciduk selingkuh. Sebenarnya apa yang di katakan Panji benar tetapi Bejo tidak mungkin merebut apa yang sudah di miliki oleh orang lain apa lagi Ardes adalah sahabatnya sendiri. Cowok itu tahu betul Bejo menyukai Hazel tetapi dia hanya diam.

Ardes mengambil tasnya yang berada di samping Ezra.

"Mau kemana lo?"

"Hazel." jawabnya tanpa menoleh.

°°°°

Ardes berhenti di tempatnya ketika melihat Hazel sedang tertawa bersama Niko yang merupakan mantan pertama cewek itu. Tatapan tajam Ardes menusuk pada keduanya lalu cowok itu berbalik tak berniat mengganggu.

Namun suara Hazel terdengar melengking di telinga membuat langkahnya terhenti.

"ARDESAYANG!!" Hazel langsung berlari kecil menghampiri cowok itu, meninggalkan Niko begitu saja seakan sudah tak tertarik lagi.

Hazel berdiri di depan Ardes dengan cengiran khas gadis itu yang selalu berhasil membuat Ardes luluh tetapi kali ini tidak. Ardes hanya diam dengan tangan yang masuk kedalam saku celana sekolahnya.

"Jadi balik bareng, kan? Kamu kenapa tadi balik?" tanya Hazel.

"Hm,"

"Ardes marah ya? Tadi Niko cuma balikin buku catetan aku kok abis itu dia kasih boneka bebek. Lucu banget, kan?" Hazel mengangkat boneka bebek kuning itu di depan muka Ardes.

"Iya,"

"Ardes, maafin Hazel."

"Ya."

"Ardess ihh jangan gituu," ucap Hazel memegang lengan Ardes namun cowok itu menepisnya. Tidak kencang namun membuat Hazel semakin panik.

Ardes melanjutkan langkahnya kembali namun Hazel dengan cepat mencegat cowok itu dengan berdiri di depannya.

"Jangan marah ya, sayang?"

Jika menggemaskan begini bagaimana Ardes bisa marah pada gadis itu. Hazel menerjapkan matanya beberapa kali dengan maksud membujuknya.

Ardes menghembuskan napas sambil membuka resleting tasnya lalu mengambil sebuah cokelat dan menyodorkannya pada Hazel.

"Cokelat? Buat aku?"

"Dari adik kelas," jelas Ardes singkat.

"Cewek atau cowok? Cewek pasti, ya kan? Loker sama kolong meja kamu pasti penuh ya setiap hari sama cokelat, surat, atau bunga. Enak ya di sukain banyak orang," ucap Hazel panjang lebar, ada nada cemburu di sana membuat Ardes terus memperhatikannya.

"Mereka gak ada apa-apanya di banding di sukain sama kamu," balas Ardes lalu berjalan terlebih dahulu. Hazel langsung panas-dingin di tempatnya, Ia sangat, sangat, sangat senang karena Ardes jarang sekali berkata-kata manis padanya.

"IH ARDES KOK AKU DI TINGGAL?! ARDES TUNGGU DONG! ARDESSS!!!"

°°°°

"Ardes tadi ada pembagian nilai ulangan matematika. Aku di omelin di depan kelas gara-gara dapet nilai 15. Terus di suruh tanda tangan orang tua, aku takut papa marah." Hazel berceloteh di sepanjang jalan dan Ardes memasang telinganya baik-baik, cowok itu selalu menghargainya.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now