03 | SPECIAL DINNER

293 45 1
                                    

       Satu kata yang cocok untuk suasana pagi hari Jeongguk ditanggal tiga belas bulan Oktober ini adalah—repot. Pasalnya hari ini adalah hari dimana pujaan hati kecilnya berulang tahun. Ini sudah kali kedua Jeongguk merayakan ulang tahun kekasihnya itu.

       Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini terlihat lebih repot karna Jeongguk tidak begitu mengaturnya dengan rapi. Jadwal kerjanya yang sibuk, ditambah Jimin yang selalu tidak mau ditinggalkan Jeongguk ketika hari liburnya—menyulitkan Jeongguk menyiapkan semuanya.

       Tahun ini Jimin genap berusia dua puluh dua, dan Jeongguk ingin mencoba suatu kejutan yang tak biasa untuk Jimin. Jika sebelumnya Jeongguk hanya datang ke apartemennya hanya dengan kue dan sekotak kado ulang tahun untuk Jimin, maka kali ini akan sedikit berbeda.

       Jimin sudah memasuki usia dewasa, bukan? Maka tak ada salahnya mencoba cara merayakan ulang tahun ala-ala orang dewasa juga, 'kan?

       Selama hampir dua tahun mereka bersama, Jeongguk rasa, mereka berdua jarang—bahkan sepertinya belum pernah makan berdua di bawah suasana yang romantis. Sejauh ini, jika mereka makan bersama, maka itu ... Ya, hanya jadi makan bersama kelewat biasa, karna jauh dari kesan romantis ala-ala pasangan yang makan bersama.

       Jadi, Jeongguk penasaran, akan seperti apa jika mereka melewati malam romantis seperti pasangan pada umumnya; seperti di novel-novel; seperti di film-film.

       Jeongguk bukan tipe pria yang romantis dan Jimin juga sama. Selama ini mereka hanya menjalani hari-hari agak berbeda dengan pasangan yang lainnya. Terbilang lebih biasa namun, masih dipenuhi kasih sayang di dalamnya.

       Jika pasangan lain sibuk umbar kemesraan mereka, maka Jeongguk dan Jimin memilih tak terlalu mengumbar. Prinsip mereka berdua itu, hubungan yang awet adalah hubungan yang tidak banyak dipamerkan pada publik—tapi tiba-tiba sudah sebar undangan saja. Bagi mereka, kemesraan mereka bukanlah sesuatu untuk dijadikan konsumsi publis—terlebih di sosial media, nanti mereka iri.

Mesra-mesraannya cukup di kamar, di sosmed tidak perlu.

       Jeongguk sudah menyiapkan beberapa rancangan kejutannya untuk ulang tahun Jimin. Minggu lalu ia sudah mendapat tempat yang pas untuk kejutan spesialnya. Sebuah taman yang telah di setting sedemikian rupa dengan lampu-lampu hias yang berkelap-kelip. Satu meja untuk dua orang di atas hamparan kelopak mawar merah juga menjadi pelengkapnya.

       Pagi ini Jeongguk sibuk memilah-milih pakaian apa yang akan dikenakannya nanti malam. Jeongguk baru saja kembali dari acara mengantar Jimin ke kampusnya—itu rutin ia lakukan saat ia sedang senggang. Hari ini ia sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya karna ingin quality time dengan Jimin di hari spesialnya.

       Jadi, sepulangnya dari kampus Jimin, Jeongguk kembali ke apartemennya dan sibuk menyiapkan apa saja yang ia butuhkan untuk nanti malam. Setelah bingung memadu-padankan helai-helai kain dari almarinya, Jeongguk akhirnya menemukan setelan yang pas.

       Setelah selesai dengan pakaian, Jeongguk beralih ke persiapan yang lainnya. Satu buket mawar merah dan juga kado khusus yang ia siapkan untuk malam ini adalah sesuatu yang akan menjadi inti dari acara malam nanti.

       Kali ini tak ada acara tiup lilin seperti biasanya, meskipun itu hal wajib dan lumrah ketika seseorang berulang tahun. Namun, Jeongguk yakin, tanpa kue dan lilin pun Jimin akan merasa ini adalah ulang tahun paling berkesan seumur hidupnya, lihat saja nanti.

       Jimin tak pernah kecewa dengan semua kejutan yang pernah Jeongguk berikan padanya. Jadi, ia sangat percaya diri untuk acara malam nanti. Meskipun ia akui persiapannya sedikit melempem, tapi ia yakin ini akan berhasil.

[END] Kamu dan Hujan [Kookmin]Where stories live. Discover now