Terra

53 36 64
                                    

Assalamualaikum
salam literasi

~happy reading~
--------

Otaknya terus berfikir, apa ia benar-benar ditakdirkan bersama dengan sang kekasih? Bumi menyesal telah bersikap kasar tadi.

Setelah aksi penangkapan yang terjadi di desanya, Bumi sudah sangat bersemangat menghukum mati tiga orang yang ia yakini adalah penyebabnya. Sampai saat penutup kepala mereka terbuka, dan menampilkan wajah seseorang yang tak lagi asing bagi Bumi.

Orang itu adalah Anna Isabella -seorang wanita yang berhasil mematahkan tembok es dalam hatinya. Sadar sudah ternyata semesta sedang berbaik padanya.

Pria tadi bernama Bumi Grissham. Aneh bukan? Dan seperti namanya, Bumi adalah orang yang ingin membuat dunianya sendiri, dan dengan susah payah terciptalah aldea de flores -yang besarnya mencapai setengah negara.

"Maaf Anna aku tidak tau kalau tadi itu dirimu..." Anna merasa risih dengan permintaan maaf yang terus menerus dari mulut Bumi. Sementara Merkurius sedang mengobati Venus, sambil keduanya menahan tawa.

"Kau sudah banyak meminta maaf, Bum, aku kan sudah bilang, aku tak masalah," kata Anna dengan jengah.

Bumi hanya cengengesan tak jelas. Ia mengalihkan pandangannya melihat Merkurius dan Venus. Bumi mendekat, "apa ada lagi yang kalian butuhkan?" Tanyanya.

Merku menggeleng, "tidak ada, dan terima kasih untuk obatnya".

"Tidak perlu sungkan, kalau ada lagi yang kalian butuhkan, panggil saja pelayan diluar." Merkurius mengangguk.

Bumi menoleh ke Anna, "bagaimana denganmu Anna, apa ada yang kau butuhkan?"

"Tidak," tegas Anna. Bumi sedikit kecewa karena Anna masih sama acuhnya dengan dulu. Tapi tak apa, karena ia masih mempunyai kesempatan.

"Baiklah Anna, kalau ada yang kamu butuhkan, panggil saja aku," sahut Bumi dengan semangat.

Anna membuang pandangannya sampai Bumi tak terlihat lagi, barulah Merkurius dan Venus bisa tertawa puas. Bisa dibayangkan bagaimana wajah Bumi yang terus tersenyum pada Anna tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun. Pandangan Bumi pada Anna sangat berbeda, tatapan yang seakan-akan bisa menyeramkan bila miliknya diganggu. Itu bisa diartikan karena memang Bumi terlihat gigih.

"Berhentilah tertawa..." sahut Anna geram.

Venus dan Merkurius menghentikan tawa mereka. "Ternyata kau banyak kenalan juga," ujar Venus.

Terlintas satu ide dalam otak Merku, sebelum seseorang merebutnya lebih dulu. "Bagaimana kalau kau minta bantuan Bumi?" Tanya Venus. Merku menahan kegeramannya.

Anna melirik sinis, "aku tidak sudi".

"Kenapa?" Merku seperti sedang menelaah. "Bukankah dia sangat menyukaimu, pasti tak masalah baginya membantumu."

Venus mengangguk setuju. Namun, sekali lagi Anna menolak. "Aku tidak mau berurusan lagi dengan Bumi."

Mereka tidak terlalu paham, tapi tetap menghargainya. "Kalau gitu, aku saja yang minta bantuannya. Mungkin saja Bumi tidak menolak."

Inilah yang Venus tidak suka dari Merkurius. Dia seakan-akan paham, tapi tidak mengerti.

"Hei, tuan!" Anna menjentikkan jarinya didepan wajah Merku. "Kau tidak mengerti? Bumi itu, bukan orang yang mudah untuk didekati. Dia lebih menyeramkan dari apa yang terlihat."

"Benar. Dan kau tau Merku, bahwa kebodohanmu itu yang membuat kau sangat tak berguna," celetuk Venus. Tentu itu membuat Merku marah. Hampir saja ia melayangkan pukulannya, kalau pelayan tidak datang.

ANNA (Hiatus)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora