𝐒 𝐀 𝐓 𝐔

49 6 147
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





KRINGGG...

Suara alarm berbunyi dalam sebuah ruangan yang ditempati oleh sesosok pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Syailendra Rihito Putra Ikhwan.

Sang pemilik kamar masih terlelap dibawah balutan selimut dan di dalam alam bawah sadarnya. Tak memedulikan suara nyaring dari samping nakas tempat tidurnya, tetap memejamkan mata tanpa berniat untuk bangun.



TOK TOK TOK

Pintu kamar diketuk dengan tidak sabaran, Rihito yang mendengar suara yang sangat amat mengganggu itu pun menutup telinganya dan menghimpit kepalanya di antara tumpukkan bantal.

"RIHITO, BANGUN GAK LO?!"

Suara dengan nada menyebalkan, Rihito jelas tahu siapa itu. Ia semakin tidak mood saja untuk bergegas bangun dan malah terus bermalas-malasan tanpa tahu bahwa jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul enam tiga puluh pagi.



TOK TOK TOK

Pintu terus diketuk, Rihito masa bodoh. Sedangkan seseorang yang tengah mengetuk dibalik pintu sejak sepuluh menit yang lalu sudah meradang, "RIHITO BUKA PINTUNYA, WOY! GUSTI NU AGUNG!"

Sampai pada akhirnya...




BRAK!




GUBRAK!




Pintu dibuka secara paksa--didobrak--dan bersamaan dengan itu, tubuh bongsor Rihito meluncur bebas dari ketinggian sekitar satu meter sampai bokongnya sukses mencium lantai.

"HAHAHAHAHA MAMPUS!"

Rihito mengucek-ngucek kedua matanya, menatap datar ke arah pemuda sebayanya yang tengah tertawa terbahak-bahak, merasa puas dengan pemandangan di hadapannya.

"Lo bukannya tolongin gue, To. Malah ketawain, dasar laknat lo." Dengan susah payah Rihito bangkit, bokongnya masih terasa nyeri sehabis terjatuh dari atas ranjang.

"Ya, masalahnya lo udah gue bangunin sejak sepuluh menit yang lalu gak bangun-bangun juga. Lagian manéh / lo tidur atau simulasi mati, sih?! Ngebo pisan / banget."

"Belegug manéh mah / sialan lo Hiroto! Ngatain gue, lo?! Masih pagi udah ngajak ribut aja!"

Niscala Hiroto Pradipta atau yang kerap dipanggil Hiroto berdecak sebal, "Ck. Terserahlah, cepetan mandi udah mau jam tujuh, ntar gue ikutan telat gara-gara lo! Punya motor kok rutin keluar masuk bengkel, sebenarnya lo apain motor lo?"

"Iya sabar, bro. Gak gue apa-apain itu motor, kemarin cuma nabrak tiang listrik doang," ujarnya dan Rihito segera menyambar handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Hiroto yang tengah menepuk jidat, heran dengan tingkah sang sahabat karib yang kalau dipikir-pikir punya sifat sebelas dua belas dengan dirinya. Walau fakta satu ini tentu selalu Hiroto sangkal dengan tegas, alias tidak sadar diri.




Pacar? (Rihito)Where stories live. Discover now