👻MDS 26 || Kasus Baru

Start from the beginning
                                    

Ryan menengok arlojinya. Baru pukul 06.10, tapi jalanan sudah macet begini.

"Ini mobil punya lo?" Sheina buka suara setelah 10 menit lalu bungkam.

Jemari Ryan yang semula mengetuk-ngetuk setir berhenti seketika.

"Iya."

"Lo yang beli?"

"Ngga, pake uang orang tua gue. Mereka ngasih gue kartu ATM, mobil, sama uang. Terserah mau dipake buat apaan."

Sheina terkesima. Berarti, setidaknya orang tua Ryan masih memperhatikan anaknya.

"Enak dong, lo masih diperhatiin sama ortu. Terus kenapa lo jarang pulang ke rumah? Gue yakin, rumah lo juga sama mewahnya kayak apartement tadi."

Ryan melirik Sheina melalui kaca. "Enak? Sebenernya gue ga butuh fasilitas semewah ini. Gue cuma mau keluarga gue kek dulu lagi. Kalo lo nanya alasan gue jarang pulang ke rumah, itu karena gue ngerasa ada di neraka tiap kali gue ke sana."

Sheina tahu, itu hanya kiasan. Ia menggunakan majas hiperbola.

"Seandainya bisa balik ke masa lalu, gue mau bunuh orang tua gue aja. Jadi, gue ga bakal ada di dunia ini. Itu pilihan terbaik menurut gue," imbuhnya lagi.

Belum ada tanda-tanda Ryan mengakhiri pembicaraannya.

Ia kembali bersuara, "Shen, lo tau? Seharusnya, keluarga menjadi tempat kita untuk berlindung. Tapi seringnya keluarga menjadi tempat kita menemukan rasa sakit hati yang mendalam. Is that true?"

Sheina mengangguk kecil. Memilih untuk tetap diam.

"Belok mana? Kiri apa kanan?"

Rupanya lampu telah berganti menjadi hijau.

"Kiri."

•oOo•

Laju mobil Ryan melambat ketika sampai di halaman rumah Sheina. Mereka berdua keluar bersamaan dan mendapati seorang pria berdiri di teras. Ia terlihat sedang menelepon seseorang.

Dia Rey.

Ragu-ragu Ryan mengikuti langkah Sheina memasuki halaman, lalu menuju teras.

"Lo kemana aja?! Udah gue telepon lebih dari 20 kali, tapi lo ga angkat. Chat gue juga ga dibales" sungut Rey.

Sial! Saking sibuknya memikirkan masalah kemarin, Sheina sampai lupa kalau punya abang.

"Hp gue mati, lowbet."

"Bukannya lo bawa power bank?"

"Hm," deham Sheina.

"Tas lo juga mana? Pas pergi, lo bawa tas, 'kan? Terus kenapa sekarang ga ada? Padahal di tas itu udah ada makanan, berarti kalo tasnya ilang, lo ga makan?" cecar Rey. Sama sekali ia tak memberikan waktu untuk Sheina menjawab.

Orang yang ditanya hanya menghela napas pasrah.

"Udah nanyanya? Awas, gue pengen mandi sekalian sarapan, terus berangkat sekolah."

MEREKA DI SINI [TAMAT]Where stories live. Discover now