46. SEBUAH PESAN

Mulai dari awal
                                    

Dengan cepat Dirga melepaskan pelukan itu, ia merasa malu sekarang akibat perlakuannya yang menurutnya lebay.

Mata sembab, hidung merah. Cowok itu sekarang sangat menggemaskan. Mia terkekeh lucu melihat kondisi Dirga sekarang.

"Lucu bangetttt si!"ucap Mia gemas mencubit kedua pipi cowok itu.

Muka Dirga berubah datar, tapi jika di lihat lebih jelas lagi telinganya memerah.

"Kiyowokk sekali pacar aku."gumam Mia pelan.

"Ga mau pacaran, maunya langsung nikah!"

"Ck, gembel!"decak Mia memutar bola matanya malas.

Dirga terkekeh seraya memasang kembali helmnya untuk menutupi wajah sembabnya.

"Gue pulang!"pamitnya sebelum melajukan motor sport itu meninggalkan kediaman gadisnya.

Mia mengangguk tak lupa ia mengucapkan 'hati-hati di jalan'. Setelah melihat Dirga sudah hilang dari pandangannya ia masuk ke dalam mansion.

"Assalamualaikum, Mia pulang!"

"Waalaikumsalam!"balas kakek Ando seraya menyeruput kopi.

Mia menoleh ke sumber suara, ia melangkah mendekat untuk meraih tangan kakeknya.

"Eh, ada kakek."ucapnya tersenyum manis sambil mencium tangan kakek Ando.

"Hm, pulang sama siapa kamu? Kedua abangmu kemana?"tanya kakek Ando dengan alis terangkat.

Mia yang baru saja mendudukkan diri di kursi tersentak. "Mia pulang bareng Dirga kek! Lho abang belum pulang?"jujur gadis itu bertanya balik.

"Belum,"

"Dirga tuh cowok yang paling pendiam di rumah sakit waktu itu? Nggak punya ekspresi dia."lanjutnya.

Mia meringis mendengar julukan yang di berikan kakek Ando untuk Dirga. Emang bener sih, gak salah! Tapi yasudah lah.

"Hooh itu Dirga!"

"Kemana tunangan kamu itu? Kenapa sama cowok lain?"

"Dia punya cewek lain, Kek! Enak aja Mia di selingkuhin emang Mia cewek apaan."ucap Mia ketus ia sebal mengingat nama cowok brengsek itu.

Kakek geleng-geleng kepala. "Anak muda!"

"Lho Mia udah pulang ternyata! Nenek nungguin lho dari tadi."

Mia menoleh ke arah neneknya, kemudian ia berdiri dan berlari kecil untuk memeluk neneknya. "Nenek!"

Serangan dadakan membuat nenek Gia terkejut, namun berselang beberapa detik ia membalas pelukan cucunya.

"Abangmu kemana, hm?"tanya Nenek gia dengan mencium dahi gadis cantik itu.

Mia menggeleng tidak tahu dimana kedua abangnya sekarang. Ia tidak mau melepas pelukan itu rasanya sangat nyaman di peluk sang nenek.

"Mia enggak tau mereka kemana, Nek!"

***

Malam harinya mommy Ajeng menyarankan untuk Mia memakai baju yang sopan, katanya ada tamu yang akan datang.

TRANSMIGRASI MIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang