BAGIAN 9

22 10 6
                                    

Double update!!🔥
-

(Beca)use Whatsapp


9. Pemilihan ketos

Selama satu semester, Beca telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Cewek itu tak lagi ragu jika bertemu orang baru. Meski rasa risih itu masih ada, sebisa mungkin Beca menghalaunya. Beca tak ingin usahanya selama ini malah menjadi sia-sia.

Ketika Beca dan Rey hendak menuju kelas, tanpa sengaja Beca melihat kerumunan siswa/i di depan mading yang membuat jalan menuju kelas menjadi tertutup.

Rey yang sedang meminum susu kotaknya lantas berdecak sebal.

"Biar apa coba ngumpul depan mading? Kan bisa tanya-tanya temen kalo ada info penting." Gerutu Rey yang membuat Beca terkekeh pelan.

"Liat juga kuy," ucap Beca lalu menerobos kerumunan dan melihat isi mading.

Cukup sederet kalimat, Beca mengerti. Cewek itu mendekati Rey lalu mencari jalan lain menuju kelas.

"Ada pengumuman apa, Ca?" Tanya Rey lalu membuat sampah di salah satu tong.

"Kita bakal belajar di rumah." Ucap Beca santai.

Sontak Rey membulatkan kedua netranya. "Serius?! Demi?! WAHH AKHIRNYA!" Seru Rey yang membuat Beca sedikit menjauh.

"Girang banget lo."

"Iyalah! Seru tau belajar di rumah. Gue dari dulu pengen banget belajar di rumah. Kan santuy, Ca."

Beca menggeleng pelan. "Kenapa gak homeschooling aja dari dulu?"

"Ck. Ortu gak ngasih. Lo tau sendiri gue anaknya gimana. Harus ada temen kalo belajar,"

"Terus kalo nanti belajar di rumah, siapa yang nemenin lo?" Tanya Beca yang membuat Rey menahan senyumnya.

"Ada Andra." Bisik Rey yang membuat Beca terkejut.

"Lo gila?!"

Rey terkekeh pelan. "Biasain aja sih. Oh iya gue lupa lo jomblo makanya kaget gitu mukaknya," goda Rey yang dibalas cubitan gemas oleh Beca.

"Demen banget nistain gue."

Rey tertawa pelan lalu kembali menoleh ke arah Beca, rasa penasarannya belum hilang. "Kenapa kita belajar di rumah?"

"Skull bakal direnovasi. Kemungkinan seluruh ruangan bakal dirombak. Makanya kita belajar di rumah." Jelas Beca.

"Kemarin pas lo rapat bahas ini juga?" Tanya Rey membuat Beca mengangguk.

"Iya. Awalnya, kita kaget dan kurang setuju. Banyak pertimbangan dan masukan yang kita kasih ke senior sama guru. Tapi, keputusan tetep ada di kepala sekolah. Ya, itulah keputusan beliau." Ucap Beca diselingi helaan nafas.

"Capek ya jadi calon osis?" Pertanyaan Rey membuat Beca tersenyum tipis.

"Banget. Tapi gue suka. Seru aja gitu prosesnya."

Rey merangkul Beca lalu menepuk pundaknya pelan.

"Jangan maksain diri, Ca. Kalo lo gak sanggup, berhenti. Gue bangga karna lo udah bisa sampe sejauh ini." Ucap Rey, berusaha menyemangati Beca.

Baru saja Beca hendak menjawab ucapan Rey, tiba-tiba Ardi mendekatinya.

"Ca! Hari ini lo ikut rapat 'kan?"

Rey menatap Beca. Cewek itu baru sadar kalau wajah Beca jauh lebih pucat. Lalu pandangannya beralih menatap Ardi.

"Rapat lagi? Sumpah. Kalian baru CPO tapi kerjaannya rapat mulu kayak anggota dewan." Kesal Rey.

(Beca)use WhatsAppWhere stories live. Discover now