Satu

4.3K 605 48
                                    

Wakasa bersandar dengan malas pada sofa itu

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Wakasa bersandar dengan malas pada sofa itu. Ia menguap lebar. Tatapannya tertuju pada temannya yang sibuk memperbaiki motor di hadapannya. Dua temannya yang lain sibuk bermain gitar.

Ia beranjak dari atas sofa dan menenteng tokkofuku jacketnya.

"Mau kemana?" Tanya Shinichiro, sahabatnya yang sejak tadi sibuk dengan motor di depannya.

"Aku bosan. Ingin berkeliling." Jawab Wakasa.

Shinichiro mengangguk mengerti. Wakasa berpamitan juga pada Takeomi dan Benkei.

Berjalan keluar dari bengkel motor Shin, Wakasa berjalan menuju motornya. Ia menaikinya dan menyalakan mesin motornya. Ia membawa motornya melaju.

Angin malam menerbangkan surai pirangnya dan memberi belaian lembut di wajah Wakasa.

Ini sudah cukup larut, rute yang ia lewati juga cukup sepi dan ia jarang menemukan kendaraan lain, bahkan orang lain yang lewat.

Wakasa menginjak rem secara mendadak saat irisnya tanpa sengaja melihat seorang gadis berseragam SMA yang tampak dikepung oleh segerombol gerombolan.

"Hei, (Name) kamu menolak pernyataan cintaku kan?"

"Jadi ini gadis yang menolak cintamu? Sombong sekali dia."

"Kurasa dia perlu diberi pelajaran agar tidak terlalu angkuh."

Salah satu pria bersurai hitam maju dan mengapit pipi gadis yang sejak tadi hanya diam sembari memasang wajah datar.

"Kalau kamu memohon cinta padaku sekarang, aku akan meminta mereka untuk tidak mengganggumu."

"Ayo, (Name). Jadilah gadis penurut."

Wakasa mengernyit, ia merasa itu sedikit kelewatan. Bahkan ia merasa jijik saat segerombol pria mengganggu perempuan hanya karena salah satu dari mereka ditolak cintanya.

Mungkin Wakasa akan membantunya. Atas nama kemanusiaan.

Namun belum sempat Wakasa melakukan apa apa, gadis itu lebih dulu bergerak menghantam wajah pria di depannya dengan tinjunya.

Belum puas, gadis itu juga menendang pria itu hingga jatuh terlentang. Setelahnya, dengan luar biasa brutal ia menginjak wajah pria itu berkali kali.

"Heee? Aku nyaris muntah tadi." (Name) menyeringai. Ia sudah berusaha sabar sejak tadi.

Belum puas, (Name) menimpah tubuh lawannya dan meninju wajah lawannya berkali kali. Darah memercik mengotori wajah (Name).

"Gadis ini sudah gila!"

"Kita pergi!"

Empat orang pria lainnya kabur begitu saja meninggalkan temannya yang sudah tidak sadar diri setelah mendapat serangan membabibuta.

Wakasa's Mine (Wakasa x Reader)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin