Monroe (7)

206 41 10
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

AN: part ini berisi flashback dari beberapa kejadian sebelumya. Selamat membaca!

-----Flashback-----

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-----Flashback-----

SUARA getaran ponsel berlambang apple di atas nakas membuyarkan fokus pengusaha tampan yang tengah menikmati service dari sosok kekasih pada kejantanannya. Wajah bersemu merah dengan mata sayu itu menatap padanya. Usaha memuaskan dirinya selalu membuat pria bermarga Jung itu selalu kembali terjatuh dalam pesona pria cantik yang kini mengisi hatinya.

Ia terpaksa menyuruh sang pujaan hati menghentikan aksinya ketika melihat id penelpon yang muncul pad layar ponselnya.

Setelah menyuruh sang kekasih mandi, ia kembali mengenakan celananya dan keluar kamar menuju balkon dengan bertelanjang dada untuk menerima panggilan dari ponselnya.

"Bagaimana?" tanya CEO muda itu to the point dengan nada datarnya.

"Aku sudah mengumpulkan berkas yang kau inginkan, Sajangnim. Semua akan aku serahkan pada pengacara pribadimu besok," sahut suara pria dari seberang telpon.

"Bagus, urus segera secepatnya. Usahakan agar Jung Senior tidak mencurigaimu, tetap waspada dan selesaikan semuanya dengan rapi."

"Baik, Sajangnim."

"Ah, satu lagi Luke," panggil Jaehyun pada seseorang di seberang telpon. "Yang di Paris sudah selesai?"

"On progress, Sajangnim. Kemungkinan akhir tahun semua yang Sajangnim minta akan beres. Tunggu saja kabar dariku setelah selesai dengan Tuan Suh," jawab orang yang dipanggil Luke itu--merujuk pada nama pengacara pribadi sang CEO, Johnny Suh.

"Baiklah kalau begitu. Kalau urusan dengan Johnny sudah selesai, kau bisa menemuiku di kantor."

"Baik, Sajangnim," sahut Luke dengan patuh, kemudian sambungan terputus.

Jaehyun menghela napas, pandangannya jauh menerawang ke depan dimana gedung-gedung pencakar langit dengan ribuan lampunya menghiasi malam kota Seoul. Kota dimana ia tumbuh dan dibesarkan dengan didikan yang keras. Hingga ia jadi seperti sekarang, sosok yang sukses dan sangat mencintai pekerjaannya. Apa yang ia bangun dari nol dengan segenap kerja keras, sekarang berkembang pesat. Kalau saja ia punya kuasa penuh, ingin sekali ia mengendalikan semua untuk dirinya sendiri. Namun banyak hal merintanginya. 

Monroe (Jaeyong)Where stories live. Discover now