Monroe (5)

230 51 7
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Saat itu adalah dua tahun lalu, musim dingin tengah berada pada puncaknya saat Jaehyun melihat sesosok pemuda dengan jaket tebal tampak berdiri di depan gerbang masuk apartemen mewahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat itu adalah dua tahun lalu, musim dingin tengah berada pada puncaknya saat Jaehyun melihat sesosok pemuda dengan jaket tebal tampak berdiri di depan gerbang masuk apartemen mewahnya. Dari dalam mobil yang ia kendarai, sekilas ia bisa melihat kalau pemuda dengan beanie berwarna abu-abu itu memiliki wajah yang manis meski wajahnya sangat pucat. Ia membawa sebuah kotak besar dengan tali sehingga bisa dijinjing di pundaknya. Bagaimana mungkin bisa seorang dengan tubuh sekurus itu berdiri di tengah hujan salju yang begitu dingin di malam hari? Sementara dari dalam mobil dengan penghangat saja ia masih bisa merasakan hawa dingin malam itu.

Terdorong rasa penasaran, pengusaha muda itu menghentikan mobilnya tepat sebelum masuk gerbang utama, di dekat sosok pemuda itu berdiri.

Setelah menurunkan sedikit kaca mobilnya, Jaehyun memanggil pemuda yang tampak menggigil itu, "Hei! Kamu, ya kamu kemari!"

Dengan sedikit terseok pemuda kurus dengan beanie abu-abu itu mendekat, walau kakinya terasa kaku ketika hendak melangkah namun ia paksakan juga.

"Ya Tuan? Tuan memanggil saya?" 

Suara lembut keluar dari bibir pucat yang nyaris berwarna ungu kerena kedinginan. Jaehyun terpana melihat kedua mata bulat cantik milik pemuda kurus itu. Belum lagi wajah tirus dengan rahang tajam itu terlihat begitu kecil dan menggemaskan. Kenapa ada sosok yang begitu cantik padahal itu adalah seorang pria.

Jaehyun berdehem sejenak untuk menetralkan rasa gugup yang tiba-tiba mendera dadanya, "Kenapa kau berdiri di tengah hujan salju di sini?"

"Maaf, saya sedang menunggu orang yang mau membeli lukisan saya. Katanya alamatnya di sini, tapi sudah sejak sejam lalu orang itu tidak muncul juga." Pemuda itu beberapa kali merapatkan jaket serta mengibaskan salju yang menghujani tubuhnya. Bibir tipisnya bergetar karena kedinginan ketika berbicara.

"Jadi yang kau bawa itu lukisan?" tanya Jaehyun sambil menunjuk pada kotak yang tergantung di lengan kurus pemuda itu.

"Ya, Tuan."

Monroe (Jaeyong)Where stories live. Discover now