Monroe (4)

265 63 14
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

JAEHYUN melangkahkan kaki dengan tergesa menuju pintu masuk galery segera setelah ia memarkirkan mobilnya. Pikirannya tertuju pada foto yang masuk melalui pesan satu jam lalu. Sebuah foto yang disertai info mengenai keributan di mall yang melibatkan kekasih dan tunangannya dikirim oleh seseorang dari toko tersebut.

Galery itu sudah sepi ketika pria dengan stelan mahal itu telah masuk dan berada di depan meja resepsionis.

"Maaf kami sudah tutup."

"Ya aku tahu, tapi aku ingin bertemu dengan Lee Taeyong," sergah Jaehyun begitu pemuda bergigi kelinci itu menolak kunjungannya di galery.

"Dia tidak di sini," balas Doyoung ketus. Ia masih marah sejak kejadian di mall tadi. Keributan itu membuat sahabatnya harus kembali terluka, dan penyebabnya tak lain karena hubungannya dengan pria yang kini tengah berada di depannya.

Ya, Doyoung mengakui, pria yang jadi kekasih sahabatnya ini mempunyai kharisma luar biasa. Tak heran kalau Taeyong begitu saja merelakan diri jatuh dalam dekapan orang yang telah memiliki tunangan itu.

"Aku tahu dia masih di sini. Tolong jangan mempersulit aku untuk bertemu dengannya. Aku sudah tahu kejadian di mall itu, dan aku sangat ingin bertemu dia sekarang." Jaehyun tampak tak sabar dan cemas pada saat bersamaan.

Doyoung menghela napas, percuma juga menghalangi pria ini. Dia pasti akan ngotot dan memaksa bertemu Taeyong bagaimana pun caranya.

"Baiklah, dia ada di dalam. Anda boleh menemuinya, tapi tolong jangan buat dia kembali bersedih," ucap Doyoung akhirnya memberikan akses masuk pada Jung Jaehyun.

"Ya, terimakasih," ucap Jaehyun seraya melangkah menuju dimana kekasihnya biasa berada.

Jaehyun membuka sebuah pintu dimana kekasihnya biasa berada untuk beristirahat dalam galery tersebut. Ruangan tak begitu luas itu menyimpan beberapa hasil lukisan yang terpajang di dinding dan sebagian hanya di sandarkan di lantai. Pencahayaannya temaram dan sebuah sofa bed terletak di sudutnya--dimana kekasihnya tengah tertidur di situ.

Pria perlente dengan wajah bak pangeran negeri dongeng itu tak ragu untuk berjongkok di depan sang kekasih yang tengah terlelap damai. Alisnya berkerut ketika melihat sebuah luka robek yang belum mengering sempurna di pelipis pemuda itu. Ia pun mengusap pelan wajah kekasihnya yang memerah, masih terlihat bekas tamparan yang ada di pipi kirinya. Dada Jaehyun berdenyut sakit.

"Maafkan aku, ini pasti sakit..." bisik Jaehyun pelan sambil mengecup lembut kening kekasihnya.

Taeyong menggeliat pelan merasakan sentuhan pada wajahnya. Tidurnya yang tak begitu lelap terusik dengan adanya pergerakan di dekatnya. Perlahan ia membuka mata dan mendapati sang kekasih yang tengah tersenyum memandanginya.

"Hyung..?" panggil Taeyong dengan suara yang masih serak.

"Maaf, aku membangunkan tidurmu ya?" Sebuah senyuman disertai lekukan manis di kedua pipi menyertai ucapannya. 

Monroe (Jaeyong)Where stories live. Discover now