01. Olahraga pagi

Start from the beginning
                                    

***

Kedua remaja nampak tengah melakukan pemanasan sebelum memulai aktivitasnya.

"Kiw cogan!" seru Rani pada cowok random yang tengah berlari.

Sontak Intan yang mendengar seruan genit sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Memang Rani itu tidak bisa melihat jantan ganteng sedikit pun jika bertemu ya seperti ini, kumat genitnya.

"Tan, lihat deh cowok yang di sebelah sana ganteng banget gilaaa!" pekik Rani heboh sambil menunjuk ke arah cowok yang ia maksud.

"Pantes aja lo semangat banget gue ajak lari, ternyata poin plusnya lo sekalian cuci mata kan." jawab Intan di balas cengiran oleh Rani.

"Dah ah sana lo aja yang lari, gue mau cari jodoh siapa tau jodoh gue nyelip diantara salah satu cogan disini." kata Rani.

Intan memutar bola mata jengah. "Makan tuh jodoh!" kata Intan sambil melempar handuk bekas mengelap keringatnya.

"HEH INTAN KURANG AJAR YA LO, AWAS AJA LO PULANG GUE TINGGAL!" kesal Rani karena Intan langsung ngacir setelah melempar handuk bekas keringatnya itu.

"Dah ah mending gue lanjut godain cogan-cogan." kata Rani.

Intan berlari kecil sambil sesekali mengusap keringat di pelipisnya. Di temani dengan alunan musik Taylor Swift berjudul "Cruel Summer".

30 menit berlalu dan Intan sudah mulai kehilangan sedikit energinya, ia memutuskan rehat sejenak sambil mencari keberadaan sahabatnya namun nihil Rani tidak nampak batang hidungnya sama sekali.

Tidak ambil pusing karena Intan sangat tahu sifat sahabatnya itu, nanti juga datang sendiri pikir Intan.

Intan mencari pedagang untuk membeli air mineral karena tadi ia lupa membawa dari rumah.

"Pak air mineralnya satu dong." kata Intan pada penjual tersebut.

"Lima ribu rupiah neng." kata penjual itu ramah.

Intan merogoh saku celananya namun sesuatu yang ia cari tidak ketemu. "Pak maaf sekali tapi sepertinya uang saya jatuh entah dimana, kalo bayarnya pake Qris bisa gak ya pak?" tanya Intan.

"Kuris itu apa ya neng?" kata bapak itu.

Intan menggaruk pelipisnya yang tak gatal, jujur ia terlihat seperti orang bodoh sekarang. Mana mungkin pedagang asongan menyediakan metode pembayaran seperti Qris.

"Air mineral dua pak!" seseorang yang ternyata sedari tadi mengantre di belakang Intan bersuara.

Intan terkejut dengan suara bas di belakangnya. "Emm... Maaf sekali lagi pak saya cari teman saya dulu ya, nanti saya balik lagi kesini." kata Intan lalu mundur membiarkan cowok itu membayar belanjaannya.

"Duh Intan bodoh banget sih, malu-maluin aja deh!" kata Intan merutuki dirinya yang lalai.

"Ini juga anak satu di telfon gak di angkat-angkat!" kesalnya pada Rani.

"HUWAA MAMA HAUS BANGET!" rengek Intan.

Seseorang yang sedari tadi memerhatikan gerak-gerik Intan tersenyum simpul melihat gadis itu misuh-misuh tidak jelas.

Tanpa basa-basi cowok itu mendekat ke arah Intan lalu menyodorkan air mineral yang ia beli tadi.

Lagi-lagi Intan terkejut, ia menatap bingung cowok di hadapannya. Jujur Intan sangat ingin berteriak melihat pemandangan di depannya.

Entah mimpi apa ia semalam sampai-sampai bertemu dengan cowok ganteng seperti di dunia orange.

"Ganteng banget gilaaa!" jerit Intan di dalam hati.

Cowok itu menepuk pundak Intan pelan dan Intan langsung tersadar dari lamunannya.

"S-sorry." kata Intan kaku.

"Untuk lo." kata cowok itu singkat.

Mau tak mau Intan menerima pemberian cowok itu. "T-thanks." jawab Intan.

Tanpa menjawab lagi cowok itu langsung melanjutkan larinya, Intan di buat bingung dengan perlakuan cowok itu.

"Gak bisa, gak bisa ganteng banget woii."

"Tapi ini gak di kasih racun kan sama dia?"

"Lagian masa iya cowok seganteng itu melakukan kejahatan sih."

"Bodo ah gue haus!" setelah ngoceh tidak jelas akhirnya Intan memutuskan untuk meminum air mineral pemberian cowok tadi.

"Cie cieee yang di kasih minum sama cowok." kata Rani.

Ternyata sedari tadi Rani melihat interaksi Intan dengan cowok itu dari kejauhan.

Intan tersentak kaget. "Dari mana aja lo! Gue telfon gak di angkat-angkat." kesal Intan.

"Biasalah Tan, lo kaya ga tau gue aja!"

"Tobat Ran dunia udah tua, lo juga udah bau tanah masih aja jadi fuck girl."

"Ngeri banget dah tuh mulut kalo ngomong."

Intan menatap aneh sahabatnya yang senyum-senyum sendiri. "Waras lo?" tanya Intan.

"Ternyata lo diam-diam menghanyutkan ya Tan."

Intan menaikkan sebelah alisnya, tidak mengerti maksud perkataan Rani.

"Gue tinggal bentaran tapi udah dapet banyak lo, pake acara ngasih-ngasih air minum lagi, info peletnya dong kakak gue mau pasang juga nih." kata Rani sambil mencolek pipi Intan.

Intan menoyor pelan kepala Rani. "Otak lo tuh cuci, biar gak aura negatif mulu yang muncul di pikiran lo!"

"Sensi amat kak, bercanda kali."

"Udah ah ayo pulang capek banget nih gue!" ajak Rani.

"Cape apaan lo, lari aja enggak!"

"Cape mengejar mas-mas ganteng, dah ah lest goo!" kata Rani sambil menarik tangan Intan untuk segera pulang ke rumah.

***

Gimana, gimana untuk part hari ini?

Kira-kira siapa sih cowok yang ngasih air mineral ke Intan?

Kalo kalian di posisi Intan gimana perasaannya di kasih minum sama cogan?

Kalo aku sih langsung meleyot pasti

Ayo vote dan komen yaaa biar aku semangat updatenya..

See you next part..

Salam sayang, Lia❤️

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DIA ALVENUSWhere stories live. Discover now