Bab 5 - Ern dan Ven.

Mulai dari awal
                                    

Dari yang Anastasia tahu—kalau berdasarkan bahasa ekor kucing—gadis kucing itu pasti merasa tenang tapi nggak terlalu yakin. Jadi dia memutuskan untuk mencoba mengejutkannya.

Anastasia lalu menghampirinya dan memegang ekor gadis kucing itu dengan erat.

"KYAAAAAHHHHNNNNN!!!"

Gadis kucing itu langsung teriak dengan keras.

Anastasia bisa melihat bulu telinga dan ekor gadis kucing itu ikut berdiri saat dia memegangnya.

"A-anu nona Elva. Ekorku, saya mohon ekorku jangan dipegang dengan keras." pinta gadis kucing itu sambil meringis kesakitan.

Begitu ya? Anastasia baru paham kalau ekornya benar-benar ekor asli. Dia bahkan bisa merasakan tulang ekor gadis kucing itu yang ikut terasa gemetaran di tangannya. Dia tahu kalau manusia biasa punya tulang ekor, tapi dia baru tahu kalau misalnya ada manusia yang punya ekor, bisa sensitif itu.

Anastasia lalu meremasnya lagi dengan keras mencoba melihat bagaimana reaksinya lagi.

"KYAAAHHHHNNN!" teriak gadis kucing itu lagi dan kali ini tubuhnya langsung ambruk ke bawah, "Kumohon, kumohon, ampuni saya nona Elva," rintihnya, "Ekorku, ekorku sakiiittt"

Benar-benar mirip kucing kalau ekornya dipegang seperti itu. Anastasia benar-benar puas melihatnya. Setelah itu dia melepas ekor gadis kucing itu dan menoleh kepada gadis anjing. Apakah reaksinya sama?

"Kamu kemarilah!" panggil Anastasia.

Gadis anjing itu terlihat kaget saat dipanggil. Dia terlihat ketakutan setelah melihat apa yang dilakukan Anastasia kepada teman gadis kucingnya. Dia pelan-pelan mendekat dengan menundukkan kepalanya.

"Sekarang kamu duduk." perintah Anastasia.

Gadis anjing itu reaksinya sama seperti temannya ketika disuruh duduk. Tapi bedanya, dia langsung mematuhi dan duduk di kursi itu pelan-pelan.

Anastasia suka melihatnya karena gadis anjing itu lebih menurut ketimbang gadis kucing tadi. Sesuai ekspektasinya kalau anjing pasti mau nurut.

Anastasia juga melakukan yang sama kepada gadis anjing itu. Dia memeriksa telinganya apakah asli juga atau tidak. Dan ternyata asli! Dia lalu melanjutkan memeriksa mulut gadis anjing itu.

Berbeda dengan gadis kucing tadi. Gigi depannya semuanya berbentuk taring dengan 2 gigi taring panjang di bagian sisi samping. Sisanya mirip dengan gigi manusia.

Terakhir, Anastasia menyuruh Gadis Anjing itu berdiri dan berbalik.

Hanya saja, gadis anjing itu ketakutan karena tahu apa yang ingin dilakukan Anastasia. Meskipun dia menurut untuk berdiri dan berbalik, tubuhnya gemetaran dan ekornya turun.

Anastasia tidak terlalu memperdulikannya dan mencoba memegang ekor anjing itu.

"WAAAHHHNNNN!!!!" teriak gadis anjing itu.

Sama dengan gadis kucing, ekor gadis anjing ini juga sama-sama sensitif. Anastasia baru tahu soal ini karena dia tidak pernah punya anjing peliharaan. Hanya saja, Anastasia baru tahu kalau ekor gadis anjing ini terlalu sensitif. Jadi saat dia memegang dengan erat, Gadis anjing itu langsung ambruk ke bawah.

Gadis anjing itu tidak mencoba meminta agar Anastasia berhenti memegang ekornya. Tapi dia hanya bisa merintih kesakitan dan menangis. Bahkan saat Anastasia mencoba memegangnya dengan keras, gadis anjing itu hanya merespon dengan merintih kesakitan lagi sampai dia pingsan.

Anastasia lalu berhenti memegang ekor gadis anjing tersebut. Hanya saja. karena dia kurang puas dengan responnya, dia kembali ke gadis kucing dan mendekatinya.

Raise - TsarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang