-21-

360 45 4
                                    

"Lagi ngapain?" Tanya Althaf melalui sambungan vidiocall nya bersama pacar barunya,

"Baru habis mandi," jawab Thala disebarang sana,

Althaf pun menengok jam yang ada di dinding kamarnya yang kini menunjukkan jam tujuh malam.

"Tumben jam segini baru mandi?"

"Itu tadi habis dimintain bantu sama mama buat bikin cookies, jadi ya kotor lagi"

Althaf tersenyum mendengarnya, ia lega mendengar Thala yang semakin hari menjadi lebih akrab dengan tante Julia, paling tidak jika kakak dan ayah Thala tidak bisa menjadi alasannya untuk merasa betah tinggal disana, masih ada tante Julia yang baik untuk mengurus kekasihnya meskipun tak jarang Thala masih mengeluh merasa kurang nyaman.

"Udah jadi cookies nya?" Tanya Althaf,

"Nggak tau, tadi masih dioven terus aku tinggal naik ke kamar buat bersih-bersih"

"Udah makan?" Tanyanya lagi,

"Belum, pengen somay" jawab Thala dan mendapat kekehan dari Althaf

"Yaudah siap-siap aku jemput, kita beli di deket SMP kita dulu" ucap Althaf mendapat pekikan senang dari Thala,

Setelah sambungan telpon itu ditutup, Althaf segera mengambil jaket dan kunci mobilnya dan segera keluar dari kamar.

Diruang keluarga Althaf melihat kakak perempuannya yang terlihat seperti seorang pengangguran, lihat saja pakaiannya, compang-camping jangan lupakan berbagai macam cemilan yang ada di depannya.

"Pantes gak laku-laku" batinnya,

Althaf baru saja akan membuka pintu jika saja suara sofia tidak mengintrupsinya,

"Mau kemana lo?" Tanya sofia, saat melihat pantulan tubuh Althaf dari televisi,

"Mau keluar bentar,"

"Sama siapa?"

Althaf berdecak sebal jika sifat kepo Sofia sudah muncul,

"Sama temen gue, dah ya gue cabut dulu"

Ia terpaksa berbohong, karena jika dia menyebut nama Thala bisa-bisa semuanya rencananya dengan Thala rusak karena perempuan satu itu,

"NANTI PAS BALIK BELIIN GUE JAJAN YA!" teriak Sofia,

"Ya!"

Althaf selalu bertanya-tanya dikeluarganya tidak ada yang memiliki sifat seperti Sofia yang sangat bar-bar, entah salah makan apa perempuan itu sewaktu kecil.

Mobilnya ia kendarai melaju membelah jalanan untuk menuju kerumah Thala. Tak butuh waktu yang lama kini ia sudah sampai di depan rumah Thala, dan melihat Thala yang sudah siap di depan pagar rumahnya.

"Nunggu lama?" Tanya Althaf saat Thala sudah masuk kedalam mobilnya,

"Nggak kok, barusan aja aku keluarnya."

"Aku" kata itu tidak memiliki pengaruh apapun saat tadi atau biasanya ia dengar melalui sambungan telpon, tapi kenapa sekarang seolah menjadi kata keramat yang membuat jantungnya berdesir ketika diucapkan secara langsung?

"Kenapa Al?" Tanya Thala melihat Althaf yang tiba-tiba diam,

"Eh? Enggak. Enggak apa-apa," elaknya kemudian setelah itu ia kembali melajukan mobilnya menuju tempat penjual somay langganan mereka.

==========

"Untung tadi kita sampainya agak cepet, kalau nggak mungkin sekarang aku nggak bakal bisa makan somay" ucap Thala yang terlihat menggemaskan bagi Althaf,

[idk] sukhoonWo Geschichten leben. Entdecke jetzt