-8-

555 76 35
                                    


Senin. Hari yang sangat dibenci oleh sebagian orang, tak terkecuali Arthala tentu saja. Pagi ini dia masih berada di Mansion Ayahnya. Entah lah, ini hal yang terbilang cukup langka karena semenjak menduduki bangku SMA yang kemudian memilih untuk tinggal sendiri, Arthala benar-benar tidak pernah singgah berlama-lama disini.

Tak ingin ambil pusing dan membuatnya telat ke Sekolah, Arthala pun mulai bergegas untuk segera turun ke bawah. Jangan salah paham. ia akan langsung berangkat ke Sekolah, dan tidak memiliki niatan untuk bergabung bersama Ayah dan Abangnya yang sedang sarapan di meja makan.

Ketika sudah sampai di lantai bawah, Ia hanya melenggang begitu saja tanpa menyapa ataupun berbasa-basi. Baginya itu membuang waktu.

"Dasar tidak punya sopan santun," Sebuah kalimat yang nyatanya masih tertangkap oleh indra pendengarnya meskipun suara tersebut tidaklah keras. Namum balik lagi, ia tidak ingin menggubrisnya dan memilih untuk berlalu serta mengabaikan ucapan itu.

Lewat dari 3 menit saja, maka bisa dipastikan ia akan terlambat. Rasanya Thala merasa bersalah kepada si merah karena memacunya begitu cepat tadi. Tapi disisi lain ia bersyukur karena tidak terlambat hari ini.

Ia pun segera bergegas menuju ke kelas dan meninggalkan si merah yang sudah terparkir cantik di area parkiran.

"Lo gapapa ?"

"Ada yang luka ??" Kalimat sambutan yang didapatkan Arthala ketika menginjakkan kakinya di kelas.

Sedangkan Jevran yang masih sibuk membolak balik kan badan temannya itu mengecek apakah ada luka atau tidak di tubuhnya,

"Gue gapapa Vran. Udah gue bilangin juga !!?" Ucap Arthala yang membuat Jevran menghentikan kegiatannya.

"Ya kan gue takut lo ada luka lagi. Yang kemaren aja belom ilang bekas yang di perut lo."

PLAAKKK

"Apaan sih, salah apa coba gue ?? Pagi-pagi dah kena pukul." Gerutu Jevran setelah mendapat pukulan maut dari tangan Arthala,

"Ya lo ngapain liat-liat perut gue ??"

"Bukan ngeliat, tapi keliatan pas kemaren diperiksa dokter, ogeb !!"

"Temen-temen 10 menit lagi harus udah kumpul di lapangan pakai seragam olahraga. Kata Pak Andi kalau telat suruh keliling lapangan 15 kali !!" Ucap Sang Ketua kelas.

Mendengar itu Jevran dan Arthala langsung cabut ke toilet untuk mengganti pakaian mereka.

Setelah selesai mengganti pakaiannya. Semua siswa kelas Arthala kini tengah melakukan pemanasan sebelum memulai kelas olahraga.

Selama pemanasan Thala menengok kebelakang dan kesamping, untuk memcari keberadaan Alvin. Namun ia tidak menemukan keberadaan bocah itu,

"Tuh orang mesti bolos, huhh... kelihatan banget nakalnya," batin Thala

"Nyari siapa lo dari tadi nolah noleh terus ??" Tanya Jevran yang berada di sebelahnya,

"Hah ?? Nggak, nggak nyari siapa-siapa gue." Jawabnya dan kembali fokus untuk melakukan pemanasan.

Kegiatan olahraga kali ini adalah permainan bola basket. Hal yang sangat dihindari Arthala, karena ia begitu payah jika menyangkut bola orange tersebut. Sangat berbanding terbalik dengan dua sahabatnya yang notabenya adalah anggota tim basket kebanggaan Sekolahnya.

"Tau gini gue skip aja tadi," gerutu Thala yang terdengar oleh telinga Jevran.

"Sekap sekip sekap sekip. Hobi bener lu bolos, poin lu noh udah banyak banget. Gak naik kelas mampus," ujar Jevran sambil men-dribble bola orange itu.

[idk] sukhoonWhere stories live. Discover now