[NAW]. Hilangnya karyawan

3.8K 369 9
                                    

“Cinta dan kasih sayang akan membutakan seseorang”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Cinta dan kasih sayang akan membutakan seseorang”

••••••

Saat ini Issa berada didepan sebuah ruangan dengan nama 'Ruang Rapat 3'. Ruang rapat sendiri dibedakan menjadi 4, yaitu. Ruang rapat utama, ruang rapat 1, ruang rapat 2 dan ruang rapat 3. Sebenarnya ruang rapat tidak memiliki perbedaan hanya angka yang tertera pada setiap ruangan agar tidak salah dan karna jika dinamakan dengan sebuah nama, waktu itu tidak terpikir apa dan hanya sebuah angka yang muncul akhirnya ruangan itu hanya diberi angka pada setiap ruangan.

Tapi, para karyawan menyebarkan gosip bahwa ruang rapat pada nomor akhir adalah ruangan paling buruk. Jadi saat seorang yang berkerja sama dengan perusahaan ini mereka berharap agar mendapatkan ruang rapat 1 atau utama tanpa tahu apa guna ruang utama.

Ruang utama digunakan untuk diskusi para pekerja yang ada diperusahaan itu, sehingga tidak ada rapat oleh perkerjasamaan yang dilakukan disitu. Tapi lagi dan lagi rumor buruk akan menyebar.

"Mulut seorang itu beracun, mudah meludah" Issa berkata sarkas saat tak sengaja mendengar karyawan yang tak ia kenal bergosip. Mereka membalik badan saat mendengar Issa menyindir mereka, "Anda siapa berani mengatai kami?"

Mereka tersenyum miring, menatap Issa dari bawah keatas. "Sepertinya anda wanita yang mau mengejar-ngejar Tuan CEO kan?" Mereka menggelengkan kepala lalu pergi.

Issa. Menghiraukan mereka lalu masuk tanpa mengetuk pintu "Maafkan saya yang terlambat datang Tuan Askaliam" Issa sedikit membungkuk dengan mengangkat ujung gaun. Tatakrama bangsawan yang memang diajarkan pada Issa.

"Sebelumnya perkenalan saya 'Issandra Klaudia Mahendra'" Dengan penekanan Issa melanjutkan "CEO asli sekaligus pemilik perusahaan ini" Issa tersenyum pongah.

"Ah iya tidak apa-apa Nona, kebetulan rapat belum dimulai"

"Mari kita mulai jika begitu"

Mereka memulai dengan hikmat tanpa menyadari dua orang yang mereka acuhkan menahan amarah.

"Rapat selesai, dengan ini saya nyatakan kita memiliki ikatan kerja sama" Saling menjabat tangan dan memberi basa-basi sebelum para karyawan dan Tuan Askaliam keluar. Menyisakan tiga orang dengan dua orang yang marah dan satu orang yang merasa tak berdosa telah membuat seseorang marah.

"Hadiri rapat diruang utama" Ingin berlalu sebelum pangilan itu "Tinggu" Memberhentikannya sejenak dan melanjutkan untuk pergi dari sana tidak perduli pada orang itu yang memanggilnya dengan berteriak.

°°°

Ruang Rapat Utama

Issa berada didepan dengan panggung kecil sebagai pijakannya. Lalu mulai menatap semua orang yang sudah berkumpul termasuk Duo Bajingan Keparat "Tidak ada basa-basi karna nyatanya ini bukan rapat, saya hanya meluruskan apa yang sudah tidak lagi dijalannya. Dan kalian, pasti bertanya-tanya kepada saya. Siapa saya? Siapa yang berani memanggil kalian kesini? Kalian pasti tidak mau dipanggil jika bukan Tuan CEO kalian kan?" Issa mengambil Mikrofon dan mulai berbicara dengan penekanan pada kata 'Tuan CEO kalian kan'

Issa menghadap Wale lalu mengisyaratkan agar menyerahkan apa yang ia minta.

Ia menempelkan semua dokumen pada papan pemberitahuan dengan pin. "Saya hanya melihat 3 karyawan lama yang tersisa" Xander membeku tidak tahu jika permintaan Gisel yang ingin memecat semua karyawan tidak main-main, ia tahu semua karyawan disini diseleksi langsung oleh Tuan Mahendra.

Gak tahu kenapa tapi Pookie ngerasa kecewa aja 300 viwers tapi yang vote hanya beberapa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gak tahu kenapa tapi Pookie ngerasa kecewa aja 300 viwers tapi yang vote hanya beberapa.

Tapi karna Pookie udah janji 300 viwers Pookie up jadi up deh. Moga sukaa! Selanjutnya Pookie mau 380 viwers.

Untuk hari-hari berikutnya Pookie bakal kosong jadwal gaada kegiatan sekolah, mungkin Pookie bakal sering up

Bad MomWhere stories live. Discover now