2|•BM• Mulai! [Awal dari kehidupan baru]

8K 715 5
                                    

"Saya tidak menyalahkan orang tua yang mendidik saya seperti itu, nyatanya kisah orang tua saya lebih tragis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya tidak menyalahkan orang tua yang mendidik saya seperti itu, nyatanya kisah orang tua saya lebih tragis. Tapi...
Yang saya tanyakan kenapa mereka juga ingin anaknya merasakannya?"

••••••

Saat terbangun wanita itu masih duduk disana dengan pandangan kosong. Cairan bening menetes lagi saat mengingat skripsinya yang hanya tinggal sidang.

Tidak-tidak ia tidak boleh begini ia seharusnya bersyukur bisa hidup lagi, walau ditubuh seseorang yang sudah meninggal. Tak apa setidaknya ia masih diberi kesempatan untuk hidup kan?. Oke yang sekarang ia pikirkan hanya 'Sudah sampai mana novel ini?'.

Ia kemarin melewatkan halaman terakhir karna keburu mati, lantas dihalaman terakhir itu berisi apa? Tapi apakah penting? Itu kan hanya tambahan yang diinginkan pembaca jadi tak terlalu penting.

Mungkin?

Issa menghapus kasar air matanya. Ia harus bersyukur, harus!

Issa berdiri dan sedikit merapikan penampilannya, lalu kekamar mandi melakukan ritual mandinya. Saat dikamar mandi ia terkejut, banyak sekali skinkernya!! Ia sepertinya akan betah disini. Tapi bukan berarti ia dengan mudah beradaptasi, jika tubuh ini mendukung karna memang sudah melekat sifat yang ditinggalkan pemilik asli sepertinya mudah.

Saat mencari lemari ia tak menemukannya hanya sebuah ruangan yang berisikan lengkap seperti tas, baju dan aksesoris lainnya. Ia ingat dijelaskan di novel bahwa Issa setelah berubah memiliki penampilan yang Make up menor tapi cantik, juga pakaian dan parfum yang sedikit menyengat. Tapi sekarang dia yang ada ditubuh ini jadi suka-sukanya kan? Ia tidak suka berpenampilan yang seperti itu. Jadi ia mengambil dress rumahan dengan parfum buah yang cocok untuk di pagi hari. Ia berjalan menuju meja rias memoles sedikit mukanya tak tebal hanya tipis seperti natural. Walaupun anak kos ia terbiasa mengunakan dress dari pada lainnya karna ia dulu adalah anak Magang yang menjadi Sekertaris CEO wajar jika ia terbiasa.

Setelah selesai ia keluar ingin mencari anak-anak tubuh ini, tapi sekarang tentu sudah menjadi anaknya.

Tapi saat menuruni tangga ia tak melihat satupun anaknya yang ada hanya lah Maid yang berlalu lalang. Ia menyerah, akhirnya ia bertanya pada salah satu maid yang lewat didepannya "Em maaf, Bibi tau dimana Naven" Seingatnya salah satu anaknya bernama Naven.

Maid itu sempat tersentak kaget sebelum menjawab. Jelas sekali bahwa maid itu kaget karna tutur kata bicaranya serta prilakunya, tubuh ini memperlakukan semua orang semena-mena sesukanya. Tubuh ini juga memiliki sifat acuh tak acuh pada sekitar. "Maaf nona, tuan muda sedang ada pelajaran bersama Pelangi teman maid kami yang ditugaskan tuan untuk mengajari tuan muda"

"Hah? Bukannya mereka baru berumur 2 tahun, masih sangat muda. Aku juga sempat mendengar pagi tadi, ada orang yang meninggikan suara. Siapa?." Benar. Ia tadi pagi waktu akan mandi mendengar seseorang berteriak dengan kata makian, tak pantas jika itu terdengar anak kecil.

Tapi yang ia lihat disini malah maid yang bergetar ketakutan, ada apa sebenarnya. Ia tak begitu mengingat novel itu. "I-itu suara Pelangi nona." Pelayan itu menunduk takut "Dan untuk pelajarannya itu langsung disuruh oleh tuan, kami juga kurang tau. Maaf nona kami benar-benar minta maaf jika teriakan itu menggangu nona."

"Oh, tidak, tidak menggaguku sama sekali. Tapi tak pantas jika terdengar anak kecil. Apalagi jika terdengar anak-anak ku, kasian mereka sikapku sudah tidak baik jangan diberi beban lagi. Dan dari mana berasal nya suara itu? Ayo antarkan aku"

Maid itu malah tambah ketakutan tak ada pilihan lain ia harus mengantarkannya, dia sudah tidak mau berurusan dengan nyonya rumah ini. Walaupun tidak dibentak atau dikasari lagi itu malah tambah menyeramkan menurutnya. "Mari nona saya antarkan" Maid yang berasal dari desa bernama Sintia itu mengantarkan Issa kesebuah ruang belajar samping perpustakaan, tak ayal dirinya mendengar makian itu ruangan ini hanya berjarak 4 pintu dari kamarnya. Keruangan itu pun ia harus menaiki tangga lagi, huh lumayan melelahkan untuknya. Kenapa juga sih kamarnya berada dalam lantai 3 lantai paling atas?

"Silahkan nona" Selesai mengantarkan maid itu langsung permisi mengundurkan diri.

Issa membuka pintu, sebelum membuka pintu ia masih sempat mendengar makian. Sedang apa sih didalam sana?

Ia kaget? Tentu saja saat ia membuka pintu yang ia lihat layangan tangan yang akan mendarat mulus dipipi anaknya. Langsung ia mencegah tangan itu dan balik menampar. Sedikit besar suara tamparan itu tapi ia tak perduli. Pandangannya menjadi dingin.

Issa buru-buru memangil bodyguard dan menyuruh mereka untuk menelfon polisi setelah penyelidikan dan beberapa pertanyaan yang dilakukan oleh sang anak maid itu dinyatakan bersalah dan dihikum penjara 5 tahun serta denda 100 juta.

Issa berjongkok menatap mereka "Naven tak apa? Hm" Mereka menatap terkejut ke Issa. Naven tak kunjung menjawab jadi Navin yang menjawab "Ti-tidak apa-apa nona" Navin menjawab gugup. Mereka adalah anak kembar 3 Navin paling tua Naven anak tengah dan Navan anak akhir.

Issa menyerit "Hey, kenapa Navin memanggil Mommy dengan nona?"

"Nona yang menyuruh kami" Ucap Navin sambil menunduk. Issa terkejut, kenapa tak dijelaskan di novel? Tersenyum Issa menjawab "Sekarang kalian memanggil Mommy dengan pangilan Mommy oke! Dan maafkan sikap Mommy selama ini"

Mereka menatap berbinar, walaupun selama ini mereka sedikit diberi kekerasan oleh Mommy mereka tapi mereka tak sekalipun merasa trauma malah mereka sudah memaafkan Mommy mereka dari lama "Benalkah Mommy athu sudah memaafkan Mommy dali lama" (Benarkah Mommy aku sudah memaafkanmu dari lama) Navan berujar sambil berlari memeluk Issa. Issa menerimanya dengan senang hati, "Iya, kalian tidak mau memeluk Mommy?" Issa bertanya mengoda. Mereka yang ditawari pun menghambur menabrak Issa dengan pelukan.

"Emh, kalian belum mandi ya bau sekali" Issa menutup hidung pura-pura kebauan padahal tak sama sekali mereka malah wangi bau susu.

"Kami tadi lansun ditelet oleh bibi tadi macannya cami belum mandi" (Kami tadi langsung diseret oleh bibi tadi makannya kami belum mandi)

"Eh, sekarang mari Mommy mandikan!!" Issa berujar penuh semangat.

Selesai diperbaiki! ✿✿✿✿✿✿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selesai diperbaiki!
✿✿✿✿✿✿

Bad MomWhere stories live. Discover now