"Saat ini, ilmu kesehatan dianggap sebagai salah satu faktor seberapa besar dirimu bisa berkembang. Bukan hanya sekedar latihan dan mengasah jutsu, tetapi menjaga kesehatan lahir dan batin juga menjadi pendorong untuk membentuk seberapa kuat diri seorang shinobi."

Sekejap mata mereka bertemu. Emerald bersibobrok dengan jade. Gadis merah muda itu tertegun sejenak namun kembali sadar ketika Gaara melempar senyum tipis padanya, membuat Sakura langsung membalasnya dengan seulas senyum yang tak kalah manis.

"Hari ini, dalam kegiatan pelatihan ilmu ninja medis, aku berharap di antara kita memperoleh pelajaran penting dan mengaplikasikannya di desa kita masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan ilmu baru pada kita semua, dengan harapan perkembangan dunia shinobi akan semakin membaik karena didukung oleh ilmu kesehatan yang baik pula."

Sakura menelan ludahnya kasar. Kini ekspresinya kembali serius ketika pemuda itu melakukan hal yang sama. Melihat Gaara yang tengah berdiri tegak dan berbicara seperti itu membuat dirinya merinding. Sosok berambut merah itu tampak keren dan seksi berkali-kali lipat dengan jubah Kazekage kebanggaannya. Wajah tegas serta nada bicara yang pasti membuatnya tampak karismatik, sangat berbeda dengan Gaara yang biasanya berdiri di sampingnya.

Entah kemana hilangnya sosok kekasihnya yang jahil dan menyebalkan itu. Seolah sosok yang selalu ia jumpai sangat berbeda dengan sosok yang tengah berdiri di depan sana. Kendati demikian hal itu tidaklah menjadi alasan untuk Sakura membuat satu pengakuan, bahwa untuk kesekian kalinya, Sakura jatuh ke dalam pesona pemuda itu.

"Akhir kata, aku mengucapkan selamat datang kepada kalian semua. Sebagai seorang Kazekage, aku mengucapkan terima kasih kepada para pemateri hebat yang telah bersedia membagi ilmu kalian selama kegiatan ini berlangsung. Semoga dengan diselenggarakan acara ini, dapat memberikan manfaat yang luar biasa dalam kemajuan dunia shinobi."

Pidato itu ditutup dengan tepuk tangan riuh serta sorakan heboh. Gaara menundukkan sedikit kepalanya kemudian beranjak dari podium. Saat melangkah menuruni panggung, tatapan Gaara dan Sakura kembali bertemu. Pemuda itu tersenyum tipis padanya kemudian membuka mulut, mengucapkan sesuatu tanpa suara.

Semangat.

Sakura menyadari hal itu. Ia tersenyum lebat lalu mengangguk. Tiba-tiba gugup yang menyerang sedari tadi pergi entah kemana. Gadis itu mengangkat tinjunya hingga batas dada, meyakinkan Gaara jika ia bisa memberikan yang terbaik.

Aku tidak akan kalah keren darimu, lihat saja nanti.

***

"Hahhh... Leganya..."

Ino terkekeh geli di depannya. Gadis itu menyuapkan nasi kare yang baru saja dihidangkan oleh pihak konsumsi untuk para tamu undangan di acara ini. Saat ini kedua kunoichi sekaligus iryo-nin dari Konoha tengah menikmati makan siang mereka. Sakura dan Ino memilih untuk membawa menu makan siang mereka di pojok ruangan, duduk berdua dan membiarkan junior mereka berbaur dengan ninja medis dari desa lain setelah memastikan keadaan mereka baik-baik saja. Terlebih lagi Ino mengaku jika ia merasa kurang nyaman dengan kondisi seperti ini, dimana ia yang hanya menguasai teknik dasar medis justru diangkat menjadi asisten Sakura.

"Sampai detik ini aku bingung mengapa kau dengan teganya menuliskan namaku sebagai asistenmu. Padahal kalau dipikir-pikir, ada banyak ninja medis yang lebih pantas," ujar Ino lalu menyantap suapan pertamanya.

Sakura menggeleng tegas dengan mulut yang sibuk mengunyah. "Hanya kau yang pantas. Ayolah, kenapa kau selalu merendah seperti itu? Kemampuanmu telah berkembang pesat sejak usai perang. Masa kau tidak menyadarinya?"

"Aku tidak yakin tentang itu." Ino memicingkan matanya. "Sudahlah. Aku akan melakukan apapun untukmu asal bukan aku yang berbicara di atas sana."

"Kata siapa?" tanya Sakura lalu kembali menyantap nasinya. "Kau akan kebagian tugas untuk berbicara. Kau pikir aku mau menderita sendirian dengan semua ini?"

Cicatrize ✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum